HUT ke 74 Kemerdekaan RI
Ibunda Yakin Paskibra Tangsel Aurel Meninggal Diduga Akumulasi Kelelahan Saat Diklat
Meninggalnya Aurellia Qurratu Aini, pelajar SMA Islam Al-Azhar BSD Serpong diduga karena kelelahan.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Karangan bunga ucapan duka sudah tak terhitung jumlahnya, bahlan posisinya sudah tidak beraturan karena saking banyaknya.
Selepas tahlilan hari ke dua meninggalnya Aurel, saat jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, bersama sang suami, Faried Abdurrahman, Sri masih menerima awak media dan menceritakan hari terakhirnya bersama putri sulungnya itu.
Masih mengenakan mukena selepas tahlilan, Sri bercerita, saat itu Kamis (31/7/2019), Aurel dalam keadaan fit dan prima.
Aurel siap menjalani pelatihan Paskibraka hari itu.
Dari informasi yang dihimpun, saat itu adalah hari terakhirnya latihan bersama TNI dari Batalyon Kavaleri La 9.
Suara Sri seperti tertahan. Wanita dua anak itu berbicara dengan suara pelan dan nada yang datar.
"Aurel dalam kondisi yang sangat fit. Dia sudah kasih tahu bahwa akan ada renang di sore hari. Saya sempat bilang, setelah kalian kegiatan fisik, itu tidak semua siap langsung masuk ke kolam nak. Kamu jangan ikut kalau kamu tidak sanggup," ujar Sri menceritakan nasihatnya kepada Aurel.
Namun Aurel seperti hendak menenangkan ibu tercinta. Ia mengatakan sanggup dan ingin tetap berenang.
Pukul 19.30 WIB hari itu, Aurel pulang dalam kondisi kelelahan. Kacamata seorang ibu tahu benar tanda-tanda pada anak.
"Dia sudah kelihatan sangat lelah. Sangat lelah. Tapi masih sempat cerita. Tadi kakak main air, mama, tadi ada empat orang teman kakak membuat kesalahan dan dihukum. Kakak berzikir jangan sampai kakak punya kesalahan. Alhamdulillah bukan kakak. Tapi karna korsa kami semua pasti dihukum bersama," ujar Sri menceritakan percakapan dengan anaknya yang ternyata itu adalah percakapan terakhir mereka.
Setelah satu jam bercerita, pelajar di SMA Islam Al-Azhar BSD Serpong itu masuk kamar Sri.
Sudah beberapa hari belakangan, Aurel memilih tidur bersama ayah dan ibunya.
"Waktu kita masuk kamar kita baru sadar badannya panas. Demam. Tapi tidak kami bangunkan karena kami anggap, kami masih berpositif thinking, itu proses metabolisme tubuh karena dia melakukan kegiatan fisik yang lebih dari biasanya," ujarnya.
Pukul 01.00 WIB, Jumat (1/8/2019) weker bunyi. Sri dan Aurel bangun.
"Jam 1 bangun karena wekernya, 31 juli itu dirobek bukunya. Dia bangun jam 1 saya bilang nak masih jam 1, dia tidur lagi. Weker berikutnya itu jam setengah 4 atau jam 3 saya nggak ingat," jelasnya.