Ramadan 2019
Masjid Jami Al-Riyadh Kwitang, Pernah Jadi Tempat Persembunyian Soekarno Saat Dicari Belanda
Presiden pertama Indonesia, Soekarno pernah bersembunyi di masjid Al-Riyadh yang berada di Jalan Kembang VI, Kwitang, Jakarta Pusat.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN - Pengurus masjid jamiah Al-Riyadh Hefni Syah mengatakan Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pernah bersembunyi di masjid yang berada di Jalan Kembang VI, Kwitang, Jakarta Pusat.
"Dulu Bung Karno (Soekarno), tahun sembilan belasan, dicari-cari sama Belanda. Diumpetinnya sama Habib Ali di sini selama dua bulan," kata Hefni, sapaannya, di dalam masjid jamiah Al-Riyadh, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).
"Belanda cari-cari tidak berhasil menemukan Soekarno," lanjutnya.
Pada zaman itu, lanjut Hefni, Soekarno dan pendiri masjid jamiah Al-Riyadh, Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi, selama dua bulan berkomunikasi di masjid tersebut.
"Iya, selama dicari-cari sama Belanda, dulu Soekarno ngobrol-ngobrol terus sama habib Ali," katanya.
"Pokoknya habib Ali melindungi bapak Soekarno selama dua bulan itu," lanjut Hefni sambil berdiri.
Empat Donatur Masjid Jamiah Al-Riyadh, ada Seorang Mualaf
Hefni bercerita, sejarah masjid jamiah Al-Riyadh ini mulai berdiri pada 1887 dan dicanangkan oleh almarhum habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi.
"Dulu masih kayu bahan-bahan bangunannya, kayak rumah Belanda," jelas Hefni yang memakai peci.
"Terus, tidak lama ada tiga donatur yang untuk membantu habib Ali untuk membangun masjid jamiah Al-Riyadh ini," lanjut Hefni.
"Habib Ali kan yang pertama. Kedua, habib Syaid bin Abdullah Al Madali, dia orang Arab Medan," sambungnya.
Donatur yang keempat adalah seorang mualaf yang menjadi donatur masjid jamiah Al-Riyadh.
"Ketiga, orang Surabaya, Bapak Haji Susilo. Keempat, ada habib Johan yang seorang (Mualaf)," tutur Hefni.
Menyoal pengurusan masjid ini, kata Hefni, selalu ada regenerasi
"Kalau pengurusnya sudah ganti-ganti. Yang paling lama ya saya, sudah tiga puluh lima (35) tahun," ujar Hefni yang kini berusia 65 tahun.
Ada Sumur yang Tak Pernah Kering di Area Masjid Jamiah Al-Riyadh
Hefni meneruskan cerita, dahulu habib Ali, membuat sumur di area masjid jamiah Al-Riyadh.
Menurutnya, sumur tersebut dibuat oleh habib Ali guna sebagai air bersuci atau berwudu.
"Waktu bangun masjid ini, habib Ali bikin sumur bakal air wudhu. Itu tahun 1887 juga," kata Hefni.
Sumur tersebut, lanjutnya, berisi 'air syifa' yang berarti dapat menyembuhkan suatu penyakit.
"Kalau kata habib Ali, itu namanya air syifa yang bisa menyembuhkan penyakit," kata Hefni.
"Tapi begini, air syifa ini sebagai perantara saja. Selebihnya wajib meminta sama Allah. Karena pesan habib Ali harus berdoa hanya kepada Allah. Air syifa cuma perantara ya," sambung Hefni.
Hal yang tak masuk akal, kata Hefni, habib Ali pernah menempelkan tangannya ke tepi sumur dan langsung keluar air setelah dibacakan kalimat doa.
"Itu sumur isinya air syifa, dari tapak tangan wali Allah ini, habib Ali kan wali Allah," jelasnya.
"Tangannya habib Ali ditempel ke sumur, terus baca-baca doa dan tidak lama keluar air dari sumur ini. Tidak tahu deh tuh baca surat apa. Allah hu alam (cuma Allah yang tahu)," lanjutnya.
Kemudian, pada tahun 1990-an pernah ada sepuluh orang berjenggot panjang seperut pernah mengunjungi masjid tersebut.
"Pada mau tahun 1990-an, nah itu ada wali allah dari Timur Tengah yang jenggotnya seperut," kata Hefni sambil menempelkan tangannya di perut.
"Ada sepuluh orang Arab. Entah malaikat atau manusia. Ada habib Ali-nya di sini. Nah, mereka pada mau sembahyang duha, cuma ditegur sama habib Ali," lanjutnya.
"Dia bilang, antum (kamu), jangan sholat duha dulu, antum berdoa dulu di sumur ana (saya). Baru antum sholat duha. Terus mereka pada berdoa terus di sumur itu," sambungnya.
• Masjid KH Hasyim Asyari Sediakan Mudik Gratis, Ini Syarat Daftarnya
• Masjid KH Hasyim Asyari Sediakan 500 Takjil Gratis Setiap Hari
• Pemkot Tangerang Gelar Apel di Masjid Al-Azhom, Wali Kota: Potong TKD 1 Persen yang Tidak Ikut
• Sempat Dituduh Maling, Baim Wong Hadiahi Kakek Penjaga Masjid: Kamu Pengen Umroh, Saya Bayarin
Semenjak sudah didoakan oleh sepuluh orang itu, kata Hefni, sumur tersebut tidak pernah mengalami kekeringan sampai sekarang.
"Airnya tidak pernah surut dan tidak pernah kering. Belum pernah ada yang turun menguras sumur, belum pernah sampai sekarang," jelasnya.
"Pernah waktu musim kemarau waktu itu ya. Terus orang-orang dari Depok, Tangerang, Bogor pada mengambil airnya di sini," lanjutnya.
"Mereka isi pakai botol yang untuk air galon. Itu tidak apa-apa. Cuma, sebenarnya air ini tidak boleh dimasak, diminum langsung aja tidak apa-apa. Ini ada yang bilang air zam-zam. Alla hu alam ya," sambungnya.
Terlebih, air sumur tersebut pernah diminum oleh sejumlah tokoh-tokoh penting untuk Indonesia.
Diantaranya ada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku mantan Presiden Indonesia ke-6.
Lalu ada Fauzi Bowo selaku mantan Gubernur DKI Jakarta pada 2007 silam.
Ada pula Abdurrahman Wahid alias Gus dur, selaku mantan Presiden Indonesia yang keempat.
"SBY, Fauzi Bowo yang berkumis, terus almarhum Gus Dur, sama masih banyak lagi deh tokoh-tokoh, pejabat-pejabat yang pernah minum air sumur atau air syifa ini," jelas Hefni.
"Cuma sekali lagi ya, air ini cuma perantara saja. Dan sebaiknya langsung berdoa sama oleh Allah. Kita cuma minta keberkahan saja. Mintanya tetap sama allah," lanjutnya.
Diketahui sebelumnya, habib Ali selaku pendiri masdi jamiah Al-Riyadh telah wafat pada malam Senin, pukul 20.45 WIB, tanggal 20 rajab 1388 hijriah atau 20 Oktober 1968.
"Yang saya tahu, habib Ali yang memberi nama air syifa ini. Dan, Habib Ali meninggal tahun 1968 pada usia seratus lima belas (115) tahun," ujar Hefni.
"Itu saja ya sejarah habib Ali, cuma itu saja soalnya yang bisa saya ceritakan," pungkasnya.
Dari pantauan TribunJakarta.com di dalam masjid jamiah Al-Riyadh, terdapat empat makam, termasuk kuburan habib Ali.
Diantaranya ada makam habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi.
Habib Mohammad bin Ali bin Abdurraham Al Habsyi.
Anak perempuan dari habib Mohammad, yakni Syarifah Ni'mah. Dan makam habib Abdurrahman bin Mohammad.
Kata Hefni, siapa saja boleh berkunjung untuk mendoakan para tokoh besar umat Islam tersebut.
Sebab, selama 24 jam para pengunjung dipersilakan untuk datang dan memanjatkan doa di masjid jamiah Al-Riyadh, di Jalan Kembang VI, Kwitang, Jakarta Pusat.