Ibadah Haji 2019

Kisah Tri Darini Penjual Kerupuk Menabung 28 Tahun, Siap Berangkat Haji ke Tanah Suci Tahun Ini

Setelah delapan tahun mendaftar terhitung sejak 2011, Darini akhirnya bisa berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekah tahun ini.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Kompas.com/Labib Zamani
Tri Darini (53), penjual kerupuk asal Dukuh Kenangan RT 003, RW 004, Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah naik haji setelah 28 tahun mengumpulkan uang, Jumat (5/7/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM, KLATEN -- Kisah penjual kerupuk naik haji.

Tri Darini (53) wanita asal Dukuh Kenangan, Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah akan menunaikan ibadah haji tahun ini.

Perempuan kelahiran 1 Maret 1966 itu berhasil mewujudkan impiannya setelah menabung selama 28 tahun dari hasilnya berjualan kerupuk.

Dilansir dari Kompas.com, kebahagiaan terpancar dari wajah Tri Darini (53), penjual kerupuk asal Dukuh Kenangan RT 003/RW 004, Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Setelah delapan tahun mendaftar terhitung sejak 2011, Darini akhirnya bisa berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekah tahun ini.

Darini mengatakan, setiap hari dirinya berjualan kerupuk dengan menggunakan sepeda onthel.

Ia berangkat pukul 05.30 WIB dan pulang pukul 09.30 WIB.

Pekerjaan itu sudah Darini geluti sejak 28 tahun setelah dirinya menikah dengan Teguh Waluyo (53).

Meski hasilnya tidak menentu, Darini dengan tekun menyisihkan sedikit demi sedikit uang hasil berjualan kerupuk.

Setiap hari dirinya mengumpulkan uang sebesar Rp 5.000 untuk ditabung.

"Tiap hari saya mengumpulkan uang Rp 5000. Setelah sebulan terkumpul uangnya saya bawa ke bank untuk ditabung," kata Darini ditemui Kompas.com di rumahnya, Jumat (5/7/2019).

Setelah uangnya terkumpul hingga Rp 25 juta, Darini mendaftarkan seorang diri untuk berangkat haji pada 2011.

Perempuan kelahiran 1 Maret 1966 ini tetap melanjutkan kebiasaannya menabung untuk melunasi biaya haji sebesar Rp 36 juta per orang.

"Alhamdulillah tahun ini saya bisa berangkat naik haji," ujar ibu dua anak.

Darini tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 10 gelombang pertama dari Kabupaten Klaten.

Darini diterbangkan ke Mekkah pada 9 Juli 2019 melalui Embarkasi Haji Surakarta.

Lebih jauh, Darini menyampaikan ibadah haji yang segera akan dilakukannya tersebut juga merupakan wasiat almarhum ayahnya.

Sebelum meninggal, ayah Darini berpesan kepada dirinya agar dapat menunaikan rukun Islam kelima.

Pasalnya, kelima saudaranya semua sudah melaksanakan ibadah haji.

"Saya anak ketiga dari enam bersaudara. Saudara saya semua sudah naik haji. Bapak saya pesan agar saya juga naik haji," katanya. (Kontributor Solo, Labib Zamani)

Dilansir dari Kompas.com, berikut 5 fakta dari Tri Darini yang berhasil mewujudkan mimpinya untuk naik haji:

1. Mulai bekerja dini hari

Tri dimulai 03.00 WIB. Saat langit masih gelap dia harus bangun untuk memasak dan menyiapkan barang dagangannya.

Pada pukul 05.30 WIB dia berangkat jualan menggunakan ontel dan pulang sekitar pukul 09.30 WIB.

Kerupuk yang dia jajakan diletakkan di boncengan sepeda kayuhnya.

2.731 Warga Kota Bekasi Berangkat Ibadah Haji Tahun 2019

Selain Persiapan Fisik dan Mental, Jemaah Haji Tertua Kloter 1 Jakarta Belajar Operasikan HP Android

Jemaah Calon Haji Pria Boleh Bawa Rokok Maksimal 2 Slop, Kalau Lebih Siap-siap Disita

VIDEO 386 Jemaah Calon Haji Kloter 1 Jakarta di Asrama Haji Pondok Gede

Pekerjaan itu sudah Tri Darini geluti sejak 30 tahun, sebelum dia menikah dengan Teguh Waluyo (53). Kerupuk yang dijajakannya bukan hasil buatannya sendiri, tetapi dia mengambil dari produsen.

"Saya ini orangnya tidak bisa diam, jadi sejak muda memang sukanya bekerja," tuturnya.

2. Menabung Rp 5000 setiap hari selama 28 tahun

Sejak menikah 28 tahun lalu, Tri mengaku selalu menyisihkan uang sebesar Rp 5.000 setiap hari dari hasil jualan.

"Tiap hari saya mengumpulkan uang Rp 5000. Setelah sebulan terkumpul uangnya saya bawa ke bank untuk ditabung," kata Darini ditemui Kompas.com di rumahnya, Jumat (5/7/2019).

Setelah uangnya terkumpul hingga Rp 25 juta, Tri memberanikan diri mendaftar agar bisa berangkat haji pada 2011 lalu.

Dia terus melanjutkan kebiasaannya menabung untuk melunasi biaya haji sebesar Rp 36 juta per orang.

3. Menunggu antrean selama 8 tahun

Tri mendaftar haji pada tahun 2011 dan baru mendapatkan kepastian keberangkatan pada tahun 2019.

Tri Darini tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 10 gelombang pertama dari Kabupaten Klaten dan akan terbang ke Mekah pada 9 Juli 2019 melalui Embarkasi Haji Surakarta.

"Alhamdulillah tahun ini saya bisa berangkat naik haji," ujar ibu dua anak.

Untuk biaya haji, Tri menabung selama 28 tahun dari hasil berjualan kerupuk.

4. Wasiat ayah

Selain jadi cita-cita,Tri mengaku ibadah haji yang dilakukannya merupakan wasiat almarhum ayahnya.

Dia bercerita jika ayahnya berpesan agar dirinya bisa menunaikan rukun Islam kelima, karena lima saudaranya sudah melaksanakan ibadah haji.

"Saya anak ketiga dari enam bersaudara. Saudara saya semua sudah naik haji. Bapak saya pesan agar saya juga naik haji," katanya.

Untuk mewujudkan wasiat ayahya, Tri menabung selama 28 tahun dari hasi jualan kerupuk yang dilakoninya setiap hari.

5. Sementara berhenti jualan

Mendekati keberangkatan ibadah haji, Tri mengaku berhenti sementara berjualan kerupuk.

Dia akan fokus untuk mempersiapkan keberangkatannya yang tinggal beberapa hari lagi.

"Saya bilang ke pelanggan dan mereka mendoakan saya," paparnya.

Dia berharap agar keberangkatan dan selama di Tanah Suci hingga pulang Tanah Air berjalan lancar.

"Saya sering lihat gambar ka'bah di televisi maka tambah ingin ke sana," ujar dia. (KOMPAS.com/Labib Zamani)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved