Curhat Haru ke Bupati Tegal, Ayah NH yang Jasadnya Tinggal Tulang: Anak Saya Sekolah Berkat Beasiswa

Ayah NH (16), Imam Maliki membeberkan pretasi sang putri semasa hidup kepada Bupati Tegal Umi Azizah.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Kurniawati Hasjanah
TribunJateng / Facebook
Ayah NH (16), Imam Maliki membeberkan kehidupan sang putri semasa hidup kepada Bupati Tegal Umi Azizah. 

Dari lima pelaku, dua di antaranya merupakan wanita dan tiga lainnya laki-laki.

Kelima pelaku pun sudah diamakan oleh pihak kepolisian tak lama setelah penemuan jasad tersebut.

Pada jumpa pers kali ini, terungkap bahwa ada motif asmara dan emosi sehingga para pelaku nekat menghabisi nyawa korban.

Dilansir dari Kompas.com, Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Prianto mengatakan, motif kelima pelaku diketahui karena asmara dan emosi kepada korban.

"Motif awalnya asmara. Para pelaku cemburu, karena korban dekat dengan teman-teman laki-laki lain. Ada juga pelaku perempuan yang cemburu, karena korban dekat dengan pacar mereka," kata Dwi Agus Prianto.

Dwi Dwi Agus Prianto mengatakan, setelah polisi melakukan penangkapan dan interogasi, diketahui kelima pelaku dalam menghabisi korban memiliki peran yang berbeda.

Adapun, kelimanya pelaku yakni, Abdul Malik (AM), Muhamad Proi (MP), Saiful Anwar (SA), dan NL serta AI gadis di bawah umur yang tak lain merupakan teman korban.

Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Prianto saat membeberkan detail kronologi di Mapolres Tegal, Kamis (15/8/2019) bersama Bupati Tegal Umi Azizah.
Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Prianto saat membeberkan detail kronologi di Mapolres Tegal, Kamis (15/8/2019) bersama Bupati Tegal Umi Azizah. (Tribunjateng.com/Akhtur Gumilang)

Awalnya, AM yang memiliki hubungan asmara dengan korban, melakukan hubungan badan disaksikan keempat teman lainnya yang saat itu dipengaruhi minuman keras.

Usai berhubungan badan, AM kemudian langsung mencekik leher korban.

AM dibantu teman-teman lainnya.

"AM berperan mengeksekusi dengan mencekik, dibantu MS memegang tangan dan pundak korban. Sedangkan SA memegang kaki dan tangan dibantu dua pelaku perempuan," ujar Dwi.

Kepada polisi, para pelaku juga mengaku tega menghabisi nyawa teman mereka sendiri karena marah korban melontarkan kata-kata kasar saat itu.

“Ada dugaan juga pelaku marah dengan korban, karena ucapan dan perilaku korban terhadap para tersangka,” kata Dwi.

Beberapa alat bukti turut diamankan polisi.

Beberapa di antaranya pakaian korban seperti baju dan celana jins, potongan celana dalam, serta karung dan tali plastik.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved