Wacana Tandingan Wali Kota Bekasi Bentuk Provinsi Pakuan Bagasasi Bukan Bogor Raya
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengomentari wacana pembentukan Provinsi Bogor Raya yang belakangan ramai diperbincangkan.
Wali Kota Bekasi tak mau kalah

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tak mau kalah dengan Wali Kota dan Bupati Bogor yang mewacanakan pembentukan provinsi Bogor Raya.
Pria yang akrab disapa Pepen ini juga melempar usul pembentukan provinsi, namanya Pakuan Bagasasi.
"Katanya ada wacana, ada Bogor Raya, nah di Bekasi juga bisa saja kalau mau wacanakan bikin provinsi, (terdiri dari) Bogor, (Kabupaten Bogor), Depok, Karawang, dan Bekasi," ujar Pepen ditemui usai rapat paripurna menyaksikan pidato Presiden RI Joko Widodo di gedung DPRD Kota Bekasi, Jumat (16/8/2019).
Politikus Golkar ini mengaku punya dalil kuat di balik konsep pembentukan provinsi Pakuan Bagasasi.
Nama "Pakuan" dan "Bagasasi" diambil dari sejarah penamaan wilayah Bogor dan Bekasi pada era kerajaan.
Namun, ia menyebut, Bekasi punya sejarah keberadaan yang lebih tua daripada Bogor.
Oleh sebab itu, dari segi penamaan saja, ia tak setuju jika Bekasi hanya jadi bagian dari provinsi Bogor Raya.
"Kalau Pakuan dulu itu kan kerajaan Padjadjaran, kan pusatnya di Bogor. Kalau di Bekasi ada raja yang namanya Purnawarman tahum 450M, kerajaannya Tarumanegara," jelas Pepen.
"Jadi, Bekasi sebenarnya lebih tua dari Bogor. Kalau mau, ya (namanya) provinsi Pakuan Bagasasi. Tinggal liat sejarahnya saja, jadi (penamaannya) punya unsur historis," katanya.
Rahmat Effendi pilih gabung Jakarta

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku tak sepakat dengan wacana pemekaran wilayah menjadi provinsi Bogor yang dilontarkan Wali Kota Bogor Bima Arya.
Wacana yang berkembang, sebanyak 10 kabupaten/kota diajak bergabung dalam satu provinsi.
Sepuluh daerah tersebut, yakni Kabupaten Bogor, Bogor Barat, Bogor Timur, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi.
Kalau boleh memilih, Rahmat Effendi ingin Bekasi bergabung dengan Jakarta.
"Saya enggak tahu, tapi kemarin ada yang gagas siapa ya, (Bekasi) jadi Jakarta Tenggara," ucap pria yang akrab disapa Pepen.
Pepen mengklaim punya beberapa alasan yang menunjukkan bahwa Bekasi lebih cocok bergabung dengan Jakarta.
"Secara kultur, Bekasi lebih identik dengan Jakarta. Budayanya, bahasanya Betawi, sukunya Betawi, Polresnya ke Polda Metro Jaya, kodimnya ke Jayakarta, hanya administratifnya saja (yang terpisah dari Jakarta)," jelas politikus Golkar itu.
Meski demikian, Pepen mengaku tidak terlalu serius merespons wacana tersebut. Menurut dia, proses masih panjang dan tak mendesak. "Kita mah Wali Kota kerja saja dulu," kata dia.
"Itu mah politik. Kalau politiknya setuju dan jalan, ya berubah. Kan keputusan mengubah undang-undang ada di DPR RI, keputusan politik itu," tutup Pepen. (*)(KOMPAS.com/Vitorio Mantalean/Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan)
Didatangi Seorang Ibu Ngaku Kena Tipu Giveaway, Baim Wong Syok Diminta Bantuan Rp 5 Juta: Polisi Aja |
![]() |
---|
Aurel Hermansyah Bertemu Keluarga Besar Calon Suami, Pertanyaan Nenek Buat Atta Halilintar Tersenyum |
![]() |
---|
Joni Allen Tuduh SBY Kudeta Anas Urbaningrum, Andi Arief Beberkan Bukti Telak: Sejarah itu Penting |
![]() |
---|
Terpaksa Jadi PSK Walau Hamil Tua, Wanita Muda di Tasikmalaya Ngaku Butuh Biaya Buat Anak Sekolah |
![]() |
---|
Kisah Pilu Guru Honorer di Sukabumi: Jatuh Basah Kuyup ke Sungai, Cuma Digaji Rp500 Ribu Per Bulan |
![]() |
---|