KPAI Dorong Polisi Rilis Hasil Penyelidikan Kasus Meninggalnya Paskibra Aurel Sebelum 17 Agustus
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong pihak kepolisian untuk mengungkap kasus meninggalnya Aurellia Qurratu Aini atau Aurel.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong pihak kepolisian untuk mengungkap kasus meninggalnya Aurellia Qurratu Aini atau Aurel.
Diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Aurel merupakan calon Paskibraka (Capaska) dari SMA Islam Al-Azhar BSD Serpong.
Aurel meninggal pada masa pelatihan Paskibraka Tangsel.
Orang tuanya menyebut Aurel mendapat perlakuan kontak fisik semacam tamparan dan cubitan semasa pelatihan.
Aurel bahkan disebut pernah disuruh memakan jeruk beserta kulitnya saat berlatih.
"Tentu kasus ini sudah menjadi atensi nasional menjelang tanggal 17, tentu publik bertanya-tanya, ini ada apa belum bisa diungkap. Nah itu salah satu tujuan kami menanyakan itu," ujar Komisioner KPAI, Jasra Putra, di Mapolres Tangsel, Serpong, Senin (12/8/2019).
Jasra juga mendorong pihak kepolisian untuk merilis hasil penyelidikan kasus meninggalnya Aurel yang sudah meminta keterangan 30 orang itu.
"Dan saya sudah berkoordinasi dengan Kasat Reskrim terkait perkembangan-perkembangan itu, tapi tentu ini harus dirilis ke publik, biar nanti publik tahu," ujarnya.
Bagi KPAI, kasus Aurel merupakan peringatan bagi kepala daerah lain yang sedang melakukan pembinaan kepada calon Paskibraka (Capaska) yang akan meamandu pengibaran bendera pada uupacara kemerdekaan 17 Agustus mendatang.
Didatangi Seorang Ibu Ngaku Kena Tipu Giveaway, Baim Wong Syok Diminta Bantuan Rp 5 Juta: Polisi Aja |
![]() |
---|
Aurel Hermansyah Bertemu Keluarga Besar Calon Suami, Pertanyaan Nenek Buat Atta Halilintar Tersenyum |
![]() |
---|
Joni Allen Tuduh SBY Kudeta Anas Urbaningrum, Andi Arief Beberkan Bukti Telak: Sejarah itu Penting |
![]() |
---|
Terpaksa Jadi PSK Walau Hamil Tua, Wanita Muda di Tasikmalaya Ngaku Butuh Biaya Buat Anak Sekolah |
![]() |
---|
Kisah Pilu Guru Honorer di Sukabumi: Jatuh Basah Kuyup ke Sungai, Cuma Digaji Rp500 Ribu Per Bulan |
![]() |
---|