Susuan Terakhir Lidia Septiana untuk Si Bungsu, Sang Suami Gelisah 3 Jam Sebelum Istrinya Tewas
Seperti sudah garisan takdir, itulah susu terakhir yang Lidia Septiana kasih buat si bungsu. Tiga jam kemudian ia tewas setelah berduel dengan jambret
Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM, PALEMBANG - Tak biasanya Andre Pranama (37) segelisah ini melepas istrinya, Lidia Septiani (36), untuk pamit keluar barang sebentar.
Ia tak menyangka itulah momen terakhir kali melihat istrinya mengendarai motor seorang diri, sebelum dijemput maut beberapa jam kemudian.
"Tiba-tiba saya merasa gelisah dan tidak tenang. Biasanya tidak seperti itu," aku Andre saat ditemui Tribun Sumsel di rumah duka di Jalan Serda KKO Usman Ali, Minggu (18/8/2019).
Jarum jam menunjuk pukul 08.00 WIB. Tanpa sarapan, Lidia buru-buru pamit untuk membeli saldo pulsa dan token di kawasan RE Martadinata untuk dijual kembali di rumah.
Sudah beberapa tahun belakangan Lidia mencari tambahan pemasukan untuk membantu suaminya, dengan berjualan pulsa dan token listrik di rumah.
Lidia sempat mengajar di Bayur Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin. Sejak 2017 ia memilih seutuhnya menjadi ibu rumah tangga dan mengurus keluarganya.
Sebelum pamit keluar rumah ia masih menyempatkan memberi susu kepada si bungsu yang masih 4 bulan.
"Sehabis kasih susu anak kami yang paling kecil dia pergi. Di situ saya mulai merasa gelisah," terang Andre.
Seperti sudah garisan takdir, itulah susu terakhir yang Lidia kasih buat si bungsu.
• Siapa Tukang Bangunan Dimakamkan di Samping Makam Mbah Moen? Sang Istri Kenang Keinginan Almarhum
• Alhamdulillah Angga Ada Lagi Beli Nasi Goreng, Langsung Saya Peluk
• Rumah Kosong di Desa Cerih Tak Dipakai Rekonstruksi Kasus Temuan Gadis Dalam Karung, Ini Kata Polisi
• Terungkap Kondisi Janin Istri Bayu yang Sebulan Konsumsi Obat Kedaluwarsa dari Puskesmas
• Kisah Sukses Owner Makaroni Ngehe: Jadi Tukang Cuci Piring Warteg, Dapat Berkah Resep Buatan Ibu
Berjibaku dengan Jambret
Pardi (52) sedang tertidur nyenyak di rumahnya di Jalan Husin Basri RT 02/RW 01, Kelurahan Suka Mulya, Kecamatan Sematang Borang, Palembang.
Tiba-tiba warga menggedor rumahnya, mengabarkan ada seorang perempuan pengendara luka parah terjatuh dari motornya.
"Waktu itu sudah dalam keadaan tertelungkup. Giginya juga ada yang patah," cerita Pardi, Minggu (18/8/2019), sehari setelah kecelakaan.
Ia tak tahu persis kecelakaan yang merenggut nyawa korban yang belakangan diketahui bernama Lidia Septiani.
Besar kemungkinan Lidia patah gigi setelah menabrak beton gorong-gorong di dekat rumah Pardi pukul 10.30 WIB. Sementara motornya terhempas tak jauh dari korban.
Lidia terluka parah tapi masih sempat berteriak "jambret" berulangkali dan didengar warga sekitar.
Ia meringis kesakitan, perlahan suaranya melemah dan tak sadarkan diri ketika warga mencoba membopongnya ke rumah Pardi.
"Kami langsung bawa dia ke rumah sakit," aku Pardi.
Dari kesaksian yang diterima warga, kata Pardi, korban berjibaku dengan jambret tepatnya di depan SMP 60. Jalan Husin Basri saat itu terbilang sepi.
• Mardiah Wafat Sesaat Menangkan Lomba Tarik Tambang, Warga Beberkan Firasat: Ingin Pergi Jauh
• Ditanya Sosok Menteri Muda di Kabinet Kerja Jilid II, Reaksi Spontan Jokowi Buat Pembawa Acara Kaget
• Kabar Persib: Trio Asing Anyar Resmi Diperkenalkan, Tiga Pilar Absen Lawan Perseru Badak Lampung
Korban melawan dan mempertahankan tasnya yang berisi sebuah ponsel Nokia, kartu BPJS Kesehatan, uang dan sejumlah kartu identitas.
"Dia melempar pelaku dengan helm. Barang itu ditemukan di warung makanan yang jaraknya 30 meter dari SMP 60," beber Pardi menambahkan.
Linda terus mengejar jambret yang mengambil tasnya, tapi perjuangannya terhenti ketika tubuhnya terhempas dari motor.
Rumah Pardi dari SMP 60 tempat pertama kali Linda dijambret berjarak 700 meter.
"Mengenai kabar yang bilang motornya sempat diterjang pelaku, saya tidak tahu. Soalnya waktu kejadian, saya lagi tidur," aku Pardi.
Guratan panjang di permukaan jalan bercor di depan rumah Pardi tergores sepeda motor Lidia.
Tak jauh dari lokasi ada bekas hempasan tubuh Lidia yang menggaruk tanah, bahkan sampai batang serai ikut tercabut.
Menurut Pardi, baru kali ini seorang pengendara bermotor kecelakaan dan menjadi korban kejahatan. "Biasanya aman-aman saja," kata dia lagi.
Tiga Jam Kemudian
Sampai menjelang Lohor, kecemasan Andre menjadi-jadi. Lidia yang memacu motor sendirian sejak Sabtu pagi tak kunjung tiba ke rumah mereka di Perumahan Griya Suka Mulya Indah II.
Tiga jam setelah kepergiaan Lidia, sekitar pukul 11.00 WIB telepon masuk dari kerabat ke ponsel Andre membawa kabar duka tentang istrinya.
"Katanya, Lidia sudah ada di Rumah Sakit Cabang Charitas. Tapi nyawanya tidak tertolong," ungkap Andre.
Ia tak bisa membayangkan, bagaimana harus mengabarkan kematian sang istri kepada si sulung.
Sementara itu Andre juga harus membesarkan si bungsu yang masih membutuhkan susuan ibunya.
"Kasihan sama yang paling kecil, ibunya sudah tidak ada lagi," ucap Andre menarik nafas panjang mencoba menguatkan diri.
Setegar-tegar seorang pria akan sedih juga ditinggal istri selamanya. Begitu juga Andre yang sangat terpukul karena istrinya meninggal setelah berjibaku dengan jambret.
Ia memohon polisi segera mengejar jambret yang membuat istrinya meninggal.
"Anak saya kehilangan ibunya. Saya mohon keadilan supaya pelakunya bisa ditangkap dan mendapat hukuman setimpal," kata Andre menahan amrah campur sedih.
Luka Parah di Wajah
Hasil pemeriksaan tim medis Rumah Sakit RK Charitas, Lidia mendapat luka parah di sisi kiri wajahnya akibat benturan cukup keras.
"Ada juga lecet-lecet di dengkul sama patah gigi. Itu yang saya dapat dari orang-orang yang memandikan jenazah adik saya," ucap Radius Susanto (45) di rumah duka.
Ia belum bisa memastikan luka itu didapat setelah motor diterjang jambret dan tubuh adiknya terhempas hebat hingga membentur beton selokan.
"Tapi informasi itu belum bisa dipastikan. Sampai saat ini kami tidak tahu bagaimana kronologi sebenarnya,"sambung dia.
Motor Lidia dan helm tidak hilang. Pada Sabtu malam polisi sempat mendatangi lokasi untuk mengamankan barang-barang dari lokasi kejadian.
"Keluarga sangat berharap pelaku segera ditangkap agar kejadian serupa tidak lagi terjadi," kata dia.
Keluarga sudah memakamkan jenazah Lidia di TPU Kandang Kawat Bukit Lama, Palembang.
Tonton Selengkapnya:
Motor Oleng Bukan Diterjang
Polisi mengolah tempat kejadian perkara tewasnya Lidia.
Kanit Reskrim Polsek Sako, Iptu Firmansyah, membantah kabar yang beredar jika korban tewas setelah sepeda motor yang dikendarainya jatuh diterjang jambret.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi di lokasi, korban tak mampu mempertahankan keseimbangan kemudi motornya.
"Dugaan yang sempat beredar bahwa korban ditendang pelaku, itu tidak benar," tegas Iptu Firmansyah saat dihubungi Tribunsumsel.com, Senin (19/8/2019).
Menurut dia, Lidia memacu penuh motornya untuk mengejar jambret dan sempat melempar helm ke arah pelaku tapi tak tepat sasaran.
"Berdasarkan keterangan warga yang melihat kejadian itu, jarak korban dan pelaku saat kejar-kejaran itu sekitar 8 meter. Sangat tidak mungkin pelaku bisa menendang motor korban," aku dia.
Setelah mengejar pelaku sekitar 500 meter, tiba-tiba motornya oleng.
"Saat itu korban terjatuh dalam keadaan tersungkur," terang Iptu Firmansyah. (Tribun Sumsel)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/aksi-jambret-sumsel.jpg)