Cerita Dibalik Selfie Bareng Kera di Mongkey Forest Ubud: Jasa Sang Pawang Hingga Tak Bisa Istirahat
Foto selfie kera bersama wisatawan di obyek pariwisata Monkey Forest Ubud viral di media sosial. Cerita dibalik foto tersaebut
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNJAKARTA.COM, GIANYAR - Foto selfie kera bersama wisatawan di obyek pariwisata Monkey Forest Ubud viral di media sosial.
Sebab foto tersebut memperlihatkan kesan seekor monyet mengambil foto sendiri alias selfie dengan latar belakang pengunjung obyek pariwisata tersebut.
TribunJakarta.com mengutip TribunBali.com mengenai informasi tersebut.
Jasa Pawang Kera

Pawang kera obyek pariwisata Monkey Forest Ubud, I Nyoman Surata (40), berjasa besar untuk jumlah kunjungan ke destinasi wisata tersebut.
Berkat dia, pengunjug Monkey Forest menjadi lebih ramai.
Tak hanya mancanegara, wisatawan domestik juga banyak berdatangan.
Ini karena Surata bisa mengarahkan kera dalam sesi pemotretan. Kesannya seolah-olah kera yang mengambil foto sendiri alias selfie.
“Awalnya monkey selfie hanya dilakukan oleh wisman, tapi setelah fotonya tersebar di media sosial, pengunjung lokal pun banyak yang ke sini. Saya sampai tak bisa istirahat,” ujarnya, Minggu (9/6/2019).
Cara Sang Pawang Kera

Cara yang dilakukan Surata untuk membuat kera selfie ini relatif mudah.
Ia meminta ponsel pintar pengunjung yang ingin dipotret.
Dalam sisi pengambilan foto ini, Surata memegang sebuah pisang.
Ketika seekor kera mengambil pisang tersebut, Surata lantas menjepret kera dengan latar belakang pengunjung.
Surata mengatakan, cara unik ini ditemukannya sejak setahun lalu.
Hal tersebut bermula saat ia akan memberikan makanan para kera di Monkey Forest.
Seorang wisatawan mancanegera meminta bantuannya untuk mengambil foto.
Saat hendak melakukan pemotretan, tangannya masih memagang pisang.
Tiba-tiba saat itu, ada seekor kera yang mengambil pisang tersebut sehingga pengunjung dan wajah kera pun itu dipotret, seolah-olah kera itulah yang menjepret dirinya sendiri.
“Wisatawannya saat ini sangat puas, dan senang dengan hasil foto itu,” ujarnya.
Setelah kejadian itu, Surata kerap menawarkan foto kera selfie pada wisatawan yang berkunjung.
Seiring berjalannya waktu, pemotretan seperti itu menjadi terkenal.
Sebab setiap pengunjung yang menyebarkan hasil selfienya dengan kera ke media sosial.
Ia menyarankan wisatawan supaya tidak melakukan monkey selfie sendirian.
Hal itu untuk mengantisipasi kamera atau handphone yang digunakan bisa dilarikan kera.
Pengunjung Meningkat
Promosi dengan cara ini terbilang efektif dan berperan penting dalam memperkenalkan objek wisata Monkey Forest Ubud yang baru.
Sebab sejak beberapa tahun ini, objek wisata hutan kera ekor panjang ini terus dilakukan pembenahan.
Mulai dari perluasan yang sebelumnya hanya tujuh hektare, kini sudah mencapai 22 hektare.
Selain itu, Monkey Forest Ubud juga memiliki tempat parkir yang mampu menampung 500 mobil.
Spot Menarik Bandung Waterfall Bali

Pemandangan berbeda tersuguh di aliran sungai Pakerisan, di perbatasan Desa Pejeng Kangin dan Desa Siangan, Gianyar, Sabtu (8/6/2019).
Beberapa bulan lalu, sungai ini masih tercemar sampah plastik.
Tak jarang, mobil pengangkut ayam pun banyak dicuci di sungai ini, yang mengakibatkan sungai ini berbau busuk.
Namun kini kondisi tersebut berubah 100 persen.
Hampir tak ada satupun sampah terlihat mengapung di sungai, termasuk masyarakat yang mencuci mobil ayam.
Namun yang paling ‘mencengangkan’, di ujung sungai yang dulunya menjadi lokasi tumpukan sampah, sudah menjadi objek pariwisata berbagai spot.
Mulai dari water canyon, waterfall hingga jumping.
Tempat ini relatif menyegarkan karena dikelilingi pepohonan, serta formasi bebatuan hijau karena lumut, dan yang terpenting bersih dari sampah jenis apapun.
Objek wisata ini merupakan milik Desa Pakraman Bandung, Desa Siangan, Gianyar.
Jro Bendesa Bandung, Dewa Putu Anom mengatakan, sebelum disulap menjadi objek wisata, kawasan ini merupakan tempat angker, sehingga masyarakat sangat jarang turun ke sana.
Namun seorang warganya, Made Kanya, melihat tempat tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata.
Kanya dan sejumlah warga peduli lingkungan pun, akhirnya sepakat untuk merawat kawasan ini.
“Awalnya dilakukan pembersihan, karena dulu di sini banyak sampah. Kalau dikumpulkan pakai truk, bisa sampai 2 truk banyak sampahnya. Tapi karena kegigihan warga melakukan gotong royong, kondisi ini kembali bisa alami, dan kondisi airnya pun bagus,” ujarnya.
Dalam memastikan kondisi air tidak membahayakan kulit, penggagas Bandung Waterfall Bali, Made Kanya pun nyemplung ke dalam air, sembari menunjukkan spot yang dimiliki.
Namun jika ada wisatawan masih ragu terhadap kualitas airnya, usai mandi di objek tersebut, wisatawan bisa mandi pada pancuran yang airnya telah dipasupati atau disucikan.
Dimana sumber air pancuran ini merupakan air alami yang timbul dari bawah tanah.
“Habis mandi di sungai, bisa mandi lagi di pancuran ini, langsung minum juga bisa, karena airnya langsung dari sumber mata air, dan juga sudah dipasupati, dijaga kesuciannya,” ujar Kanya menimpali.
Meskipun objek wisata ini masih terbilang baru, namun wisatawan yang berkunjung relatif banyak, yakni rata-rata 50 orang per hari.
Lokasi ini cepat terkenal, Kanya tak terlepas dari peran masyarakat setempat, yang sebagian besar bekerja sebagai guide.
Tak hanya itu, pihaknya juga gencar melakukan promosi lewat media sosial.
“Rata-rata yang datang 50 orang, sebagian besar wisatawan asing. Mereka sangat menyukai lokasi ini, karena sangat alami. Bahkan kami tidak dikasi untuk menambahkan material apapun, supaya kealamiannya tidak rusak,” tandasnya.
Gencar Sosialisasi Kebersihan
Jro Bendesa Bandung, Dewa Putu Anom saat ini gencar melakukan sosialisasi kebersihan, khususnya tidak membuang sampah ke sungai.
Pihaknya pun bersyukur hal ini mendapat respons positif.
Tak hanya dari warganya, tapi juga dari desa pakraman tetangga.
• Magic Art 3D Museum Jadi Pilihan Baru Wisatawan Kota Tua: Ribuan Pengunjung Datang Setiap Hari
• Habiskan Libur Lebaran, Pengunjung Antusias Jajal Bus Wisata Keliling Tempat Wisata di Jakarta
• Wisata Situ Lengkong Masih Menjadi Pilihan Warga Ciamis Kala Libur Lebaran
• TMII Jadi Destinasi Wisata Sejumlah Warga yang Tak Mudik
Demi mengoptimalkan kebersihan, Dewa Anom pun mengaku kerap mendatangi dan memberikan pemahaman secara kekeluargaan pada masyarakat yang membuang sampah ke sungai atau masyrakat yang mencuci mobil ayam.
“Astungkara, sekarang kesadaran untuk tak mencemari sungai sudah ada. Kami juga berterima kasih pada desa tetangga, yang membantu kami melarang warganya membuang sampah ke sungai,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Foto Selfie Bersama Kera di Monkey Forest Ubud Viral, Kunjungan Wisatawan Meningkat, Ubah Kawasan Terbengkalai Jadi Objek Wisata, Bandung Waterfall Bali Tawarkan Berbagai Spot Menarik,