Anak Muda yang Menganggur dan Putus Sekolah Jadi Pemicu Maraknya Tawuran di Lenteng Agung
Menurut Kepala Satuan Tugas Pol PP Lenteng Agung, Alpi, ada sejumlah titik gang yang turut menjadi penyumbang anak-anak muda untuk tawuran.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Kenakalan remaja usia tanggung marak terjadi di wilayah Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Menurut Kepala Satuan Tugas Pol PP Lenteng Agung, Alpi, ada sejumlah titik gang yang turut menjadi penyumbang anak-anak muda untuk tawuran.

"Ada di Gang Joko, Turi, dan Haji Ali. Itu tiga titik rawan yang anak anak mudanya marak tawuran," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di ruangannya pada Kamis (4/7/2019).
Aksi tawuran terjadi di wilayahnya lantaran masih banyaknya anak muda yang pengangguran, putus sekolah hingga yatim piatu namun tak ada yang membinanya.
Meski sudah diingatkan oleh orangtuanya, peringatan itu diabaikan oleh anak-anak muda di sana.
Bahkan, Ketua RT maupun RW setempat dilawan oleh mereka.
"Padahal RT atau RW seharusnya kan dihormati. Tapi ini enggak. Apalagi di Gang Joko banyak anak-anak muda seperti itu. Kalau lewat situ agak merinding aja saya," lanjutnya.
Jajarannya sempat mengamankan sejumlah senjata tajam (sajam) yang dibawa oleh para anak muda yang hendak tawuran.
Namun ketika Satpol PP datang, mereka lari seraya melempar sajam itu.
"Kita sempat sita sejumlah sajam saat anak-anak nongkrong di atas JPO. Mereka lari menyembunyikan di got, semak dan tanah. Kejadian itu terjadi sebelum bulan puasa," katanya.
Pemicu tawuran, lanjut Alpi, berasal dari pihak luar.
• Cara Mudah Perbaiki iPhone dengan Status No Service atau Searching
• Kuasa Hukum Jokdri Siapkan Pleidoi 100 Halaman Lebih
• Sederet Fakta Lampard Resmi Jadi Pelatih Chelsea: Legenda Kenyang Juara dan Jaminan Roman
Musuh anak-anak muda itu sebagian besar berasal dari gangster yang datang dari wilayah lain seperti Depok, Kebagusan dan sekitarnya.
Namun, pihak Satpol PP tak bisa berbuat banyak dengan wilayahnya lantaran jumlah mereka jauh lebih besar.
"Meski sudah dilakukan patroli wilayah tengah malam sampai dini hari, mereka enggak keluar. Kebanyakan gangster itu sudah ada mata-matanya ketika kita mau patroli bersama polisi," bebernya.
Larut malam Bagi Alpi dan jajaran Satpol PP lainnya, berarti bertaruh nyawa lantaran kehidupannya lekat dengan gangster maupun anak-anak muda labil.
"Kalau Satpol PP aja yang mengamankan wilayah, bisa mati konyol kita. Mereka misalkan 20 motor (gangster). Mereka bawa pedang semua, padahal anggota saya piket cuma dua orang," tandasnya.