Warga Kampung Luar Batang Masih Butuh Penjual Air Keliling
Siti mengatakan, dengan kondisi tersebut dirinya masih kerap membeli air bersih dari penjual air gerobak yang rutin lewat di permukiman itu
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia, Jumat (22/3/2019), TribunJakarta.com mencoba mengunjungi salah satu wilayah yang mengalami krisis air bersih di Jakarta Utara.
Wilayah tersebut adalah Kampung Luar Batang, yang lokasinya berada persis di dekat Masjid Luar Batang, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Dalam sebuah liputan di bulan Desember lalu, TribunJakarta.com pernah mengulas soal minimnya suplai air bersih di permukiman tersebut.
Sedikitnya ada empat RT di wilayah Kampung Luar Batang, RW 03 Kelurahan Penjaringan yang mengalami krisis air bersih, yakni RT 03, RT 04, RT 05, dan RT 07.
Suplai air bersih di lokasi itu, kata Herman selaku Sekretaris Masjid Luar Batang, sudah membaik belakangan ini, terutama setelah ada perbaikan pipa-pipa
Perbaikan sudah dilakukan oleh pengelola pipa, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), semenjak bulan lalu.
"Udah lancar sudah diperbaiki dan kita kontakan terus sama Palyja kalau ada masalah. Bulan Februari sudah mulai lancar," kata Herman.
Meski demikian, perbaikan belum sepenuhnya sempurna.
Aliran air masih sering tersendat di waktu-waktu tertentu.
"Artinya walaupun tersendat tapi malem nyala lancar, cuman kalo misalkan siang itu agak tersendat. Aliran airnya juga sudah lancar besar, sudah bening," ucap Herman.
Herman mengatakan tersendatnya air dikarenakan disebabkan masih adanya kendala terkait minimnya jumlah dan besaran pipa yang teraliri air bersih ke rumah-rumah warga.
Dengan kondisi seperti itu, menurut Herman aliran air dari pipa masih tersendat pada waktu-waktu tertentu.
"Biasanya agak tersendat karena yang masuk ke perkampungan, pipa ukuran 3 inci. Agak lama, misalkan yang depan dihidupin biasanya yang belakang tersendat," kata Herman.
Siti Rahma (48), warga sekaligus Ibu RT 04 RW 03 Kelurahan Penjaringan, mengakui bahwa aliran air sudah lebih baik dari beberapa bulan belakangan meski masih tersendat.