Marcus/Kevin Gagal di 4 Kejuaraan Beruntun:Penurunan Semangat Juang dan Kualifikasi Olimpiade 2020

Marcus/Kevin baru saja gagal menjuarai di Kejuaraan Asia 2019 yang berlangsung di Wuhan, China. Minions hanya meraih posisi runner up

Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Muhammad Zulfikar
BADMINTON INDONESIA
Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, saat berlaga pada babak kedua Kejuaraan Asia (Badminton Asia Championships) 2019, di Wuhan Sports Center Gymnasium, Wuhan, Hubei, China, Kamis (25/4/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM- Ganda putra terbaik Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo kini sedang dalam sorotan.

Marcus/Kevin disebut mengalami penurunan semangat juang (fighting spirit) menilik prestasi tahun 2019.

Marcus/Kevin baru saja gagal menjuarai di Kejuaraan Asia 2019 yang berlangsung di Wuhan, China. Pasangan berjuluk Minions itu hanya mampu meraih posisi runner up.

1. Semangat juang menurun

Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, menjadi runner-up pada Kejuaraan Asia 2019.

Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo kalah dari Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang), dengan skor telak 18-21, 3-21 pada final yang berlangsung di Wuhan Sports Center Gymnasium, Minggu (28/4/2019).

Marcus/Kevin yang dua tahun silam merajai sebagian besar turnamen level elite harus puasa gelar dalam empat turnamen beruntun yang mereka ikuti yaitu di All England, Malaysia Open, Singapore Open, dan Kejuaraan Asia 2019.

Akan tetapi, membuka 2019, Marcus/Kevin telah mengantongi gelar dari Malaysia Masters dan Daihatsu Indonesia Masters. Mereka juga masih kokoh bertengger di peringkat kesatu dunia.

Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo saat melawan pasangan bulutangkis Denmark, Mads Conrad Petersen dan Mads Pieler Kolding pada Turnamen Bulutangkis Blibli Indonesian Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (6/7/2018). Pada pertandingan tersebut Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo menang dengan skor 20-22 22-20 21-18.
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo saat melawan pasangan bulutangkis Denmark, Mads Conrad Petersen dan Mads Pieler Kolding pada Turnamen Bulutangkis Blibli Indonesian Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (6/7/2018). Pada pertandingan tersebut Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo menang dengan skor 20-22 22-20 21-18. (SUPER BALL/Feri Setiawan)

Asisten pelatih ganda putra nasional Indonesia, Aryono Miranat yang mendampingi Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pada Kejuaraan Asia 2019 menilai adanya penurunan performa dari anak-anak didiknya tersebut.

"Lawan memang lebih bagus dari segi strategi permainan dan defense mereka kuat, sedangkan penampilan Marcus/Kevin secara garis besar menurun, baik Kevin maupun Marcus," kata Aryono seperti dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.

"Marcus/Kevin punya nilai plus dari fighting spirit yang luar biasa, mentalnya, dan menurut saya ini sekarang sudah menurun," aku Aryono.

Aryono menjelaskan bahwa pada pertandingan final, Marcus/Kevin tertinggal jauh 1-8 dan menyusul perolehan poin.

"Kalau ketinggalan terlalu jauh itu sebenarnya sudah berat, ditambah lagi sudah balik leading, tetapi tidak berhasil tambah poin lagi dan malah kalah. Dari posisi tertekan dan bisa nyusul, itu kan melelahkan, dan performanya jadi menurun. Gim pertama kalah, dari segi mental sudah turun."

"Pada gim kedua sudah mau bangkit, tetapi lawan sudah 'ditembak' juga nggak 'mati-mati', jadi Marcus/Kevin agak frustrasi. Pada gim pertama kalah, saat sudah balik memimpin dan menyerang tapi lawan nggak mati-mati, ya tenaganya pasti habis," tutur Aryono.

Menurut Aryono, Marcus/Kevin sudah mencoba strategi lain pada gim kedua dan mencoba bermain bertahan. Tetapi, pertahanan mereka juga masih kurang kuat.

"Sudah coba ubah pola main dengan banyak mengarahkan bola ke area belakang lawan dan tidak main kencang-kencang saja, tetapi tetap tidak bisa tembus," ucap Aryono.

"Pertahanan lawan memang rapat, tetapi dari Kevin/Marcus- nya juga tidak yakin, main defense mati, nyerang nggak tembus," ujar Aryono.

Terkait evaluasi pada Kejuaraan Asia 2019, Aryono mengatakan bahwa hasil tersebut menjadi peringatan menjelang pengumpulan poin Olimpiade Tokyo 2020.

"Bukan hanya Marcus/Kevin, tetapi juga Fajar (Alfian)/Rian (Ardianto). Kevin/Marcus walaupun sekarang masih rangking satu tapi tetap tidak boleh lengah, latihannya harus lebih keras lagi."

Soal status sebagai peringkat pertama dunia yang dibebani target menjadi juara, Aryono mengakui bahwa beban tersebut sudah terjadi sejak dulu.

"Mereka selalu jadi andalan. Dulu mereka kalau mau menang, dapat kemenangan juga nggak gampang kok, tetapi mereka punya fighting spirit yang luar biasa, mentalnya nggak mau kalah," ucap Aryono.

GANGGA BASUDEWA/BOLASPORT.COM
Christian Hadinata saat ditemui sebelum peluncuran buku Perjalanan Emas Bulu Tangkis PB Djarum, di Wisma Ploso, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (28/4/2019)
GANGGA BASUDEWA/BOLASPORT.COM Christian Hadinata saat ditemui sebelum peluncuran buku Perjalanan Emas Bulu Tangkis PB Djarum, di Wisma Ploso, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (28/4/2019) ()

2. Skala prioritas jelang kualifikasi Olimpiade 2020

Kekalahan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di Kejuaraan Asia 2019 mengundang komentar legenda ganda nasional dari PB Djarum, Christian Hadinata.

Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo gagal menjadi juara pada Kejuaraan Asia 2019.

Marcus/Kevin kalah dari Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang), dengan skor telak 18-21, 3-21 di Wuhan Sports Center Gymnasium, Minggu (28/4/2019).

Marcus/Kevin diminta untuk membuat skala prioritas soal turnamen yang akan mereka ikuti. Hal tersebut dinilai oleh Christian Hadinata akan memudahkan mereka.

Christian Hadinata menyebut jika Marcus/Kevin tak bisa terus menerus digeber untuk menjadi juara di setiap turnamen yang mereka ikuti.

"Kevin/Marcus baik-baik saja malah menurut saja biar aja paling penting tuh kejuaraan pertandingan harus skala prioritasnya yang mana," kata Christian Hadinata saat ditemui BolaSport.com di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (28/4/2019).

"Tidak bisa digeber terus jangan, kalau digeber terus harus juara juara harus puncaknya di Olimpik Tokyo (Olimpiade Tokyo 2020) nantinya kelelahan, secara psikis lelah," ujar pria berusia 69 tahun itu.

Pria yang mengorbitkan sejumlah ganda putra terbaik Indonesia itu mengatakan bahwa Marcus/Kevin harus berubah dan belajar dari kekalahan mereka.

Marcus/Kevin Dikalahkan Endo/Watanabe di Final setelah Pertarungan 35 Menit

Update Ranking BWF World Tour 2019: Takeshi/Keigo Sementara Peringkat 1, Marcus/Kevin ke-6

Persib Bandung Akan Rilis Nama-nama Pemain Bulan Depan, Siapa Saja yang Bertahan dan Dipinjamkan?

Sosok yang akrab disapa Koh Chris itu mengatakan masih banyak turnamen pada tahun depan yang bisa diikuti oleh Marcus/Kevin dan keduanya dinilai wajib berperan dalam turnamen besar itu.

"Ya itu harus pandai mengelola itu bahwa kekalahan yang cukup sering dialami Marcus/Kevin karena tidak menjadikan perubahan," tutur Christian Hadinata.

"Artinya perubahan yang negatif jadi hal itu harus dipandang sebagai sesuatu yang positif dan menentukan skala prioritas kejuaraan. Masih ada target tahun depan, All England, Kejuaraan Dunia, Thomas cup, nah di situ harus berperan Kevin/Markus," ucap Christian.

Sebelum menjadi runner-up pada Kejuaraan Asia 2019, Marcus/Kevin terhenti pada babak pertama All England Open 2019, perempat final Malaysia Open, dan semifinal Singapore Open 2019. (Bolasport.com)

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved