Pria 41 Tahun Wafat Dalam Bajaj Setelah Belanja di Tanah Abang, Supir Ungkap Kepanikan: Dikira Tidur

Cerita Rohim (44) meninggal dunia pada Selasa (20/8/2019) di dalam bajaj usai belanja dari pasar Tanah Abang.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Kurniawati Hasjanah
Dokumentasi Polsek Tambora
Rohim, penumpang yang ditemukan meninggal di dalam bajaj. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Siti Nawiroh

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Malang nasibnya, Rohim (41) meninggal di dalam bajaj setelah belanja di Pasar Tanah Abang.

Rohim menghembuskan nafas terakhinya pada Selasa (20/8/2019).

Awalnya, Rohim yang saat itu membawa karung besar meminta supir bajaj untuk mengantarkannya.

Dari Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rohim minta diantarkan ke kawasan Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat pada Selasa sore.

Saat sampai tujuan, supir bajaj, Rismanto (35) berusaha membangun Rohim yang diduga sedang tertidur.

Follow juga:

Namun, setelah beberapa kali dibangunkan Rohim tak juga merespon.

Rismanto tak mengira bahwa Rohim meninggal dunia lantaran saat menaiki bajaj penumpangnya masih dalam keadaan sehat.

"Awalnya dikira penumpangnya ini tidur, akhirnya dia coba bangunkan sambil goyang-goyangkan badannya tapi enggak ada respon sama sekali," kata Kapolsek Tambora, Kompol Iver Son kepada wartawan, Rabu (21/8/2019).

Mendapati Rohim tak juga sadar walau telah dibangunkan, Rismanto panik.

Tangis Vicky Nitinegoro Pecah saat Bahas Sosok Ibunda: Bisa Dibilang Gue Anak Kurang Ajar

SEDANG BERLANGSUNG, Drama India Baru Yeh Rista Pukul 13:00 WIB: Berikut Daftar Pemainnya!

Dua Firasat Tetangga Sebelum Wardiah Wafat Usai Menang Lomba Tarik Tambang: Ingin Pergi Jauh

Ia diantar warga lantas membawa bajajnya beserta Rohim ke pos polisi Jembatan Besi untuk melaporkan hal tersebut.

Namun, Rohim sudah meninggal dunia saat dibawa ke kantor polisi.

"Saat itu Rohim sudah meninggal, namun untuk memastikan penyebab meninggalnya, jenazah langsung di bawa ke RSCM," kata Iver.

Dipeluk Betrand Peto di Pertemuan Pertama, Jordi Onsu Ungkap Kekagumannya: Ini Kesempatan Emas

Diminta Belajar 2 Bahasa Asing di Rumah, Betrand Peto Meledek Ruben Onsu: Ayah Juga Gak Bisa

Mardiah Wafat Sesaat Menangkan Lomba Tarik Tambang, Warga Beberkan Firasat: Ingin Pergi Jauh

Seharusnya momen itu ia sedang berbahagia, timnya menjadi pemenang dalam lomba tarik tambang perayaan HUT ke-74 RI di daerahnya.

Namun takdir berkata lain, Mardinah (44) meninggal sesaat sesudah permainan tarik tambang selesai.

Hal ini tampak dalam video yang beredar di media sosial.

Kado Ultah Rafathar Diminta Anak Adik Raffi Ahmad, Reaksi Bijak Nagita Slavina Tuai Pujian

Gempita Tak Bawa Kado Saat Ucapkan Ulang Tahun ke Rafathar, Raffi Ahmad Langsung Ucapkan Ini

Seperti biasa, momen 17 Agustus setiap tahunnya identik dengan perlombaan untuk merayakan kemerdekaan Indonesia.

Begitu juga di daerah Krukut Lio, RT 8 RW 3, Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat.

Semua warganya ikut merayakan hari kemerdekaan dengan perlombaan.

Namun siapa sangka, saat itu malah jadi momen berduka cita.

Salah satu warganya meninggal dunia setelah selesai lomba tarik tambang.

Detik-detik Mardinah meninggal

Ibu rumah tangga malang itu sudah bersiap memegang ujung tali.

Ia di posisi paling ujung diantara lima temannya.

Satu tim terdiri dari enam orang, tim Mardiah melawan enam orang ibu-ibu lainnya.

Seorang lelaki yang bertindak sebagai wasit memulai perlombaan.

Follow juga:

Dalam video, lelaki yang menggunakan baju putih mengacungkan tangannya sebagai tanda perlombaan dimulai.

Dua tim saling tarik menarik untuk memenangkan pertandingan.

Begitu juga Mardiah yang berada di ujung tali.

Sekuat tenaga mereka saling menarik agar timnya menang.

Alasan Pedagang Kaki Lima Masih Berdagang di Trotoar Jalan Kawasan Tanah Abang

Ditanya Sosok Menteri Muda di Kabinet Kerja Jilid II, Reaksi Spontan Jokowi Buat Pembawa Acara Kaget

Beberapa detik kemudian, tim Mardiah berhasil menjadi pemenang.

Tampak wajah bahagia terpancar di tim Mardiah karena menjadi pemenang.

Untuk merayakan kemenangan, Mardiah pun langsung menghampiri semua temannya.

Ia tampak berjalan untuk memakai sandalnya terlebih dulu.

Namun siapa sangka, Mardiah pun langsung terjatuh saat itu juga.

Beberapa warga menyangka Mardiah tak sengaja jatuh.

Bahkan ada yang menertawakannya karena tak tahu.

Mardiah pun hanya diam tak kunjung sadar.

Akhirnya warga langsung menghampiri dan menolong Mardiah yang saat itu sudah terbujur kaku.

Pertolongan dari warga

Melihat ibu rumah tangga itu tak kunjung bangun, warga akhirnya melakukan pertolongan pertama.

Mereka memberikan balsem dan teh hangat untuk diminum.

Tak kunjung membuka matanya dan Mardiah membuat warga khawatir.

Akhirnya, warga membawa Mardiah ke rumah kakaknya untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.

Menurut Mulyana, tetangganya, saat dibawa ke rumah kakaknya Mardiah tak juga membuka matanya.

"Setelah itu masih enggak sadar juga ya mau enggak mau dibawa ke rumah sakit," kata Mulyana.

Mulyana menduga, ibu dua anak itu meninggal saat diperjalanan ke rumah sakit.

Dugaan penyebab meninggal

Sampai saat ini, belum dipastikan penyebab meninggalnya Mardiah.

Menurut Napsih, Sekretaris RW 03 Krukut, Mardiah tak sedang sakit apapun.

"Beliau enggak sakit apa-apa, saya tanya ke suaminya almarhumah sehat-sehat aja sebelum lomba meski punya riwayat penyakit darah tinggi," katanya kepada wartawan TribunJakarta.com.

Menurut warga setempat, Mardiah diketahui mempunyai riwayat penyakit jantung dan darah tinggi.

"Jantung juga, dia bilang ada sedikit darah tinggi dia bilang, enggak tahu juga," kata dia.

Kabar Persib: Trio Asing Anyar Resmi Diperkenalkan, Tiga Pilar Absen Lawan Perseru Badak Lampung

Jalur Putar Balik Kawasan Modernland Ditutup Beton, Dianggap Pusat Pelanggaran Lalu Lintas

Firasat tetangga

Napsih mengaku, ada beberapa firasat yang ia dan warga lainnya rasakan sebelum Mardiah meninggal dunia.

Mulai dari Mardiah yang semula tak berniat ikut lomba tarik tambang sampai akhirnya ia mengajukan diri.

"Harusnya kan lomba ini cuma berlima, tapi karena bu Mardiah ikutan jadinya nambah jadi enam orang dalam satu tim, dia itu posisinya paling belakang," kata Napsih.

Sebelumnya diketahui, Mardiah awalnya tak daftar lomba tarik tambang.

Seharusnya, masing-masing tim hanya beranggota lima orang.

Namun, Mardiah mengajukan diri beberapa saat sebelum lomba dimulai.

Akhirnya, anggota tim pun ditambah menjadi enam orang.

Firasat berikutnya adalah Mardiah sempat mengatakan ingin pergi jauh.

Ucapan itu dikatakan sesaat sebelum lomba dimulai.

Warga mengira pergi jauh yang dimaksud adalah pulang ke kampung halamannya di Bogor.

Karena anak pertamanya baru saja mengalami kecelakaan.

"Jadi dia emang sempat bilang mau pergi jauh, awalnya dikira mau nyusul anaknya, ternyata dia memang pergi untuk selamanya," kata Napsih.

Namun siapa sangka, kini pergi jauh yang dimaksud Mardiah yaitu meninggalkan dunia.

Jenazah Mardiah sudah dimakamkan di daerah Bogor.

"Keluarga semua ikhlas namanya umur itu kan enggak ada yang tahu," kata Napsih. (TribunJakarta.com/Elga/Siti Nawiroh)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved