Intip 5 Tipe Erupsi Gunung Berapi, Karakter dan Ciri-ciri Letusannya

Ketika magma mendekati air di bawah tanah, maka bisa menciptakan ledakan volume besar batuan dan menghasilkan kawah vulkanik.

Editor: Kurniawati Hasjanah
ISTIMEWA/Dokumentasi BNPB
Gunung Tangkuban Parahu (Kawah Ratu) bererupsi dengan tinggi kolom abu yang teramati ± 200 meter dari atas puncak atau ± 2.284 meter di atas permukaan laut, Jumat (26/7) pada pukul 15:48 WIB. 

Erupsi tipe ini biasanya terjadi pada gunung berapi yang berada di tengah atau tepi benua.

3. Tipe Vulkanian

Cahaya magma dalam kawah Gunung Agung terpantul pada abu vulkanis ketika diabadikan dari Desa Datah, Karangasem, Bali, Jumat (29/6). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat terjadinya erupsi Gunung Agung dengan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter namun status gunung tersebut masih pada level siaga. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/SPt/18.
Cahaya magma dalam kawah Gunung Agung terpantul pada abu vulkanis ketika diabadikan dari Desa Datah, Karangasem, Bali, Jumat (29/6). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat terjadinya erupsi Gunung Agung dengan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter namun status gunung tersebut masih pada level siaga. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/SPt/18. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Erupsi tipe vulkanian merupakan letusan gunung berapi yang melontarkan material dari dalam magma dan juga bongkahan-bongkahan batu di sekitar kawah.

Erupsi ini akan diawali dengan semburan abu vulkanik yang menghasilkan suara dentuman yang sangat keras.

Material yang dilontarkan oleh gunung ini bisa lebih jauh daripada erupsi tipe Hawaiian dan Strombolian.

4. Tipe Pelean

Erupsi tipe ini hampir sama dengan tipe vulkanian.

Gunung Sinabung
Gunung Sinabung (ist)

Perbedaannya adalah material yang dikeluarkan oleh gunung yang mengalami erupsi tipe pelean ini merupakan campuran antara lava dan gas yang sangat banyak.

Saat erupsi, lava berbentuk sangat cair dan bisa mengalir dengan cepat.

5. Tipe Plinian

Erupsi tipe Plinian merupakan erupsi yang paling membahayakan.

Ilustrasi/ Berdasarkan pantauan PVMBG per 31 Januari - 1 Februari 2019 pukul 06.00 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami tremor menerus.
Ilustrasi/ Berdasarkan pantauan PVMBG per 31 Januari - 1 Februari 2019 pukul 06.00 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami tremor menerus. (Twitter/Sutopo_PN via tribunnews)

Material yang keluar dari dalam gunung berupa gas dan abu dan bisa dilontarkan setinggi 50 kilometer dengan kecepatan ratusan meter per detik, lo.

Letusan ini bisa menghilangkan seluruh puncak gunung. Contohnya Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 lalu. (*)

(Tribun Jabar/Cirana Merisa)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved