Menanti Hujan di Kampung Penadah Hujan di Penjaringan Jakarta Utara
"Ini sudah sebulan lebih, habis bulan puasa udah nggak pernah hujan lagi," kata Diana saat ditemui TribunJakarta.com
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Sudah sebulan lebih rintik hujan tak kunjung turun di Kampung Nelayan, Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.
Hari-hari tanpa hujan sebulan belakangan ditandai warga setempat sebagai kedatangan musim kemarau.
Meski tahu ini alami, warga di permukiman pinggir laut itu berharap kemarau segera berakhir.
Di bawah terik surya yang menyengat, mereka berharap agar rintik hujan segera turun.
Sebab, mereka tahu bahwa musim hujan adalah pertanda berkah: musim hujan artinya pasokan air yang melimpah.
Diana (40), pemilik warung kelontong sekaligus warga RT 04/RW 04 Kamal Muara, masih setia menunggu air hujan turun.
Penampungan air seperti ember dan gentong di depan warungnya sengaja tak ia masukkan ke dalam rumah.
• Jokowi Sampai Anies Digugat Gara-gara Polusi Udara di Jakarta Memburuk Hingga Rencana Hujan Buatan
Ia sengaja bertahan dan meletakkan penampungan air di depan warung sembari menunggu hujan yang bisa saja datang seketika.
"Ini sudah sebulan lebih, habis bulan puasa udah nggak pernah hujan lagi," kata Diana saat ditemui TribunJakarta.com, Kamis (11/7/2019).
Diana mengamini bahwa Kampung Nelayan Kamal Muara dijuluki sebagai 'Kampung Penadah Hujan'.
Pasalnya, bertahun-tahun sudah warga menggantungkan pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari dari air hujan.
Menurut Diana, di musim hujan, warga biasanya sengaja meletakkan penampungan air dalam bentuk apapun demi menampung air hujan.
Setelah penampungan terpenuhi, air hujan akan dipergunakan untuk kebutuhan mandi hingga memasak.