Kritik Kartunis Jepang hingga Utang MRT Jakarta yang Harus Dibayar Bertahap Selama 40 Tahun
Dalam komik yang diposting di situs web onanhiroshi.com tersebut, Onan menyentil Pemerintah Indonesia agar segera melunasi utang terkait MRT.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM - Kartunis Jepang Onan Hiroshi membuat ilustrasi yang menyindir pembangunan Moda Raya Terpadu ( MRT) di Jakarta.
Melalui kartun itu, Onan menyindir Pemerintah Indonesia, juga PT MRT Jakarta, yang tidak lekas membayar pinjaman yang diberikan.
Onan membuat serangkaian gambar.
Dimulai dari rencana pemberian utang Japan International Cooperation Agency (JICA) ke Indonesia.
JICA memberikan sejumlah dana yang dibutuhkan, kemudian Indonesia akan menggunakan uang itu untuk membuat MRT.
Selanjutnya MRT dioperasionalkan dan mendatangkan uang, dan uang tersebut akan digunakan untuk membayar utang.
Namun di gambar selanjutnya, kenyataan tidak berjalan sebagaimana rencana yang dibuat.

Pihak MRT Jakarta tidak memberikan persetujuan pembayaran pinjaman bahkan terkesan mengabaikan tagihan yang ada.
Sehingga, Jepang dirugikan karena tidak memperoleh imbalan atas apa yang ia buat untuk Indonesia.
Di gambar terakhir, Onan menggambarkan sosok Presiden Joko Widodo yang mendapatkan banyak apresiasi masyarakat karena MRT diklaim sebagai capaian prestasinya.
• Terkuak Waktu Kematian Mayat Wanita di Pinggir Tol, Sidik Jari Korban Tak Bisa Terbaca
• UPDATE Hasil Singapore Open 2019: 3 Wakil Indonesia ke Babak Kedua
Padahal, pihak JICA hanya bisa menantikan apa yang semestinya menjadi haknya.
Komik Onan Hiroshi, tentang utang pemerintah Indonesia kepada Jepang ini viral di jagat sosial media.
Dalam komik yang diposting di situs web onanhiroshi.com tersebut, Onan menyentil Pemerintah Indonesia agar segera melunasi utang terkait pembangunan Moda Raya Transportasi (MRT) Jakarta.
Onan bahkan menyematkan kutipan "Dear, Indonesia Gov, please pay! For Japan reward".
• Tak Perlu Menunggu Lama di Stasiun, Aplikasi Ini Berikan Informasi Rute hingga Waktu Kedatangan MRT
• 5 Situs untuk Cek Latar Belakang Caleg di Pemilu 2019 Tanggal 17 April, Jangan Asal Pilih!
Komik itu menggambarkan dua orang Jepang dari Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) yang mengenakan jas dan helm proyek berwarna kuning menagih utang kepada MRT Jakarta.
Namun pihak MRT Jakarta dan pemerintah enggan membayar.
Komik tersebut juga menggambarkan sosok Presiden Joko Widodo yang dieluk-elukan terkait dengan prestasinya membangun MRT.

Tanggapan PT MRT Jakarta

Komik yang awalnya hanya muncul di situs onanhiroshi.com ini kemudian tersebar luas di media sosial hingga ramai diperbincangkan.
Division Head Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan, masalah pembayaran pinjaman ini sudah disepakati oleh kedua pihak, yaitu pemberi dan peminjam dana.
"Iya jadi menyayangkan ya kalau ada yang membuat kartun seperti itu. Tapi itu kan sebetulnya sudah ada prosesnya dan memang tidak ada keterlambatan (pembayaran),” kata Kamaluddin, Senin (8/4/2019).
Dirinya menyebut, utang ini akan dilunasi dalam jangka waktu 40 tahun dan pembayaran baru akan dimulai pada tahun ke-11, sesuai dengan kesepakatan.
"Sudah masuk dalam cicilan kan untuk 40 tahun pembayarannya dan sebetulnya sekarang belum masuk dalam pembayaran, masih ada grace periode selama 10 tahun, baru nanti tahun ke-10 akan mulai pembayaran," tuturnya.
Kamaluddin pun menegaskan tidak ada keterlambatan pembayaran oleh pemerintah dan PT MRT Jakarta.
Lebih jauh, Kamaluddin tidak mau menanggapi hal ini lebih jauh karena merupakan opini pribadi yang disampaikan melalui situs dan media sosial.
"Dan ini kan baru di socmed, jadi kami tidak memberikan komentar resmi kecuali di media resmi kami menyampaikan hak jawab karena hanya di socmed pribadi. Yang penting semua sudah sesuai proses dan peraturan pinjaman dan kontrak dengan kontraktor," tutur Kamaluddin.

Namun karena adanya revisi desain di tengah pengerjaannya, jumlah pinjaman pembangunan MRT sepanjang 16 kilometer ini bertambah menjadi Rp 16 triliun.
“Itu (penambahan biaya) yang dinamakan price adjusment dari variatif order karena kontrak sifatnya design and build. Begitu sambil desain, sambil bangun, di lapangan ada regulasi baru," kata Tuhiyat.
Sementara itu, di Fase II Pemerintah akan kembali mengajukan pinjaman sebesar 217 miliar yen atau Rp 25 triliun.
Kendati demikian, biaya yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembangunannya sekitar Rp 22,5 triliun.
"Kenapa Rp 25 triliun, karena yang Rp 2,5 triliun ini untuk membiayai kekurangan Fase 1," ujar dia.
Dana pinjaman itu kemudian dibagi dua bebannya, yaitu untuk pemerintah pusat sebesar 51 persen dan Pemprov DKI sebesar 49 persen.
Bunga yang harus dibayar pemerintah ke JICA pun relatif kecil, yakni hanya 0,01 persen.
Mengutip wawancara yang dilakukan kontributor Tribunnews di Jepang, Richard Susilo, dengan Onan setahun lalu, diketahui kartunis berusia sekitar 30 tahun itu menggunakan nama samaran.
Dirinya menyebut dirinya sebagai orang asli Jepang, namun banyak tinggal di Hong Kong. Onan mengaku dirinya memang suka menggambar.
Dari berbagai sumber di Jepang diketahui Onan bukanlah seorang komikus ataupun pembuat manga.
Ia hanya diketahui sebagai ilustrator biasa dan ada yang menyebutnya sebagai rasis yang berasal dari Okinawa. (Kompas.com)