Kabar Artis
Kasihan dan Tak Tega, Arsy Lakukan Ini Kepada Nenek Penjual Peyek yang Hidup Sendirian
Merasa kasihan dan tidak tega kepada nenek penjual peyek, Arsy bantu Nenek Saroh jualan dan lakukan hal ini.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Merasa kasihan dan tidak tega kepada nenek penjual peyek, Arsy lakukan hal ini.
Nenek Saroh, wanita tua penjual peyek di daerah Cilandak telah membuat hati Arsy, Aurel dan Azriel tersentuh.
Diketahui Nenek Saroh setiap hari berkeliling menjajakan peyek dagangannya dengan berjalan kaki.
Meski memiliki tiga orang anak, Nenek Saroh lebih memilih tinggal sendiri di kontrakan kecilnya.
Ketiga anaknya itu pertama berada di Jambi, kemudian di Jawa, dan yang ketiga tinggal di daerah dekat kontrakan Nenek Saroh.
• Ashanty dan Anang Hermansyah Menangis Haru saat Arsy Persembahkan Hadiah Ini
• Ashanty dan Aurel Beri Sedekah Berupa Sembako, Nenek Koli: Kok Tahu Nama Saya?
Sepetak ruangan tanpa sekat menjadi tempat tinggal Nenek Saroh.
Di ruangan kecil itu terlihat hanya terdapat satu kasur tipis, kompor, dan sebuah keranjang pakaian tempat Nenek Saroh menaruh baju-bajunya.
Di sudut ruangan tampak beberapa kantung keresek berisi bungkusan peyek, yang dijual Nenek Saroh.
Meski tinggal di tempat kecil, dan masih harus bekerja diusia senjanya, Nenek Saroh mengaku tetap bersyukur.
Nenek berusia 72 tahun itu mengaku senang menjalani hari-harinya dengan berjualan peyek keliling.
Ia mengaku kegiatan menjajakan dagangannya itu bisa membuat dirinya merasa senang, karena bisa sekaligus jalan-jalan.
Nenek Sarroh mengaku, badannya kerap sakit dan pegal-pegal apabila tidak memiliki rutinitas.
Jadi ia putuskan untuk terus berjualan peyek keliling, meski usianya sudah tidak lagi muda.
Dari tayangan YouTube Diary Asix Trans7 Official (19/8/2019), diketahui Aurel Hermansyah, Azriel, dan Arsy mendatangi kediaman Nenek Saroh.
Setelah melalui gang-gang sempit akhirnya mereka bertiga tiba di kontrakan tempat Nenek Saroh tinggal.
• Polisi yang Tertembak di Jayapura Tidak Terkait Kerusuhan di Papua, Ini Penjelasan Polisi
Rupanya Nenek Saroh sedang berada di rumah, Aurel, Azriel dan Arsy pun bisa bertemu dan sedikit bebincang dengan Nenek penjual Peyek tersebut.
Tak ada kursi di dalam rumah Nenek Saroh, mereka berbincang sambil duduk di lantai.
Dari perbincangan Aurel dengan Nenek Saroh, diketahui Nenek Saroh baru bejualan peyek selama satu tahun.
Sebelum berjualan peyek, Nenek Saroh mengatakan pernah berjualan asinan yang juga dijajakan secara keliling.
Nenek Saroh mengungkapkan asinan yang ia jual sebelumnya didapatkannya dari orang.
"Pertama jualan asinan," ujar nenek Saroh.
"Oh asinan, itu bikin sendiri?" tanya Aurel penasaran.
"Engga, ya ngambil juga," terang Nenek Saroh
Nenek Saroh hanya membantu menjualkan asinan tersebut, yang nantinya hasil penjualan asinan itu harus ia setorkan kepada pemiliknya.
Barulah dari situ ia mendapat upah, dari seberapa banyak asinan yang bisa jual.
• Ketua RW Buka Suara Soal Kabar Warga Lakukan Reklamasi di Bantaran Kali CIliwung
Mendengar cerita Nenek Saroh, Aurel, Arsy dan Azriel berniat untuk membantu nenek tersebut berjualan.
"Arsy seneng kan? kalau kita bantuin nenek jualan?" tanya Aurel.
"Seneng," ucap Arsy sambil mengangguk senang.
Kemudian mereka bertiga bersama Nenek Saroh mulai keliling menjajakan peyek dagangannya.
Peyek yang dijajakan Nenek Saroh dihargai Rp 5000 perbungkusnya.
Kali ini mereka membawa 2 kantung keresek besar untuk dijajakan.
Hingga petang rupanya dagangan Nenek Saroh tidak terjual habis hari itu.
Setelah berjualan, Nenek Saroh mengajak Aurel Arsy dan Azriel ke rumah anak bungsunya yang tak jauh dari kontrakan Nenek Saroh.
Berdasarkan keterangan anak bungsunya, awalnya Nenek Saroh tinggal bersama di rumah tersebut.
Namun 2 tahun belakangan Nenek Saroh memilih berjualan asinan lalu peyek, dan mengontrak rumah sendiri.
• Kurangi Polusi Udara, Tanaman Bougenville akan Percantik Jalan Yos Sudarso dan RE Martadinata
"Emang nenek nggak capek jualan?" tanya Arsy.
"Enggak capek," jawab Nenek Saroh.
"Nenek kan udah tua," kata Arsy lagi.
"Udah tua masih pengen jalan," ucpa nenek kepada Arsy.
Tampak raut wajah sedih pada Arsy, ia tampak tak tega denagn Nenek Saroh.
 
Di usia senjanya ia masih harus berjualan peyek dengan berjalan kaki.
"Harusnya kan istirahat," ucap Arsy.
Ia tampak merasa iba kepada Nenek Saroh.
"Kalau nggak jalan, kakinya sakit," jawab Nenek Saroh lembut.
Nenek Saroh menjelaskan kepada Arsy kalau dirinya tidak begitu suka berdiam diri di rumah.
Justru kalau tidak jalan-jalan ke luar rumah, kaki Nenek Saroh merasa sakit dan badannya pegal-pegal.
"Ibu mau ke rumah nggak?" tanya Arsy lagi.
Arsy rupanya ingin mengajak Nenek Saroh ke rumahnya.
"Ya mau," ujar Nenek Saroh.
"Ketemu sama bunda," ucap Arsy.
"Ketemu sama ayah, ketemu sama adik Arsya ya?" timpa Aurel.
Wajah Arsy tampak tersenyum sumringah ketika mengajak Nenek Saroh ke rumahnya.
Kemudian Aurel berjanji untuk mencari waktu yang pas dan mengajak Nenek Saroh main ke rumahnya.
Setelah membantu Nenek Saroh berjualan peyek seharian, kini wkatunya Aurel, Arsya dan Azriel pulang.
Namun saat berpamitan, Arsy tampak sedih.
Saat hendak pulang, Arsy pun memeluk Nenek Saroh dengan hangat.
Begitu juga dengan Nenek Saroh, ia membalas pelukan Arsy dan mengecup kedua pipi putri Ashanty tersebut.
TONTON SELENGKAPNYA DI SINI:

:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/arsy-12.jpg)
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											