Sederet Fakta Soal Video Viral Siswa SMP Sawer Guru di Jakarta Utara
Hingga kini, video tersebut sudah ditonton sebanyak lebih dari 2,9 juta kali dan telah dikomentari sebanyak lebih dari 22 ribu kali.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Sebuah rekaman video yang menampilkan segerombol siswa berjoget mengelilingi dan menyawer gurunya viral pada Jumat (22/3/2019) lalu.
Video tersebut viral setelah diunggah di akun Instagram @lambe_turah.
Hingga kini, video tersebut sudah ditonton sebanyak lebih dari 2,9 juta kali dan telah dikomentari sebanyak lebih dari 22 ribu kali.
Usut punya usut, kejadian tersebut ternyata terjadi di SMP Maha Prajna, Cilincing, Jakarta Utara.
SMP Maha Prajna buka suara terkait video aksi sekumpulan murid sekolah tersebut yang melakukan tindakan tidak terpuji terhadap seorang guru.
Kronologi
Kepala Sekolah SMP Maha Prajna, Frans Hendrik Garang menuturkan, kejadian tersebut dilakukan oleh siswa kelas 9 sekolah itu.
Aksi para siswa dalam video tersebut terjadi pada hari Jumat (22/3/2019) lalu, tepatnya sebelum solat Jumat.
Saat itu, para siswa yang aksinya terekam dalam video tersebut sedang berganti pakaian usai mengikuti pelajaran olahraga.
"Sesudah olahraga, mereka bergegas naik untuk mengikuti pelajaran PLKJ. Peristiwa itu berlangsung cepat sekali, kira-kira 5-6 menit lah," kata Garang ketika ditemui awak media, Selasa (26/3/2019) di Ruang Guru SMP Maha Prajna, Cilincing, Jakarta Utara.
Usai pelajaran olahraga, para siswa yang melakukan aksi tersebut kemudian bergegas kembali ke kelas.
Garang menjelaskan saat itu kegiatan belajar mengajar sudah memasuki jam ke 5 atau jam mata pelajaran PLKJ dengan guru pengampu bernama Suhartini.
Para siswa yang masih belum selesai berganti baju pun melakukan aksi tidak terpuji ketika guru Suhartini masuk kelas.
Tak hanya mengelilingi Suhartini dan bernyanyi, mereka juga menyawer sang guru.
"Mereka nyanyi-nyanyi, main ukulele. Ada yang dangdut ada yang saweran," kata Garang.
Kemudian, setelah beberapa menit, sang guru pun berupaya menegur para siswa tersebut supaya pelajaran bisa dimulai.
Suhartini, kata Garang, sempat menegur para siswa beberapa kali hingga akhirnya mereka memberhentikan aksi tidak terpuji itu.
"Guru ini suruh mereka diam dan mereka berhenti. Terus guru bersangkutan melanjutkan pelajaran," kata Garang.
Garang menambahkan, guru yang bersangkutan tidak sadar bahwa kejadian tersebut ternyata direkam dua orang siswi di dalam kelas itu.
Rekaman video tersebut pun dibagikan ke media sosial oleh kedua siswi tersebut.
Hal itu berakibat salah satu video viral hingga banyak warganet yang menyaksikannya.
11 pelajar terlibat
11 pelajar SMP Maha Prajna terlibat dalam video murid sawer guru yang viral di media sosial sejak Jumat (22/3/2019) lalu.
Kepala Sekolah SMP Maha Prajna, Frans Hendrik Garang menyebut, mereka terdiri dari sembilan orang siswa dan dua orang siswi kelas 9 sekolah tersebut.
"11 anak itu. Yang laki-laki itu sekitar sembilan orang, dua orang yang merekam perempuan," kata Garang.
Garang mengatakan, aksi tidak terpuji berupa para siswa yang menyawer guru PLKJ bernama Suhartini itu pun direkam oleh dua orang siswi.
Keduanya kemudian mengunggah rekaman video tersebut ke media sosial. Tak sampai 24 jam, salah satu rekaman video tersebut ternyata viral.
"Ada dua siswa yang mengambil video, dari depan dan dari belakang. Yang memviralkan itu yang merekam dari belakang," kata Garang.
Dikenal nakal
Garang menuturkan, di luar dua siswi tersebut, sembilan siswa yang melakukan aksi saweran kepada gurunya memang dikenal sebagai murid yang nakal.
Ada sekitar lima orang yang dikenal sebagai murid nakal dan sisanya menjadi ikut-ikutan.
"Memang agak badung. Terikut lah. Tapi bukan 11 orang itu yang badung ada 4 sampai 5 orang-lah," kata Garang.
Dijelaskan Garang, mereka yang dikenal nakal tersebut tak jarang terkena berbagai kasus.
Tak jarang juga orang tua mereka sampai dipanggil akibat perilaku mereka di sekolah.
"Misalnya kasus bolos, tidak mengikuti pendalaman materi, tidak mengikuti yang baik. Itu orang tua mereka sampai sering dipanggil," ucap Garang.
Minta maaf di atas materai Rp 6.000
Para siswa yang melakukan aksi saweran terhadap gurunya di SMP Maha Prajna, Cilincing, Jakarta Utara, sudah melakukan permintaan maaf secara resmi.
Permintaan maaf mereka sudah disampaikan secara langsung kepada pihak sekolah, terutama guru PLKJ SMP Maha Prajna, Suhartini.
Suhartini ialah guru honorer yang menjadi objek aksi tidak terpuji para siswa dalam video viral tersebut.
Kepala Sekolah SMP Maha Prajna, Frans Hendrik Garang mengatakan permintaan maaf dari para siswa dilakukan secara langsung dan lewat orang tua mereka.
"Mereka sudah membuat tulisan tentang kronologinya dan juga sudah mengakui bahwa mereka hanya iseng. Ditutup dengan permintaan maaf di atas materai 6.000," kata Garang.
Garang menuturkan, mereka sudah meminta maaf terutama setelah video viral itu diketahui pihak sekolah pada Jumat lalu.
Setelah pihak sekolah mengetahui video viral tersebut, 11 siswa yang terlibat dalam aksi tidak terpuji maupun mereka yang merekam segera dipanggil.
Mereka dipanggil pada Senin (25/3/2019) lalu beserta dengan orang tua mereka.
Ketika kesebelas murid itu dipanggil, pihak sekolah menanyakan alasan mereka melakukan hal tersebut hingga akhirnya viral.
Para siswa yang ketakutan mengaku hanya iseng, dan beberapa dari mereka pun mengakui kesalahan sambil menangis.
"Ya yang saya sesalkan mengapa harus sampai sosial media. Ketika ditanya si anak juga sambil menangis menjawab hanya iseng," katanya.
"Tindakan ini kan merugikan sekolah, institusi dan Dinas Pendidikan di Jakarta Utara," imbuh dia.
Garang pun menyesalkan tingkah laku para siswa tersebut hingga membuat nama baik sekolah bisa saja dirugikan.
Menurut Garang, pihak sekolah masih menunggu keputusan dari Sudin Pendidikan Jakarta Utara terkait sanksi yang akan diberikan kepada 11 siswa tersebut.
"Kami sebenarnya punya tata tertib sendiri, tapi karena kemarin Sudin Pendidikan juga sudah datang dan ikut memeriksa, jadi kami baru umumkan besok, supaya keputusannya bisa dipadukan," tandasnya.