Akui Disuruh Pindah Negara, Yunarto Wijaya Kaget dengar Celetukan Najwa: yang Buat Saya Mau Ditembak

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengaku pernah disuruh pindah negara oleh seorang netizen di Twitter.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
YouTube Najwa Shihab
Yunarto Wijaya menjadi narasumber di acara Catatan Najwa. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H

TRIBUNJAKARTA.COM - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengaku pernah disuruh pindah negara oleh seorang netizen di Twitter.

Saat membahas hal tersebut, Najwa Shihab menceletuk sebuah nama.

Mendengar celetukan itu, Yunarto Wijaya langsung tersentak.

Hal tersebut terjadi saat Yunarto Wijaya menjadi narasumber di acara Catatan Najwa.

Mulanya Yunarto Wijaya menerangkan ia sosok yang cukup aktif di Twitter.

Kemudian ia menjelaskan dahulu kerap disapa dengan sebutan 'Koh'.

Namun di mata Yunarto Wijaya sejak tahun 2014, panggilan 'Koh' itu kini memiliki makna berbeda.

Netizen di Twitter yang memanggilnya 'Koh', saat ini bertujuan untuk menunjukan sikap intoleransi mereka terhadap pihak yang memiliki pilihan politik yang berbeda.

"Saya cukup aktif di Twitter banyak yang bilang saya nyebelin juga, agak berbeda dulu saya sering dipanggil 'koh'," kata Yunarto Wijaya dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Mata Najwa, pada Selasa (16/7/2019).

Ussy Sulistiawaty Dandan Begini saat Makan di Hotel Mewah, Putrinya Ngambek: Mama Jangan Kayak Gitu

Goyang Heboh di Depan Jokowi & Maruf Dikritik, Inul Daratista: Kalau Gak Mau Lihat Gak Ada Masalah

TONTON JUGA

"Tapi sebelum 2014 koh itu ya bercandaan seperti kita bercanda saya panggil dia (Najwa Shihab re) 'Saripah',"

"Sekarang koh itu biasanya dari yang berbeda pilihan poltiik dengan saya," tambahnya.

Yunarto Wijaya mengaku, salah satu pendukung capres memanggilnya 'Koh' dan menyuruhnya pindah dari Indonesia apabila jagoannya di Pilpres 2019 menang.

Tak ingin menyinggung banyak pihak, Yunarto Wijaya enggan menyebut nama calon presiden itu.

"Jadi kohnya itu 'Koh lu pindah aja dari Indonesia' 'Koh mau pindah ke Korea Utara atau China enggak kalau misalnya A yang menang'," kata Yunarto Wijaya.

Videonya Pakai Baju Renang Beredar & Banjir Hujatan, Ayu Ting Ting Ketus: Masa Berenang Pakai Jubah

Goyangannya di Depan Jokowi & Maruf Tuai Perdebatan, Inul Daratista: Namanya Juga Kerja Profesional

Najwa Shihab tiba-tiba menyebut sebuah nama.

"Prabowo?" tanya Najwa Shihab.

Yunarto Wijaya sontak kaget, ia terdiam sambil tersenyum.

Meliha reaksi Yunarto Wijaya, Najwa Shihab menerangkan di acara tersebut dirinya ingin berkata blak-blakan.

"Sudah dibilang kita mau blak-blakan," tegas Najwa Shihab disambut tawa penonton.

Yunarto Wijaya berseloroh sikap Najwa Shihab yang demikin, membuat dirinya menjadi incaran target pembunuhan.

Pertanyakan Pertemuan Prabowo dan Jokowi, PA 212: Kalau Ada yang Tak Sesuai dengan Ulama Kita Tolak

Dandan Begini saat Makan di Hotel hingga Putrinya Kesal, Ussy Sulistiawaty: Malu Jalan Sama Mama?

"Dia suka begitu sih," kata Yunarto Wijaya.

"Lagian si A sudah jelas banget maksudnya," timpal Najwa Shihab.

"Ini yang pengen bikin saya ditembak sebenarnya," ucap Yunarto Wijaya.

Melihat keduanya saling melempar candaan satire, tawa penonton kembali pecah.

"Nyalahin gua sih," ujar Najwa Shihab tersenyum.

SIMAK VIDOENYA:

Bocorkan Percakapannya dengan Ibunda, Salmafina Sunan: Kakak Lihat Suatu Perkara dari 2 Pihak

Jokowi Teriak Akan Bubarkan Lembaga yang Dianggap Tak Bermanfaat, Sorak Penonton Menggelegar

Yunarto Wijaya Maafkan Kivlan Zen yang Diduga Berniat Membunuhnya

Yunarto Wijaya mengaku sudah memaafkan orang yang berniat untuk membunuhnya.

Menurut polisi, Yunarto menjadi target pembunuhan yang direncanakan Mayjen (Purn) Kivlan Zen.

"Saya pribadi dan keluarga sudah memaafkan dan tak memiliki dendam apapun baik kepada perencana maupun eksekutor," kata Yunarto kepada Kompas.com, Rabu (12/6/2019).

Yunarto mengatakan, menjadi target pembunuhan justru membuat ia belajar kembali tentang kasih.

Memaafkan orang yang memusuhinya justru membuat ia merasa lebih bisa mensyukuri dan menikmati kehidupan.

Yunarto pun mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya terhadap langkah-langkah pengamanan yang dilakukan Polri dan TNI yang berhasil membuat situasi menjadi kondusif.

Ia mengajak semua pihak mempercayakan proses hukum yang berjalan tanpa diiringi oleh tekanan dan ujaran kebencian dari pihak manapun.

"Kejadian ini harus dilihat bukan dalam konteks keselamatan orang-orang yang ditarget. Tapi bagaimana demokrasi kita yang telah tercemar. Tercemar ujaran kebencian yang tidak bisa 'membunuh' perbedaan. Tercemar dengan aneka rupa kebohongan yang anti terhadap keberagaman," kata dia.

Yunarto menambahkan, permainan politik identitas dalam perhelatan demokrasi harus diakui sering terjadi berbagai negara, meski bukan sesuatu yang diharapkan.

Tetapi, ketika dilumuri dengan berbagai ujaran kebencian dan hoaks, hasil akhirnya adalah terkoyaknya modal sosial sebagai bangsa.

"Ini bukan sekadar untuk disesali, tapi seyogianya menjadi pembelajaran bersama agar tak lagi terulang di waktu-waktu yang akan datang. Karena itu, jangan lelah untuk terus mencintai Indonesia. Memperkuat persatuan dan merawat kebinekaan dalam satu tarikan nafas sebagai manusia Indonesia," kata dia.

Irfansyah, salah satu tersangka kepemilikan senjata api ilegal, sebelumnya mengaku mendapat perintah dari Mayjen (Purn) Kivlan Zen untuk membunuh Yunarto Wijaya.

Pengakuan Irfansyah disampaikan lewat rekaman video yang diputar Polri dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Jumpa pers itu dilakukan Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjend Sisriadi, dan beberapa pejabat Polri.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved