2 Dirantai Kakinya, 1 Hamil Besar, Begini Kondisi 3 Warga yang Alami Gangguan Jiwa di Bandung

"Sakitnya sudah lama, dari bujang, kakak saya dulu trauma tato," ujar Adik U yang enggan disebutkan namanya itu.

Editor: Wahyu Aji
tribunjabar/syarif pulloh anwari
ODGJ di Cijaura Kota Bandung 

TRIBUNJAKARTA.COM, BANDUNG - Tiga orang warga di RW 08, Kelurahan Cijaura, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung diketahui mengalami gangguan jiwa atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), dua di antaranya terpaksa dirantai oleh pihak keluarga.

Dua warga berinisial U (50) dan I (46) terpaksa dirantai lantaran mengalami gangguan jiwa dan satu warga berinisial I (40) dalam kondisi hamil.

Saat Tribun Jabar menyambangi rumah U, tampak di sebuah rumah yang bercat hijau itu terdengar teriakan, kala itu hanya terlihat seorang laki-laki paruh baya ternyata ayah dari U bernama Kana (75) dan seorang perempuan yang merupakan adik dari U yang enggan disebutkan namanya.

"Sakitnya sudah lama, dari bujang, kakak saya dulu trauma tato," ujar Adik U yang enggan disebutkan namanya itu.

U yang mengalami gangguan jiwa sejak masih muda, mengalami trauma tato dan sempat dihapus tatonya oleh ayahnya itu.

Dan kini kondisi U yang suka mengamuk oleh pihak keluarga dirantai kaki.

Kala itu nampak U sedang duduk dengan kaki terikat rantai.

"Sudah setahun dirantai kayak gini, soalnya suka ngamuk ngeganggu ke masyarakat, kalau keluar suka ngerusak rumah, ngelempar ke kaca rumah," ujarnya.

Namun pihak keluarga mengaku sering memberikan pengobatan hingga sekarang kepada U dan sempat diobati dengan cara dirukyah.

ODGJ di Cijaura, Buahbatu, Kota Bandung, berbaring di lantai, Rabu (26/6/2019).
ODGJ di Cijaura, Buahbatu, Kota Bandung, berbaring di lantai, Rabu (26/6/2019). (tribunjabar/syarif pulloh anwari)

"20 kali bolak-balik diobatin, ke rumah sakit, sempat di rukyah sekali, dan pernah sembuh lalu kambuh lagi," ujarnya

Saat Tribun Jabar menyambangi rumah ODGJ lainnya berinisial I (46), terlihatbagian kaki kirinya terikat rantai.

Ayah dari I bernama Mustaqin (80) mengatakan kondisi anaknya itu terpaksa dirantai lantaran sering mengamuk dan anaknya itu mengalami gangguan jiwa karena ditinggal suaminya yang meninggal dunia.

"Dari 2005 sudah sakit gini, gara-gara trauma ditinggal suaminya yang bunuh diri," ujarnya

Mustaqin menuturkan I yang sudah mempunyai empat anak ini jika diajak berkomunikasi masih nyambung.

"Anak saya yang ngurus sendiri, dikasih makan dan minum, sesekali saya dengar suka solawatan," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved