Piala Indonesia

Kafe Nobar PSM di Tebet Diserang, Juru Parkir: Untung Banyak Meja Buat Tameng

Juru parkir kafe Komandan, Amir (22), mengaku beruntung terdapat banyak meja ketika terjadi penyerangan saat acara nobar final Piala Indonesia.

TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM
Kondisi di Kafe Komandan, Tebet, Rabu (7/8/2019), setelah kericuhan antarsuporter yang terjadi pada Selasa (6/8/2019). 

Pukul 18.15, lanjut dia, satu per satu suporter mulai meninggalkan lokasi nobar.

"Waktu mau keluar itu baru ada lemparan batu. Yang jelas bukan dari suporter Persija yang ikut nobar di sini," jelasnya.

Menurutnya, bukan kemarin saja kafe Komandan dijadikan tempat untuk menggelar acara nobar.

Hampir setiap ada pertandingan besar, baik laga Liga Indonesia maupun internasional, acara nobar kerap dilakukan di kafe Komandan.

"Memang di sini buat tempat santai-santai, nobar. Juventus Indonesia juga pernah nobar di sini," kata Amir.

Manajer Persija Jakarta Kutuk Pelaku Penyerangan Cafe Nobar PSM Makassar di Tebet

Manajer tim Persija Jakarta, Ardhi Tjahjoko menyayangkan aksi penyerangan yang dilakukan oknum suporter The Jakmania kepada salah satu cafe di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (6/8/2019).

Penyerangan itu dilakukan pada pukul 18.00 WIB atau sesaat setelah pertandingan final leg kedua Piala Indonesia antara PSM Makassar melawan Persija Jakarta berakhir.

Pria berpangkat Marsekal Pertama (Marsma) TNI AU itu menilai penyerangan yang dilakukan oknum suporter The Jakmania tersebut merupakan perbuatan yang menyalahi aturan.

Seharusnya seorang suporter bisa lebih bersikap dewasa dalam memberikan dukungan kepada tim kebanggaannya di dalam maupun luar lapangan.

"Saya sangat mengayangkan dengan apa yang terjadi kerusuhan di salah satu tempat nobar di Jakarta. Entah siapa yang memulai, seharusnya kita semua dapat bersikap lebih dewasa," ucap Ardhi Tjahjoko saat di konfirmasi, Rabu (7/8/2019).

Ardhi menilai sebagai seorang suporter sepak bola di Indonesia seharusnya bisa saling mendukung dengan cara yang positif.

Sesama suporter sepak bola harus bisa menghormati, menghargai, dan bisa menerima setiap hasil yang didapat timnya saat bertanding di lapangan.

"Mau sampai kapan ada kejadian seperti ini? Kita sesama anak bangsa hendaknya saling menghargai, menghormati, bukan malah saling bermusuhan. Karena sejatinya musuh kita bukan sesama anak bangsa," tegas Ardhi.

"Dalam olahraga kita junjung adalah jiwa ksatria dan sportif. Kita harus bisa menerima dengan besar hati baik menang, kalah atau seri," papar Ardhi.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved