Sony Soemarsono Pejuang Demokrasi yang Gugur Dikenal Sebagai Sosok yang Bertanggung Jawab

Sony yang merupakan ketua RT dilingkungan tempat tinggalnya ini merupakan anggota tertua di TPS tempat dia bertugas

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
Net
Ilustrasi tewas 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK MELATI - Sony Soemarsono (74), anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 157, Komplek TVRI, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, meninggal dunia akibat kelelahan usai menjaga kelancara pesta demokrasi Pemilu 2019.

Sony yang merupakan ketua RT dilingkungan tempat tinggalnya ini merupakan anggota tertua di TPS tempat dia bertugas.

Sebagai ketua RT, tanggung jawab mensukseskan penyelenggaraan pemungutan suara membuatnya ikut turun gunung menjadi anggota KPPS.

"Karena pak Sony ini kebetulan ketua RT, dia paling sepuh di sini, jadi karena tanggung jawab tetep ikut jadi anggota KPPS, kalau ketua sama anggota yang lain ada, umurnya jauh lebih muda dari dia," kata Eko di rumah duka Komplek TVRI RT08, RW18, Rabu (24/4/2019).

Sosok Sony dimata warga sekitar merupakan pribadi yang bertanggung jawab. Buktinya ketika penyelenggaraan pemilu ini. Hampir setiap hari sebelum pencoblosan dia selalu melakukan sosialisasi ke warga tentang tata cara pencoblosan.

"Karena beliau mengerti orangnya, tahu birokrasi dan paham betul, warga itu setiap hari disosialisasikan cara mencoblos," ungkap Eko.

Selain itu kata dia, Sony sebagai KPPS juga terbipan pengalaman, hampir setiap pemilu dia turun andil menjadi pantia pemungutan suara. Dia juga dikenal sebagai sosok yang paling mengerti soal peraturan dan tata cara pemilu di lingkungannya.

Tidak jarang, setiap KPPS di komplek TVRI lainnya ketika ada sesuatu yang tidak dimengerti pasti bertanya ke Sony.

"Pak Sony sangat mengerti, dia juga enggak pelit berbagi, kami dari KPPS lain kalau bingung pasti nanya ke dia, karena dia pengalaman juga," ujarnya.

Di lingkungan RT, Sony juga seorang pemimpin yang sangat aktif, bahkan dia menggerakan kegiatan-kegiatan masyarakat seperti kegiatan olahraga atau kegiatan lainnya di lingkungan setempat.

"Enggak pernah mengeluh, rajin orangnya, di RT dia warga semua dibuatkan KS (Kartu Sehat) semua dikordinir supaya warga enggak ribet," paparnya.

Adapun pada saat malam sebelum pencoblosan, Sony memang sangat bekerja keras, bahkan dia tidak tidur hingga subuh karena harus menunggu logistik.

"Ngambil logistik jam 3 subuh sama saya di kelurahan enggak tidur baru pulang itu ham 4, nah jam 6 udah bangun lagi karena udah harus bukan pencoblosankan," jelas dia.

Pada hari pencoblosan itu, kondisi kesehatan Sony mulai menurun, dia sudah tidak sanggup lagi menuntaskan tugasnya.

Perbaikan Tanggul Jati Padang Terhambat oleh Hujan Deras

Jelang Pembukaan, Persiapan IIMS 2019 Masih Terus Dilakukan

Tinggalkan Pekerjaan Rumah, Ibu Ini Rela Pulang Malam Demi Kawal Rekapitulasi Surat Suara

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved