Jejak Sunan Giri Wasiat Sebarkan Islam di Banjarnegara, Ini Hubungannya dengan Sunan Giri Gresik
Apakah orang yang sama Sunan Giri dengan Sunan Giri Wasiat? Nama kedua dikenal sebagai penyebar Islam di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Nama Wali Songo begitu masyhur di Nusantara hingga makam mereka tak pernah sepi dari peziarah.
Di luar sembilan wali ini mash banyak ulama lain yang turut berperan menyebarkan dan mengembangkan agama Islam di Nusantara.
Makam dan petilasan ulama terdahulu masih terawat hingga sekarang.
Satu di antaranya adalah Sunan Giri Wasiat.
Nama Sunan Giri Wasiat bagi sebagian orang masih terdengar asing.
Bahkan di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah tempatnya bermukim hingga berpulang ke haribaan-Nya.
Makam Sunan Giri Wasiat berada di puncak Dukuh Dagan, Desa Bondolharjo, Kecamatan Punggelan.
Nama Giri Wasiat hampir selalu disebut dalam berbagai literatur yang mengisahkan cikal bakal Banjarnegara.
Muhsinin, juru kunci makam, menjelaskan berdasarkan referensi yang ia baca, Sunan Giri Wasiat, tak lain putra kinasih Kanjeng Sinuhun Satmoko atau Sunan Giri alias Raden Paku alias Muhammad Ainul Yakin.
Sunan Giri berkedudukan di Giri Gajah, Gresik, Jawa Timur.
Oleh ayahandanya Giri Wasiat diutus untuk mengembangkan agama Islam ke wilayah barat atau Jawa Tengah.
Giri Wasiat tidak sendirian, dua saudaranya ikut serta yakni Panembahan Giri Pit dan Nyai Sekati.
Sesampainya di Banjarnegara, ketiganya sempat transit di Padepokan Selamanik.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke wilayah yang kini dikenal dengan nama Kecamatan Banjarmangu.
Penamaan wilayah itu konon juga terkait pengalaman putra-putri Sunan Giri itu yang sempat bingung ketika sampai di pertigaan Banjarmangu.
Menurut Muhsinan, mereka bingung untuk membagi rute setibanya di persimpangan itu.
"Bingung itu Jawanya mangu-mangu. Sehingga di sana diwariskan nama Banjarmangu, dari kata Banjar dan mangu," terangnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (15/5/2019).

Muhsinin menuturkan, tiga bersaudara ini akhirnya memutuskan berbagi rute untuk menyambung perjalanan mereka.
Giri Wasiat meneruskan misi perjuangannya ke arah barat hingga menetap di Dukuh Dagan, Desa Badakarya (kini masuk Desa Bondolharjo).
Adapun Giri Pit meneruskan perjalanannya ke wilayah yang kini disebut Gripit di lereng Gunung Pawinihan, Kecamatan Banjarmangu.
Sementara Nyai Sekati akhirnya menetap di wilayah Kecamatan Wanayasa.
Di Dusun Dagan, Sunan Giri Wasiat meninggalkan sebuah masjid dan petilasan.
Sayang, bangunan lama masjid yang berusia ratusan tahun itu dibongkar karena lapuk dan diganti dengan bangunan baru.
Selain masjid, Sunan Giri Wasiat juga meninggalkan petilasan berupa batu yang konon jadi tempat favoritnya.
Karena sering ditempati, batu itu bahkan sampai meninggalkan bekas lekuk tubuh Pangeran Giri Wasiat.
Sayang, karena berada di lahan pribadi warga, petilasan itu dikubur sehingga tak terlihat sekarang.
Giri Wasiat juga disebutnya meninggalkan jubah dan perlengkapan lain yang masih tersimpan.
Khusus peninggalan ini, Muhsinin enggan memperlihatkannya.
"Jubahnya masih ada, tersimpan secara baik," jelasnya.
Selalu ada peziarah yang datang ke makam Sunan Giri Wasiat.
Mereka datang dari berbagai daerah, bahkan ada yang berasal dari luar Jawa seperti disampaikan kepada Muhsinin.
Niat dan tujuannya beragam, sesuai kehendak masing-masing berziarah ke makam ini. (Tribunjateng/Khairul Muzakki)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Sunan Giri Wasiat Penyebar Islam di Banjarnegara, Putra Kinasih Sunan Giri Gresik