5 Fakta Baru Penyerangan Polsek Wonokromo: Pelaku Terpengaruh Ajaran Ekstrim
Seorang tetangga pelaku penyerangan polisi Polsek Wonokromo menyebut sikap Imam Mustofa ada perubahan selama dua tahun belakangan.
TRIBUNJAKARTA.COM- Beberapa fakta terbaru tentang kasus penyerangan Polsek Wonokromo satu per satu mulai terungkap
Fakta-fakta baru ini terungkap setelah Polda Jatim terus melakukan pendalaman kasus ini melalui keterangan pelaku dan bukti-bukti
Dirangkum oleh SURYA.co.id, berikut sejumlah fakta terbaru kasus penyerangan Polsek Wonokromo
1. Kesaksian tetangga pelaku
Seorang tetangga pelaku penyerangan polisi Polsek Wonokromo menyebut sikap Imam Mustofa ada perubahan selama dua tahun belakangan.
Tetangga Ahmad (48) mengatakan, awal mula Imam Mustofa datang kerap berbaur dengan warga sekitar kamar kos Jalan Sidosermo IV Gang I Surabaya.
Selama dua tahun belakangan, Ahmad menyebut ada perubahan sikap dari tetangganya itu.
"Dua tahun ini lah, tertutup. Dulu ada kegiatan tirakatan masih ikut, mulai dua tahun ini sudah tidak hadir," kata Ahmad di depan rumah kos pelaku.
Imam Mustofa diketahui tinggal di sebuah kos pasutri dengan delapan kamar.
"Kami tahu mana yang biasa kumpul dan tidak," kata dia.
Senada dengan Ahmad, Ketua RT III Ainun Arif (43) mengaku warganya yang seorang pendatang itu sudah tidak lagi berkumpul dengan sekitarnya.
Ainun mengatakan beberapa tahun belakang, Imam Mustofa tidak nampak beraktivitas bersama warga tetangganya dan memilih di sekolah Baiturohman.
"Ini kan ada musola, kalau saya pilih salat disini yang paling dekat tapi kalau dia tidak pernah di sini," kata Ainun.
2. Pelaku terpengaruh ajaran ekstrim
Polisi menyebut bahwa pria yang melakukan penyerangan terhadap polisi di Polsek Wonokromo, Surabaya, terpapar oleh ajaran ekstrim yang dikonsumsi pelaku lewat media sosial.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mengera menuturkan, pelaku selama ini mempelajari suatu pemahaman keyakinan tertentu melalui media sosial.
"Pelaku itu mengaplikasikan apa yang dipelajari di medsos dengan mengamaliyakan," ujarnya, Minggu (18/8/2019).
Informasi tersebut diperoleh Barung berdasarkan hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan oleh Densus 88 Mabes Polri.
"Itu nanti porsi Densus 88 ya. Kuat dugaan ke arah sana," jelasnya.
Saat ditanyai apakah pelaku berafiliasi dengan kelompok ektrimis tertentu, Barung menyebut bahwa tindakan pelaku yang brutal itu, dilatarbelakangi oleh inisiatif pribadi.
"Sementara (aksi pelaku) perorangan," ujarnya.
3. Kondisi korban
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menuturkan, Aiptu Agus mengalami luka parah pada anggota tubuh bagian atas, yakni, kepala, pipi kiri, lengan tangan kiri.
Sedangnya korban yang bernama Iptu Febian, hanya mengalami luka lebam dan tak sampai harus dirawat inap di rumah sakit.
"Agus mengalami luka yang cukup parah kalau dilihat dari CCTV, Agus ini berusaha untuk menghindari celurit beberapa kali," ujarnya di Balai Wartawan Mapolda Jatim, Minggu (18/8/2019).
Barung mengatakan, Aiptu Agus sempat memperoleh penanganan medis darurat di Ruang ICU Rumah Sakit Vincentius a Paulo alias RKZ.
Namun sekitar pukul 20.00 WIB, Iptu Agus akhirnya dipindah ke RS Bhayangkara untuk dilakukan penanganan intensif untuk mengobati luka seirus pada bagian kepala.
"Korban kami bawa dari RKZ ke RS Bhayangkara tadi malam," ujarnya.
Setibanya Di RS Bahayangkara Tim Medis melakukan operasi terhadap Agus yang memakan waktu lima jam lamanya di ruang ICU RS Bhayangkara.
"Ada luka di kepala yang harus diselamatkan dengan operasi cepat dan selesai 01.00 WIB," katanya.
Tepat pukul 01.00 WIB, lanjut Barung, operasi rampung dilakukan dan kondisi Agus berangsur membaik setelah dipindah ke Ruang Perawaran.
"Yang bersangkutan sekarang sudah keluar dari ruang ICU artinya ini sudah clear dan sudah bisa berinteraksi kembali," ujarnya.
Meskipun harus menunggu waktu pemulihan bekas operasi pada luka sabet di bagian pipi, kepala, dan tangannya
Barung mengungkapkan, Agus dalam keadaan sadar dan sudah bisa berkomunikasi secara terbatas.
"Pemulihan yang cukup cepat Walaupun memang ada luka di bagian pipi nya belum bisa kita ajak bicara lebih banyak," pungkasnya.
4. Gubernur Khofifah jenguk korban

Gubernur Jatim menjenguk anggota Polsek Wonokromo Aiptu Agus Sumarsono di RS Bhayangkara, Surabaya, Minggu (18/8/2019).
Mengenakan setelan busana tunik warna putih melati bercelana hitam Khofifah datang ditemani staff Pemprov Jatim berjalan menyusuri lorong sisi barat menuju di ruang Anggrek 2 RS Bhayangkara.
Ruang tersebut tempat Agus menjalani rawat inap pasca beberapa luka sobek di beberapa bagian tubuhnya akibat sabetan senjata tajam dioperasi, Sabtu (17/8/2019) kemarin.
Di belakang Khofifah tampak juga Wakapolda Brigjen Pol Toni Harmanto turut berjalan mengiringinya.
Ditemani beberapa pejabat tinggi Polda Jatim, penampilan Toni tak kalah sederhana dengan Gubernur Jatim perempuan pertama itu.
Ia hanya mengenakan setelan sweeter warna putih, bercelana jeans panjang warna biru, dan bersepatu.
Lalu tampak dirombongan paling belakang, tampak dua orang staff Gubernur Jatim yang masing-masing memanggul dua keranjang kemasan parsel berisikan buah.
Kunjungan Khofifah beserta Toni Harmanto ke ruang Anggrek 2 berlangsung sekitar 1.5 jam.
Setalah Adzan Magrib berkumandang, Khofifiah keluar dari lorong kamar Anggrek kemudian menyapa awakmedia yang sejak sore menantinya.
Kepada awakmedia, Khofifah mengatakan, kondisi Aiptu Agus Sumarsono terbilang stabil.
"Bagus, ada dokter menangani," katanya pada awakmedia di lorong Anggrek 2 RS Bhayangkara, Surabaya, Minggu (18/8/2019).
5. Detik-detik rekaman CCTV
Berikut ini merupakan detik-detik kejadian penyerangan oleh seorang pria di Polsek Wonokromo, Surabaya, Sabtu (17/8/2019).
Kejadian yang berbarengan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia membuat Aiptu Agus Sumartono harus mengalami luka akibat sabetan senjata yang diarahkan pelaku.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat detik-detik penyerangan itu terjadi.
Awalnya, Aiptu Agus Sumartono yang bertugas pada hari itu, menerima seorang pemuda yang seolah hendak melaporkan sesuatu.
Tak berselang lama, pemuda tersebut mengeluarkan senjata dan langsung menyerang Aiptu Agus Sumartono yang tepat berada di hadapannya.
Kejadia tersebut cukup cepat sehingga tak diketahui dari mana pelaku mengeluarkan senjata.
Setelah menyabetkan senjata ke arah Aiptu Agus Sumartono, pelaku kembali mendekati korban dengan melewati meja.
Beruntung, segera datang beberapa orang untuk menyelamatkan korban dan menahan pelaku.
Namun, usaha itu agaknya tak berhasil di awal.
Pelaku tampak semakin ganas. Ia bahkan sampai menaiki meja dan berencana menyerang seseorang kembali.
Namun, usahanya kali ini tak berhasil. Seorang pria berseragam polisi berhasil meringkusnya dibantu oleh seorang lainnya.
Berikut video detik-detik penyerangan di Polsek Wonokromo, Sabtu (17/8/2019).
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul UPDATE 5 Fakta Baru Penyerangan Polsek Wonokromo, Mulai Kondisi Korban hingga Video Rekaman CCTV