Kabinet Jokowi

Belum Diputuskan, Fadli Zon Tegaskan Bakal Tetap Kritik Pemerintah Jika Gerindra Masuk Pemerintah

Yang pasti, menurut Fadli Zon, apapun sikap politik Gerindra nanti, tujuannya untuk kepentingan rakyat dan bangsa.

Editor: Wahyu Aji
pekanbaru.tribunnews.com
Fadli Zon 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNJAKARTA.COM, SENAYAN - Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan partainya kini belum memutuskan apakah akan bergabung dengan koalisi pemerintah atau tetap berada di jalur oposisi.

Yang pasti, menurut Fadli Zon, apapun sikap politik Gerindra nanti, tujuannya untuk kepentingan rakyat dan bangsa.

"Saya kira sikap kami mengedepankan kepentingan nasional. Itu sikap kami. Bahwa nanti ada di dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan, itu sudah ada mekanismenya, tergantung apakah kita berbuat di dalam atau lebih efektif di luar. Itu belum kami putuskan finalnya," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (8/8/2019).

Fadli mengatakan partainya kini masih mengakaji apakah akan ikut bergabung dengan pemerintahan Jokowi atau tidak.

Menurut Wakil Ketua DPR itu, masuk ke dalam koalisi atau oposisi ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

"Ya itu nanti kita lihat, ada plus minusnya," katanya.

Cerita Megawati yang Deg-degan Saat Prabowo Berencana Pindahkan Markas ke Jateng Saat Pilpres 2019

Fadli yakin bila kemudian Gerindra masuk ke dalam pemerintahan, tidak akan menyandera dirinya yang selama ini kerap mengkritik kebijakan pemerintahan Jokowi.

Karena kata Fadli Zon, yang ia suarakan dalam mengkritik pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat.

"Enggaklah (menyandera), kalau saya akan menyuarakan kepentingan rakyat, konstituen saya," katanya.

Bila nantinya tetap bertugas di DPR dan Gerindra berada di dalam pemerintahan, Fadli mengaku akan tetap bersikap kritis.

"Ya kalau saya bekerja kalau sebagai DPR, ya Sesuai kepentingan rakyat ya suara konsituen ya itu perintahnya konstitusi," pungkasnya.

Hadiri Kongres di Bali

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto disambut meriah oleh ratusan kader PDIP Perjuangan saat hadir di Kongres V PDIP.

Pantauan Tribunnews,com, kehadiran Prabowo disambut meriah dan tepuk tangan para kader PDI Perjuangan.

Prabowo memasuki ruang kongres bersama sederet parpol Koalisi Indonesia Kerja (KIK) antara lain Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang dan lainnya.

Menteri kabinet kerja, dan sejumlah tokoh nasional lainnya.

Kongres V PDIP akan dibuka pukul 13.00 WITA. Nantinya agenda utama dari Kongres V adalah pemilihan ketua umum baru, perumusan struktur DPP PDIP, dan penentuan arah politik serta kebijakan partai.

Prediksi pengamat

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio melihat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat tempat spesial dalam Kongres V PDIP, di Bali, Kamis (8/8/2019).

Sambutan meriah atas kehadirannya dan kursi spesial Prabowo yang berbeda dengan Ketua Umum Partai Politik menjadi buktinya.

Belum lagi sapaan khusus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri kepada Prabowo dalam pidato pembukaan Kongres V.

Pun saat Megawati bercerita dibuat repot, saat Prabowo memindahka Posko pemenangannya ke Jawa Tengah saat Kampanye pulpres 2019 lalu.

Bareng Hasto dan Djarot, Begini Gaya Ahok Berbaju Merah di Kongres PDI Perjuangan

Serta terkait pertemuannya dengan Prabowo di Jalan Teuku Umar, Jakarta beberapa waktu lalu.

Selain juga bisa dilihat keakraban Jokowi kepada Prabowo dengan menyebut sebagai sahabat.

Ini semua menurut Hendri Satrio menjukkan tanda pasti Prabowo dengan Gerindra akan bergabung ke pemerintahan Jokowi-Maruf Amin dalam periode 2019-2024 mendatang.

"Jadi memang pak Prabowo mendapat tempat spesial dalam Kongres PDIP. Itu berarti kehadiran Prabowo memastikan akan join ke pemerintahan pak Jokowi-Maruf," ujar pendiri lembaga analisis politik KedaiKOPI ini, Kamis (8/8/2019).

Keakbaran dan akan bergabungnya Gerindra ke pemerintahan ini menurut Hendri Satrio, tidak bisa dilepaskan dari agenda Pemilu 2024.

Dia melihat keakbaran, Megawati dengan Prabowo membawa gambaran akan kembali bersatunya PDIP dengan Gerindra seperti Pemilu 2009 lalu.

Saat itu PDI Perjuangan dan Gerindra berkoalisi untuk mengusung Megawati dan Prabowo sebagai Capres dan Cawapres di pilpres 2009 lalu.

"Kalau Pak Prabowo bergabung ke pemerintahan itu hampir pasti Gerindra akan berkoalisi lagi dengan PDIP pada 2024," jelasnya.

Siapapun nanti Capres dan Cawapres yang akan diajukan, PDIP dan Gerindra akan mengulang kemesraannya di 2009 lalu.

"Ini Batu Tulis yang diundur dari 2014 ke 2024. Siapapun nanti akan diusung, Gerindra akan berkoalisi dengan PDIP," dia memprediksi.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved