Lebaran 2019
Kinerja Pemerintah Jaga Stabilitas Harga Pangan Redam Gejolak Politik
Kenaikan harga pangan yang terjadi selama bulan Ramadan masih dalam konteks yang wajar karena ada peningkatan permintaan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah dinilai berhasil menjaga stabilitas harga pangan jelang Hari Raya Idul Fitri.
Berbagai kalangan yakin hasil kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini pada akhirnya turut menciptakan situasi politik yang stabil, utamanya pascapemilu.
Sekaligus, ketersediaan pangan dan stabilnya harga selama tiga tahun berturut-turut juga menjadi penegas legitimasi pemerintahan yang lebih kuat jelang periode kedua.
Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengakui, stabilitas harga pangan ini berpengaruh terhadap stabilitas politik di Tanah Air jelang perayaan Lebaran.
Dirinya menilai, situasi keamanan juga terkendali setelah sempat memanas saat hasil Pemilu 2019 diumumkan.
Semasa bulan puasa dan Lebaran, harga pangan diamati Anwar memang mengalami kenaikan.
Tapi baginya kondisinya masih terbilang wajar.
"Ada naiknya juga. Tapi bisa meredam situasi politik," kata Anwar saat dikonfirmasi, Selasa (11/6/2019).
Pendapat serupa disampaikan Direktur Riset Lembaga Kajian Visi Teliti Saksama, Nugroho Pratomo.
Menurutnya, kenaikan harga pangan yang terjadi selama bulan Ramadan masih dalam konteks yang wajar karena ada peningkatan permintaan.
DPRD DKI Gelar Halal Bihalal Bersama Eksekutif, Gubernur Anies: Silaturahmi Melenturkan yang Kaku |
![]() |
---|
Arus Balik Tahun Ini Menurun Dibandingkan Tahun Lalu di Terminal Kampung Rambutan |
![]() |
---|
Seminggu Pasca-Lebaran, Pedagang Sebut Harga Sayuran di Pasar Tomang Barat Masih Belum Stabil |
![]() |
---|
H+7 Lebaran, Ribuan Pemudik Baru Tiba di Terminal Pulo Gebang |
![]() |
---|
Libur Lebaran, Manusia Patung di Kota Tua Bisa Dapat Rp 1 Juta Sehari |
![]() |
---|