Cerita Maman Sang Penulis Piagam di Kantor Pos Pasar Baru, Jadi Langganan Istana pada Zaman SBY

Mantan montir mobil ini mengaku telah menjalankan profesinya sebagai penulis indah sejak tahun 80-an.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Penjual Jasa Tulis Indah di Kantor Pos Pasar Baru, Maman Sumantri pada Selasa (30/7/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, SAWAH BESAR - Tangan kanannya yang tengah memegang pena hitam bergerak perlahan di atas kertas putih.

Setiap satu huruf yang telah digoreskan, ia berhenti.

Kemudian dilanjutkan lagi huruf demi huruf hingga menjadi sebuah nama yang indah.

"Kendalanya hanya kalau kena AC saat nulis atau saat angin kencang, pasti tinta jadi cepat kering," ujar Maman Sumantri (49), seorang penulis indah saat ditemui TribunJakarta.com pada Selasa (30/7/2019).

Itu merupakan gambaran pekerjaan Maman yang dilakoninya sejak puluhan tahun silam hingga kini.

Maman merupakan seorang penulis indah yang menjual jasanya di samping Gedung Filateli, Kantor Pos Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Mantan montir mobil ini mengaku telah menjalankan profesinya sebagai penulis indah sejak tahun 80-an.

Kala itu, ia menjual jasa tulis indah di pinggiran Pasar Baru.

Namun, seiring bergeraknya zaman, ia berpindah tempat kerja ke dalam lingkungan Kantor Pos.

Maman menjual jasa tulis indah untuk sertifikat, kartu selamat, hingga piagam penghargaan.

Di periode 90-an, ia mengatakan menuai banyak pelanggan yang meminta jasanya menulis.

"Dulu banyak sekali yang mau memesan jasa saya. Zaman keemasan saya di era tahun 90 an," beber pria anak empat itu.

Dulu, cerita Maman, banyak pelanggan yang meminta jasanya menulis untuk kartu ucapan selamat hari raya.

"Kan kita bersebelahan sama kantor pos, jadi dulu pengunjung minta tulisin ucapan selamat dengan kata-kata yang indah, terus dia kirimkan pakai surat ke kantor pos depan saya ini," kenangnya.

Tulis 3.000 Nama Indah

Kemahiran Maman menulis indah didapatkan dari belajar otodidak.

Tak ada yang mengajarinya bagaimana menulis sampai akhirnya ia jual jasanya kepada orang-orang.

Maman hanya sering meniru tulisan orang-orang sebelumnya.

"Saya hanya melihat contoh-contoh tulisan dari tulisan rugos. Mungkin juga karena ada jiwa seni juga di dalam diri saya makanya bisa nulis indah," ungkapnya.

Ia pernah meladeni tulisan hingga tiga ribu lembar sertifikat dalam sebuah acara.

"Dulu pernah sampai tiga ribu lembar sertifikat, butuh seminggu ngerjain seorang diri. Sehari paling bisa nulis lima ratus nama indah. Ada beberapa jenis tulisan, tapi saya suka bentuk tulisan lettering," ungkapnya.

Bahkan, Maman acapkali diundang ke luar kota untuk menulis indah.

"Saya pernah sampai ke Jogja buat nulis sertifikat. Kan kalau kerja kayak saya harus ikut ke acaranya. Jadi saya nulis jelang acara selesai," katanya.

Jadi Penulis Indah Piagam Kepresidenan

Penjual Jasa Tulis Indah di Kantor Pos Pasar Baru, Maman Sumantri pada Selasa (30/7/2019)
Penjual Jasa Tulis Indah di Kantor Pos Pasar Baru, Maman Sumantri pada Selasa (30/7/2019) (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Di masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Maman pernah menulis banyak piagam penghargaan untuk para tamunya.

"Pak SBY merupakan langganan saya lama, saya yang selalu nulisin nama tamu untuk dijadikan souvenir," katanya.

"Misalnya, pak SBY dapat undangan dari undangan pernikahan temannya, nanti yang saya yang tulis nama kedua pengantinnya sebagai ucapan selamat dari Pak SBY dan bu Ani," lanjutnya.

Bukti itu bisa dilihat dari souvenir ucapan selamat yang ditempel di etalase tokonya.

Tampak disamping isi ucapan selamat terpasang foto Presiden SBY dengan Istrinya mendiang Ani Yudhoyono yang duduk.

"Saya sudah 10 tahun kerja begitu zaman pak SBY, kalau kebutuhan protokol pasti saya yang dipanggil. Saya ingat untuk urusan kepresidenan saya patok Rp 200 ribu per lembar. Bagi saya pak SBY punya nilai seni tinggi dan elegan," katanya.

Awal perkenalannya dengan Istana saat salah seorang protokol menghampirinya di samping Gedung Filateli.

"Jadi orang protokol mendadak memerlukan penulis piagam penghargaan jam 9 pagi. Tapi penulis langganannya bisanya siang. Terus orang itu datang dan menawari saya. Sejak saat itu saya yang dipanggil terus ke istana," tambahnya.

Ia sudah sering keluar masuk istana untuk memenuhi panggilan protokol.

"Saya sering keluar masuk Istana, dibolehkan masuk. Pernah ketemu pak SBY, pertama kali saya disuruh menulis saya ke ruangannya dia. Beberapa kali mencocokkan tulisan yang pas buat pak SBY," kenangnya.

Semenjak zaman pak SBY berlalu, Ia tak pernah dipanggil oleh protokol Istana.

Dijatuhkan Komputer, Dimatikan Whatsapp

Maman mengaku jasa tulis indah terhimpit oleh teknologi yang kian maju.

"Pas era komputer berkembang, di situ saya sudah banyak kekurangan pelanggan," keluhnya.

Sekolah-sekolah yang suka meminta jasanya kian jarang hingga tak pernah sama sekali.

"Ijasah SD dulu ditulis pakai tangan saya, tapi sekarang sudah di print di komputer. Sudah kalah sama komputer," bebernya.

Kini, pelanggan yang meminta jasanya untuk dituliskan di kartu ucapan selamat hari raya tak pernah terdengar.

"Usaha saya sekejap langsung dimatikan whatsapp. Sehari bisa enggak ada pelanggan yang mampir ke sini," keluhnya.

Ia mengatakan dari delapan penulis indah di samping Kantor Pos itu, hanya tersisa dia dan satu temannya.

Terlihat deretan kios-kios penjual surat dan penjual jasa tulis indah sepi pengunjung.

Hanya sejumlah karyawan kantor pos yang duduk sejenak di warung kopi sekitar kios-kios itu.

Maman hanya mengandalkan langganan setia tetap yang telah bertahun-tahun memakai jasa tulisnya.

"Saya punya langganan tetap dari tahun 97 sampai sekarang masih mau makai jasa saya untuk acara seminar," katanya.

Namun, ada saja pengunjung yang suka datang ke tempatnya.

"Memang masih ada aja yang suka ke sini, tapi hanya orang-orang yang jiwanya klasik yang masih minta jasa tulis ke saya," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved