Pileg 2019
Analisa Pengamat NasDem dan PPP Tak Dapat Kursi DPRD Kota Tangsel: Digembosi PSI Hingga Efek Romy
Terlebih pada periode dewan sebelumnya, PPP memiliki dua kursi termasuk yang diduduki sang ketua DPC, Eeng Sulaiman.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNKAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - NasDem dan PPP benar-benar menjadi fenomena pada Pileg 2019 di tingkat kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Pasalnya, berdasarkan hasil rekapitulasi tingkat kota, dua partai itu tidak dapat kursi alias nihil di DPRD Tangerang Selatan.
Seperti diketahui, partai berlambang Ka'bah itu adalah partai besar dengan basis pemilih muslim yang kuat.
Terlebih pada periode dewan sebelumnya, PPP memiliki dua kursi termasuk yang diduduki sang ketua DPC, Eeng Sulaiman.
Sedangkan penghuni satu kursi lainnya, Ratu Chumairoh Noor, memilih hengkang dari PPP dan maju lewat Demokrat.
Nahasnya Eeng dan Chumairoh gagal melenggang untuk periode selanjutnya.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Zaki Mubarrok, mengatakan, jebloknya perolehan PPP karena konflik internal dan terpengaruh Romahurziy alias Romy efek.
Seperti diketahui, PPP sempat terbelah dan terbagi dua kepengurusan. Konflik internal semacam itu juga berpengaruh pada mesin politik di tingkat kota.
• PPP dan Nasdem Tenggelam, PSI Dapat 4 Kursi, Begini Konstelasi Kursi Dewan di Tangerang Selatan
Terlebih, Romy, mantan ketua umum PPP yang terjaring OTT KPK saat Pemilu mulai panas, membuat partai itu kehilangan keparcayaan.
"PPP didera konflik-konflik internal. Belum lagi isu korupsi yang menerpa sang ketua umum Romy ternyata berdampak pada elektabilitas caleg dan partainya yang merosot tajam," kata Zaki saat dihubungi TribunJakarta.com, Selasa (14/5/2019).
Sedangkan NasDem di Tangsel seperti menjadi anomali. Ketika di tingkat nasional, partai besutan Surya Paloh itu tengah moncer, tapi di Tangsel justru mengalami penurunan drastis.
Periode sebelumnya, NasDem memiliki tiga kursi di dewan Tangsel, tapi pada pemilihan ini, tidak ada sama skelai.
Zaki melihat, NasDem berhasil digembosi PSI yang meroket dengan perolehan empat kursi.
Pasar pemilih dan jargon yang relatif sama, PSI dianggap lebih segar dan mampu merealisasikan restorasi dalam kerja politiknya.
"NasDem dulu mengusung ide-ide restorasi, tapi setelah dikekuasaan gagal merealosasikan, ide-ide NasDem ini yang sekarang diambil alih PSI," katanya.