Pilpres 2019
Blak-blakan Mahfud MD Soal Anas Keponakannya: Cenderung ke PKS, Tapi Maju Caleg dari PBB
Mahfud MD membenarkan Hairul Anas Suaidi adalah keponakannya. Ia menceritakan garis politik Anas dan sempat mengajak Mahfud untuk gabung partainya.
Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Langkah Hairul Anas Suaidi mempresentasikan robot temuannya yang dapat memantau situng KPU mendapat pujiaan dan cercaan.
Lulusan elektro ITB ini mempresentasikan robot ciptaannya saat memperlihatkan pergerakan menit ke menit perolehan di situng KPU di simposiun yang digelar BPN Prabowo-Sandi.
Dalam simposium di Hotel Grand Sahid Jaya, Selasa (14/5/2019), dengan tema 'Mengungkap Fakta Kecurangan Pemilu 2019,' dan disaksikan capres dan cawapres 02 Prabowo-Sandi, ia dielu-elukan peserta .
Mereka memuji temuan brilian Anas. Di medsos ia dipuja sebagai ilmuwan pejuang.
Namun, oleh para ahli IT sendiri menganggap robot yang Anas kenalkan bukan sebagai temuan melainkan hanya ilmu dasar yang diajarkan di semester-semester awal prodi elektro di ITB.
Bahkan kemudian Anas diprotes karena membawa nama besar ITB. Ia mengaku sebagai Sahabat PADI ITB.
Dosen ITB, Prof Marsudi Wahyu Kisworo, menulis bahwa 'Robot Ikhlas' temuan Anas itu sama sekali tak ada istimewanya.
Anas menjadi tertawaan netizen karena sebagai ahli IT ternyata melapor ke polisi karena akun pribadinya kena hack.
Penelusuran Tribun Madura, Anas adalah keponakan kandung mantan Ketua MK, Mahfud MD.
Mahfud MD langsung membenarkan Anas adalah keponakannya.
"Dia keponakan kandung saya, anak bungsu dari saudara tertua saya," ungkap Mahfud MD kepada Tribunnews.com dalam artikel: Hairul Anas Ciptakan Robot IT Pemantau Situng KPU, Mahfud MD Akui Keponakannya Itu Memang Cerdas, Jumat (17/5/2019).
Mahfud MD kemudian bercerita Anas mempunyai dua kakak yakni Nurul Fajar dan Yusuf Effendi.
Kata Mahfud ketiga keponakannya itu memang cerdas-cerdas.
Selepas tamat SMA do Pamekasan, ketiga bersaudara itu langsung mendaftar ke PTN favorit, tidak memilih yang lain, dan langsung diterima.
Yusuf Effendi dan Nurul Fajar mendaftar dan lulus cepat dari ITS Surabaya untuk kemudian bekerja di IPTN besutan BJ Habibie sampai IPTN bubar.

Sementara Anas masuk Elektro ITB dan berhasil dengan baik untuk kemudian bekerja di bidang IT dan pernah bekerja di Brunei Darussalam dalam bidang tersebut.
Mahfud MD menambahkan seperti dirinya, Anas sejak kecil sudah belajar mengaji di surau dan mendalami Islam di madrasah.
Setahu Mahfud orientasi politik Anas lebih cenderung ke PKS bahkan pernah menyarankan Mahfud agar bergabung ke PKS.
"Biasalah, seperti keluarga Tebuireng, afiliasi politik bisa berbeda-beda," kata Mahfud MD.
Tapi Mahfud MD tak tahu alasannya mengapa pada Pemilu 2019 Anas menjadi caleg dari PBB.
Meskipun pilihan politik berbeda, tapi Anas dan kedua kakaknya selalu tawadhu' dan santun.
"Sebagai warga NU saya sering ziarah ke kuburan leluhur. Meski Anas agak PKS tapi kalau saya ziarah ke kuburan dia ikut menemani. Ya, seperti foto kami di kuburan ayah saya yang fotonya beredar di medsos itu," kata Mahfud sambil tertawa.
Diakui Mahfud MD, Anas sangat energik dan penuh semangat.
"Saya sudah berpesan kepada dia agar temuannya itu cukup dipresentasikan di Bawaslu dan di BPN sebagai produk ilmu dalam kasus ketatanegaraan seperti pemilu," kata Anas.
Tapi kelak sudah ada keputusan yang final tentang hasil Pemilu, Anas tak boleh lagi menuding ada kecurangan.
"Maka tak boleh lagi menuding ada kecurangan sebab hal itu bisa saja dianggap sebagai tindak pidana penyebaran kebohongan dan lain-lain," kata Mahfud.
Anas singgung cebong
Di simposium yang digelar BPN Prabowo-Sandi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2019) turut hadir calon presiden dan calon wakil presiden 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Amien Rais, Rizal Ramli dan lain sebagainya.
Kepada peserta simposium, Anas mengaku sebagai Sahabat PADI ITB. Menurut dia, robot ciptannya lebih dikenal ketimbang dirinya.
Ia lincah menjelaskan screen monitoring soal robot buatannya yang mampu memotret laman situng KPU per menit dari data nasional hingga data per TPS.
"Ada screen monitoring. Inilah robot yang saya ciptakan.
Sambil diklik ini adalah layar-layar KPU yang saya potret dari menit ke menit. Mulai dari halaman nasional sampai halaman TPS.
Itu dari Aceh sampai, kebetulan itu urutannya pakai abjad. Bisa dilihat Aceh sampai Bali ada semua. Itu dari menit ke menit. Menit ke berapa pun akan kami kasih gambarnya. Boleh dilihat ya itu Bengkulu.
Jadi jangan khawatir kalau bapak ibu menemukan kecurangan di situ maupun di kenyataan inilah yang disebut robot tidak ikhlas.
Kalau yang pertama robot ikhlas kalau yang ini robot tidak ikhlas, Saya tidak ikhlas Pak Prabowo-sandi dicuri suaranya.
Saya tidak ikhlas. SIapa yang tidak ikhlas? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
ini bukti mata lebih akurat daripada mungkin malaikat yang mungkin tidak mereka takuti.
Kalau ini mereka harus takuti, karena ada semua mulai dari tingkat nasional sampai tingkat TPS.
Dan ini tidak akan saya berikan kepada cebong-cebong untuk melihat.
Saya bilang robot ini ada di planet mars. Anda tidak akan menemukan di mana ronbot ini," ujar Anas.
Merujuk LinkedIn-nya, Hairul adalah Chairman dan CEO dari Edumatic International (Gemadata Groups).
Pria kelahiran Pamekasan 20 Juli 1976 ini jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1996. Ia juga caleg DPR RI dari PBB di Dapil Jatim XI.
Dikenal cerdas sejak SMA
Sutrisno (57), guru kimia menceritakan sosok Hairul selama mengenyam pendidikan di SMAN 1 Pamekasan.
Di antara teman-teman sekolahnya di SMAN 1 Pamekasan, Hairul dipanggil Anas Suaidi.
Ia dikenal sebagai anak yang cerdas dan murah senyum demikian dilansir TribunMadura.com dalam artikel: Viral Pria di Pamekasan Pencipta Robot Pemantau Sistem IT KPU RI, Ternyata Masih Keluarga Mahfud MD.
"Saat bersekolah dulu kami mengenalnya sebagai Anas Suaidi." kata Sutrisno saat ditemui di ruangannya di SMAN 1 Pamekasan, Kamis (16/5/2019).
"Saya mengajar Anas di bidang guru kimia. Anas itu orangnya luar biasa. Pintar dan memang IQ-nya cukup tinggi," imbuh dia.
Tak hanya dikenal sebagai anak cerdas, Anas juga dikenal gurunya sebagai orang yang beradab dan sopan luar biasa.
"Dengan teman-temannya baik dalam berkawan. Murah senyum sehingga kalau bergaul dengan Anas enaklah mereka itu," ujar Sutrisno.
Setiap ujian pelajaran kimia, hasil ujian Anas tidak pernah mengecewakan.
Anas sosok yang rajin bertanya di kelasnya dan saat istirahat, selalu menyempatkan diri untuk baca buku.
"Memang layak dia mendapatkan perguruan tinggi yang bagus seperti ITB. Kecerdasannya memang di atas rata-rata temannya," ucap Sutrisno.
Sebagai guru SMAN 1 Pamekasan yang pernah mengajar Anas, Sutrisno bangga ketika mendengar mantan muridnya itu viral karena bisa menciptakan robot pemantau situng KPU.
"Dia murid alumni tahun 1995 yang memang saat sekolah mempuni dalam ilmu TI. Luar biasa dan bangga.
"Mudah-mudahan kami berharap ada kesempatan bagi Anas untuk hadir di sekolah ini memberikan motivasi kepada siswa-siswa disini ya untuk bisa menularkan ilmunya serta memberikan motivasi agar muncul Anas baru," harap dia.
Anas juga merupakan juara kelas 10 besar secara paralel.
"Kami sebagai guru mendengar Anas, ya hanya bisa berdoa semoga Mas Anas semakin lebih baik lagi dan sukses."
"Serta tetap menjaga kebenaran itu penting dan ilmunya tidak digunakan untuk yang lain-lain," pinta Sutrisno.
Sutrisno berharap kepada Anas semoga tetap istikamah menjaga kebenaran.
"Satu hal dalam tanda petik jangan sampai terganggu dengan hal-hal yang negatif karena zaman sekarang itu berbeda.
"Jangan sampai terjangkit korupsi. Ibadahnya tetap dijaga. Sikapnya yang sopan santun, tawadhu' kepada gurunya itu yang kita senang dan sangat luar biasa," beber dia.
Tonton selengkapnya di sini:
(Kuswanto Ferdian)