Kesaksian Juru Parkir Terbangun Saat Prada DP Ketuk Kaca Lalu Ajak Vera Masuk Penginapan
Pihak penginapan Sahabat Mulia Jalan PT Hindoli RT 05 RW 03 Kelurahan Sungai Lilin Kecamatan Sungai Lilin Muba dihadirkan dalam sidang ketiga Prada DP
Kemudian, Nofik melihat Prada DP dan teman perempuannya diberi kunci kamar nomor 06 oleh kasir.
Letak kamar tersebut berada di lantai 2.
"Mereka pergi sendiri ke kamar 06 tanpa didampingi petugas penginapan,"tuturnya.
Namun sebelum masuk ke dalam kamar, Nofik sempat melihat Prada DP memberikan uang sebesar Rp. 200 ribu ke petugas kasir.
"Saya tidak tahu uang itu diterima atau tidak. Setelah itu saya tidur lagi. Baru bangun jam setengah 6 pagi. Kemudian saya langsung pulang ke rumah. Soalnya jam tugas saya dari jam 9 malam sampai jam 6 pagi," jelasnya.
Kesaksian Nofik mendapat sanggahan dari Prada DP
Dihadapan ketua majelis hakim Letkol Chk Khazim SH dengan hakim anggota Letkol Sus Much Arif Zaki Ibrahim SH dan Mayor Chk Syawaluddin SH, serta Panitera Peltu Sapriyanto, Prada DP menyampaikan dua poin keberatannya atas kesaksian Nofik.
"Pertama, orang yang menerima uang saya adalah saksi bukan kasir. Selain itu kunci kamar bukan kasir yang kasih tapi saksi (Nofik),"ujarnya.
Sebelumnya,
Dalam dakwaan kasus Prada DP, nama Imam Satria (36) disebut sebagai orang yang menyarankan agar Prada DP membakar mayat Vera Oktaria.
Imam adalah satu-satunya orang di luar lingkaran keluarga Prada DP yang tahu Prada DP baru saja membunuh Vera Oktaria.
Usai membunuh, Prada DP memberitahukan apa yang dilakukannya pada Dodi, Teguh dan Sahir. Ketiganya masih bisa disebut sebagai paman Prada DP. Sementara Imam adalah orang luar. Imam adalah teman dari Sahir dan Teguh.
Selain itu ada nama Elsa Elisa dan Leni. Keduanya adalah bibi dan ibu Prada DP.
Sementara Imam adalah orang luar yang disebutkan oleh Elsa Eliza adalah teman dari Sahir, suami Elsa.
Belakangan Imam Satria sudah meningal dunia.