Karim Bocah SD Bersandal Jepit yang Viral: Cita-cita Jadi Tentara, Panglima TNI Ajak Naik Pesawat

Kisah Karim (8), bocah kelas IV SD Masjid Terminal (Master) viral di media sosial. Karim akhirnya diajak Panglima TNI Naik Pesawat.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
WartaKota/Istimewa
Karim bersama Panglima TNI naik pesawat menuju Malang, Jumat (3/5). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Kisah Karim (8), bocah kelas IV SD Masjid Terminal (Master) viral di media sosial.

Pasalnya, Karim pergi dan pulang Kemayoran-Depok naik KRL Commuterline demi bersekolah di SD MAster.

Kisahnya menarik perhatian warganet karena naik KRL tanpa memakai sepatu sekolah lantaran memang tidak punya.

Karim kini berada di Malang, Jawa Timur atas undangan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Dikutip dari Warta Kota, Karim bersama Panglima TNI beserta rombongan, terbang dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menuju Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jumat (3/5/2019).

Di Malang, Karim mendapat kesempatan langka menyaksikan serangkaian kegiatan prajurit TNI, langsung bersama orang nomor satu di jajaran TNI.

Berikut Videonya:

Sebelumnya, Karim memang telah mengungkapkan cita-citanya menjadi prajurit TNI suatu hari nanti.

Ia memenuhi undangan Panglima TNI dengan ditemani Danramil 01/Pancoran Mas Kapten Inf Kholidi dan Nurrohim (Ketua Yayasan Bina Insan Mandiri, pengelola SD Master).

Setiap hari, Karim berangkat dari rumahnya di Kemayoran, Jakarta Pusat, pukul 04.00 WIB agar tiba tepat waktu di sekolah nonformal bernama SD Master (Masjid Terminal) yang dikelola Yayasan Bina Insan Mandiri di Kota Depok.

Makin membuat miris karena Karim sudah ditinggal ibunya meninggal sejak usia tiga bulan. Sedangkan ayahnya, Riyadi (29), tidak pernah pulang.

Sehari-hari, Karim dirawat oleh neneknya, Dyana (61), yang sudah sakit-sakitan dan hidup dari memulung.

Komandan Kodim 0508/Depok, Letkol Inf Eko Syah Putra Siregar, mengungkapkan, Karim bisa sampai ke Malang karena kegigihannya dalam menimba ilmu mendapat perhatian Panglima TNI.

Selain itu, kebetulan Karim juga bercita-cita jadi tentara. "Ya benar, adinda Karim diundang Panglima TNI ke Malang setelah kisahnya viral di medsos dan media massa. Selain itu, cita-citanya ingin menjadi prajurit TNI," kata Letkol Eko Syah Putra Siregar kepada Warta Kota, Jumat (3/5).

Letkol Eko menyampaikan, di Malang, Karim diajak oleh Panglima TNI mengikuti rangkaian kegiatan TNI di kota apel itu.

"Karena cita-citanya ingin menjadi TNI, Panglima akan mengenalkan kepada Karim, TNI itu seperti apa," ujarnya.

Salah satu kegiatan yang ditonton langsung oleh Karim adalah Apel Kesiapsiagaan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI Tahun 2019 di Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang. (gps)

Karim Dapat Hadiah Sepatu dari TNI

Karim Maullah (10), bocah kelas 3 SD Sekolah Nonformal Masjid Terminal (Master) Depok sedang asik membuat prakarya mahkota yang terbuat dari kertas karton, Selasa (30/4/2019).
Karim Maullah (10), bocah kelas 3 SD Sekolah Nonformal Masjid Terminal (Master) Depok sedang asik membuat prakarya mahkota yang terbuat dari kertas karton, Selasa (30/4/2019). (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Ceita kehidupan Karim makin membuat miris karena bocah ini sudah ditinggal mati ibunya sejak usia tiga bulan. Sedangkan ayahnya, Riyadi (29), tidak pernah pulang.

Sehari-hari, Karim hanya dirawat oleh neneknya, Dyana (61), yang sudah sakit-sakitan dan hidup dari memulung.

Bahkan, saat terpotret sedang berada di dalam KRL, Karim mengenakan seragam SD putih-merah namun tanpa sepatu.

Kepada penumpang KRL yang menanyainya, Karim mengaku tak punya sepatu.

Kisah Karim membuat hati Komandan Kodim 0508/Depok, Letkol Inf Eko Syah Putra Siregar, tergerak untuk mengulurkan bantuan.

Letkol Eko lalu memerintahkan Danramil 01/Pancoran Mas, Kapten Inf Kholidi, untuk menggali kebenaran Kisah Karim dan mencari bocah itu untuk sekadar membantu keperluannya.

Karim Maullah (10), bocah kelas 3 SD Sekolah Nonformal Master Depok tampak mengenakan mahkota hasil karyanya sendiri, Selasa (30/4/2019).
Karim Maullah (10), bocah kelas 3 SD Sekolah Nonformal Master Depok tampak mengenakan mahkota hasil karyanya sendiri, Selasa (30/4/2019). (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Senin (29/4/2019) pagi, Kapten Kholidi pun mampir ke SD Master, yang terletak di dekat Terminal Margonda, Jalan Raya Margonda.

Setelah tiba di sekolah, pihak yayasan memberi tahu Kapten Kholidi bahwa kisah Karim yang bolak-balik Kemayoran-Depok tanpa sepatu benar adanya. Bocah itu bernama lengkap Karimullah.

Saat jam istirahat, Kholidi pun meminta izin pihak sekolah untuk mengajak Karim keluar dan membelikannya barang kebutuhannya. Neneknya juga ikut serta.

Total, Kholidi membelikan dua pasang sepatu berikut kaos kaki, dua pasang seragam SD, serta peci.

"Intinya kita peduli aja bahwa di wilayah kita ada berita seperti itu, kemudian perintah dari Komandan Kodim agar dicari alamatnya. Setelah nyampe situ saya tanya-tanya, ternyata benar apa yang diviralkan itu," ujar Kholidi saat dihubungi, Senin (29/4/2019) siang, kepada Wartakotalive.com.

"Tadi saya tanya anaknya kalau dibeliin sepatu seneng dong? Seneng. Akhirnya saya bawa ke Pasadena (pusat pertokoan di Depok) naik mobil pas istirahat, saya izin sama kepala sekolahnya. Di Pasadena saya beliin baju seragam sekolah dua, sepatu dua, kaos kaki, peci. Jadi seneng banget, Mas, buset, aku sampai ikut seneng gitu," tuturnya.

Dikatakan Kholidi, kisah Karim diketahui oleh Dandim 0508/Depok dari Instagram yang lalu mengutusnya mencari Karim, karena lokasi sekolah bocah itu masuk wilayah yang ia pimpin, Pancoran Mas.

Kholidi menyampaikan, rencananya Karim dan neneknya akan dicarikan rumah kontrakan di dekat sekolah agar tidak lelah bolak-balik Kemayoran-Depok.

Sebuah lembaga sosial sudah bersedia menanggung biaya sewa kontrakannya.

"Rencananya tadi ada teman-teman dari Peduli Negeri mau ngontrakin, sedang dicari sama Babinsa kontrakan yang terdekat," kata Kholidi.

Kholidi berharap bantuan ala kadarnya yang dia berikan dapat meringankan beban sang nenek dan membuat Karim makin semangat belajar di sekolah demi meraih cita-cita.

"Ya, lebih baik aku enggak punya duitlah," ucap Kholidi.

"Tadi saya mau pakaikan sepatunya tapi kakinya yang kanan lagi lecet. Jadi enggak langsung dipakai. Tapi saya beliin dua," imbuhnya.

Karim Bercita-cita Jadi TNI

Danramil 01/Pancoran Mas, Kapten Inf Kholidi, membelikan Karim sepatu dan seragam sekolah, Senin (29/4/2019). 
Danramil 01/Pancoran Mas, Kapten Inf Kholidi, membelikan Karim sepatu dan seragam sekolah, Senin (29/4/2019).  (Warta Kota/Gopis Simatupang)

Karim Maullah (10), sejak kecil siswa kelas 3 SD Sekolah Nonformal Masjid Terminal (Master) Depok ini bercita-cita menjadi seorang tentara.

Kepada TribunJakarta.com ia bercerita ingin menjadi tentara yang mengabdi kepada nusa dan bangsa.

"Aku mau jadi tentara, mau bela Indonesia," ucapnya penuh semangat, Selasa (30/4/2019).

Keinginannya menjadi tentara pun cukup besar, bahkan Karim mengatakan, sangat menyukai film-film laga yang mempertontonkan kegigihan seorang tentara di medan perang.

"Mau jadi tentara karena suka lihat film perang-perangan, aku enggak takut ko," ujarnya.

Usia Karim masih 10 tahun, namun ia sadar untuk mencapai cita-citanya itu dibutuhkan kegigihan dan semangat untuk belajar.

Itulah yang ia sebut sering menjadi motivasi Karim untuk semangat menuntut ilmu sejak duduk di bangku sekolah dasar.

"Aku suka semua pelajaran, setiap pagi bangun pukul 03.00 WIB biar enggak telat ke sekolah supaya dapat ilmu untuk jadi tentara," kata Karim.

Meski bercita-cita menjadi tentara, namun Karim mengaku sangat gemar bermain game online dan sepak bola.

Ia mengaku menggemari game Mobile Legend dan sangat mengidolakan bintang sepak bola asal Portugal Cristiano Ronaldo.

"Hobiku main mobile legend dan game tembak-tembakan di warnet, kalau pemain bola paling suka Ronaldo soalnya dia jago banget," ucapnya.

Selain menghabiskan waktu untuk belajar dan bermain game, Karim juga kerap membantu sang nenek.

Ia mengaku sangat menyayangi neneknya itu yang telah membesarkannya sejak kecil.

"Bantu-bantu nenek juga sering kalau di rumah, setelah pulang sekolah atau lagi libur. Aku sayang nenek," ujarnya.

Seperti diketahui, kisah Karim Maullah sempat menghebohkan sosial media belakangan ini.

Pasalnya, foto dirinya seorang diri tengah duduk di bangku KRL Commuterline masih mengenakan seragam sekolah dan beralaskan sendal jepit viral di media sosial.

Setiap hari, ia berangkat sejak subuh dari rumahnya di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat menuju tempatnya menimba ilmu di sekolah nonformal Master Depok, Jawa Barat.

Setelah kisahnya sempat viral, beberapa orang pun tergerak hatinya untuk memberikan bantuan.

Seperti Komunitas Indonesia Memberi yang mengontrakkan sebuah rumah di kawasan Depok bagi Karim dan sang nenek.

Kini, keduanya pun sudah pindah di kontrakan yang berada di seberang sekolah Karim.

Tak hanya itu, Dandim 0508/Depok Letkol Inf Eko Syah Putra Siregar pun turut tergerak hatinya untuk membantu Karim.

Ia pun mengutus Danramil 01/Pancoran Mas Kapten Inf Kholidi untuk memberikan bantuan kepada Karim.

Kapten Kholidi pun langsung mencari Karim di sekolahnya dan membelikan bocah kelas 3 SD itu dua pasang sepatu berikut kaos kaki, dua pasang seragam SD, serta peci.

Keseharian Karim Saat Menimba Ilmu

Karim Maullah (10), bocah kelas 3 SD Sekolah Nonformal Master Depok tampak mengenakan mahkota hasil karyanya sendiri, Selasa (30/4/2019).
Karim Maullah (10), bocah kelas 3 SD Sekolah Nonformal Master Depok tampak mengenakan mahkota hasil karyanya sendiri, Selasa (30/4/2019). (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Meski harus menempuh jarak puluhan kilo dari Kemayoran, Jakarta Pusat menuju Depok, Jawa Barat, namun itu tak menghalangi niat kuat Karim Maullah (10) untuk bersekolah.

Kisah kegigihan bocah kelas 3 SD di Sekolah Nonformal Masjid Terminal (Master) Depok ini pun sempat viral di jagat media sosial.

Bagaimana tidak, setiap harinya bocah berusia 10 tahun ini sudah bangun seberangkat menuju sekolah menggunakan KRL Commuterline.

TribunJakarta.com pun siang ini berkesempatan menengok Karim yang sedang belajar menuntut ilmu di sekolah nonformal Masjid Terminal (Master) Depok.

Saat ini, Karim duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Kelasnya terbuat dari sebuah peti kemas berkelir biru.

Saat TribunJakarta.com menyambangi sekolah Karim, kelas itu sedang belajar membuat sebuah prakarya.

Tampak seorang guru mengenakan pakaian koko berkelir putih sedang mengajarkan anak-anak teman sekelas Karim cara membuat mahkota dari kertas karton.

Para murid, khususnya murid perempuan pun tampak antusias menyaksikan sang guru memberi pentunjuk.

Setelah sang guru selesai memberi petunjuk, masing-masing anak tampak bersemangat mencoba membuat mahkota tersebut.

Tak terkecuali Karim yang sedari tadi tampak diam dan memperhatikan dengan seksama apa yang diajarkan oleh sang guru.

Berbeda dari temannya yang lain, TribunJakarta.com melihat Karim agak sedikit pendiam di dalam kelas.

Bila teman-temannya yang lain tampak asik berlarian kesana kemari, Karim tampak sibuk membuat prakarya mahkota.

Dibantu oleh seorang temannya bernama Hendra, Karim tampak sangat telaten membuat mahkota yang terbuat dari kertas karton berkelir biru.

Sesekali ia juga tampak bercanda dan bergurau dengan teman dekatnya itu.

Setelah selesai membuat mahkota, tampak Karim mengeluarkan sebuah spidol hitam dari dalam tasnya.

Kemudian, ia menuliskan namanya di mahkota tersebut sambil sedikit demi sedikit menghiasnya.

Setelah selesai menghias, Karim pun dengan bangga memakai mahkota hasil karyanya itu.

Tak beberapa kemudian, jam dinding yang berada di kelas itu pun menunjukkan pukul 12.00 WIB.

Sang guru yang tadinya tampak sibuk membantu teman-teman Karim mebuat prakarya pun langsung beranjak dari duduknya.

"Ayoo anak-anak sudah pukul 12.00 WIB, waktunya pulang. Segera rapikan lantai terlebih dahulu sebelum pulang," ucap guru itu.

VIDEO Melihat Rutinitas Karim, Bocah SD Viral di Gerbong KRL Saat Bersekolah di Master Depok

Kisahnya Viral di Media Sosial, Bocah SD Master Depok Karim Maullah Bercita-cita Jadi Tentara

Sempat Alami Gizi Buruk, Karim Tumbuh Jadi Anak Pemberani dan Pintar

Lurah Sempat Tawari Sekolah di Jakarta, Tetangga Sebut Karim Pilih Tetap di Sekolah Master Depok

VIDEO Mengintip Rumah Karim Maullah, Bocah SD Setiap Hari Naik KRL Sekolah dari Kemayoran ke Depok

Mendengar ucapan sang guru, Karim pun dengan segera langsung membereskan peralatan sekolahnya.

Ia memasukkan kembali spidol yang ia gunakan sebelumnya ke dalam tas berkelir abu-abu.

Kemudian, tas tersebut ia kenakan di punggungnya. Seusai keluar dari kelas, ia langsung mencari sang nenek yang sudah menunggunya di warung, tak jauh dari kelas Karim.

Setelah itu, ia bersama sang nenek dan seorang teman dan ibu temannya langsung berjalan pulang menuju kontrakan barunya di kawasan Depok.

Kini, ia tak harus lagi menmpuh jarak puluhan kilo untuk bersekolah. Karim saat ini tinggal di sebuah kontrakan yang berada di seberang sekolahnya.

Tempat tinggal Karim ini menyerupai sebuah kios toko dengan pintu rolling door dibagian depan dan samping.

Pintu akses masuk pun berada di bagian samping, tepat di samping rolling door yang ada di bagian kanan toko.

"Ini kontrakan nenek sama Karim yang baru, ada etalase tokonya juga untuk nenek berjualan," ucap Diana (61), nenek Karim, Selasa (30/4/2019).

"Terimakasih Komunitas Indonesia Memberi yang sudah bantu nenek dan Karim," tambahnya.

Setelah mendapat sejumlah bantuan, Diana pun berharap sang cucu bisa lebih rajin sekolah lagi agar cita-citanya tercapai.

"Ya pokoknya yang penting Karim makin semangat sekolah, makin rajin juga agar cita-citanya jadi tentara bisa tercapai," ujarnya. (TribunJakarta.com/WartaKota)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved