Jabodetabek Banjir
Korban Banjir Mulai Keluhkan Gatal-gatal, Pemkot Jakarta Timur Kembali Kerahkan Tim Medis
Sejak Sabtu (27/4/2019) saat banjir berangsur surut Eka menuturkan pihaknya sibuk membantu warga membersihkan timbunan lumpur bercampur sampah.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Sejumlah warga RW 05 Kelurahan Balekambang terdampak banjir dengan ketinggian sekitar tiga meter mengeluh tak kebagian obat gatal-gatal dari tim medis Puskesmas yang sempat menyambangi posko pengungsian.
Menanggapi keluhan tersebut, Camat Kramatjati Eka Darmawan menyebut bakal berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Kecamatan guna mendata penyakit yang menjangkiti warga.
"Saya akan sampaikan permasalahan ini ke kepala Puskesmas Kecamatan agar mendapatkan penanganan serius," kata Eka saat dihubungi wartawan di Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (29/4/2019).
Sejak Sabtu (27/4/2019) saat banjir berangsur surut Eka menuturkan pihaknya sibuk membantu warga membersihkan timbunan lumpur bercampur sampah.
Dia menyebut sudah meminta perangkat RW yang warganya terdampak banjir agar memantau kondisi kesehatan warga dan melaporkan setiap menemukan adanya masalah.
"Saya sudah minta Ketua RW untuk mendata agar kalau ada apa-apa silakan disampaikan. Kemarin sibuk bersih-bersih karena nantinya di kawasan yang terendam banjir akan dilakukan penyemprotan," ujarnya.
Kasudin Kesehatan Jakarta Timur, Indra Setiawan menyebut stok obat gatal-gatal bagi warga korban banjir di Puskesmas Kecamatan hingga kini masih cukup.
Perihal keluhan warga, dia mengatakan bakal meminta Puskesmas Kecamatan Kramat Jati untuk kembali menyambangi warga dan memastikan kesehatan mereka.
"Apabila masih ada warga yang belum mendapat pelayanan kesehatan terkait banjir maka besok tim kesehatan dari Puskesmas akan ke tempat warga," tutur Indra.
Sebelumnya, Nani Rajikan (53), satu warga RW 05 kini mengeluhkan tubuhnya gatal-gatal akibat harus berhadapan dengan banjir dan membersihkan timbunan lumpur.

Menurutnya stok obat-obatan yang dibawa tim medis Puskesmas tak sebanding dengan jumlah warga RW 05 yang seluruhnya terdampak banjir.
Dia menyayangkan kecukupan obat gatal-gatal mengingat RW 05 merupakan satu permukiman warga yang berada tepat di bantaran Kali Ciliwung atau wilayah langganan banjir.
"Kemarin memang ada orang Puskesmas di tempat pengungsian, tapi enggak semua warga kedapatan obat. Banyak warga yang enggak dapat, saya enggak kebagian obat gatal," ucap Nani.
Nani bukan satu-satunya warga yang tak kebagian obat gatal-gatal, Ristiani (38) kini harus bersabar menahan rasa gatal yang menjangkiti tubuhnya sejak kemarin.
Meski saat tim medis menyambangi warga, perempuan yang sedang hamil dua bulan kelelahan sehingga hanya bisa terlelap dan tak mendapat pelayanan medis dari tenaga Puskesmas.
Kondisinya sebagai ibu hamil tak membuat nasibnya membaik karena tim medis tak mendata kondisi fisik sekitar 50 warga yang mengungsi.
"Sekarang gatal-gatal karena kemarin enggak kebagian obat. Waktu tim medis datang saya lagi meriang, jadi cuman bisa tidur doang. Mereka juga enggak tahu kalau saya hamil karena enggak didata," kata Ristiani.