Mahasiswa S2 ITB Bunuh Diri, Ketua RT Ungkap Bertemu Pagi Hari Sebelum Kejadian: Hanya Senyum Saja

Ketua RT 4/5, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Dadang Margana (47) mengaku tak menyangka dan cerita begini.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Rr Dewi Kartika H
Tribunnews
Ilustrasi Bunuh Diri 

"Saat aku Depresi aku merasakan ketiadaan itu jauh lebih baik dari pada keberadaan. Setiap waktu yang berlalu terasa menusuk. Pekerjaan semuanya tertunda. Apapun tidak ingin dilakukan. Yang diinginkan adalah ketiadaan.

Aku masih merasa aku tidak benar-benar sembuh dari Depresi. Kalau Depresi itu dianalogikan sebagai ruangan aku sekarang hanya berhasil keluar dari ruangan itu. Sangat mungkin aku untuk kembali ke ruangan itu bahkan terjerumus ke dalam sumurnya yang dalam," tulisnya lagi.

Setelah itu, Muhtar Amin sempat mengungkapkan bahwa ia akan berjuang untuk melawan depresinya.

Hal itu akan ia lakukan untuk keluarga dan teman-teman yang selama ini sudah mendukungnya.

"Maka ketika ada temanku yang Depresi aku ingin berusaha membantunya. Apalagi kalau teman itu adalah orang yang paling aku sayangi. Temanku, kamu tidak perlu khawatir. Kita akan lalui ini bersama-sama. Bukankah ini menakjubkan? Aku dan kau adalah makhluk yang sangat kompleks. Namun kita dapat bertemu dalam waktu dan tempat yang dekat seperti ini! Apabila keajaiban itu ada bukankah inilah keajaiban. ;)," pungkasnya.

Setelah tulisan ini dibuat, beberapa bulan kemudian, Muhtar Amin nekat melakukannya, yakni gantung diri.

Di kampusnya, Muhtar Amin dikenal sebagai mahasiswa berprestasi.

Bahkan berdasar rekam jejak pendidikannya, Muhtar Amin telah berprestasi sejak kecil.

Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Miming Miharja, menyebut bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) pada studi S2-nya, Muhtar Amin mendapat angka hampir sempurna.

"IPK S2 (Pascasarjana) almarhum juga mencapai 3.88 skala 4.0, anaknya pandai dan sangat rajin ya. Jadi dalam konteks kinerja belajar mestinya tidak ada masalah, karena baik-baik saja ya," ujar Miming menjelaskan.

Bahkan sejak SD, Muhtar Amin sudah mengikuti Olimpiade Sains Nasional di bidang IPA.

Ilustrasi Gantung Diri
Ilustrasi Gantung Diri (Istimewa)

Karena prestasi itu aku mendapatkan beasiswa di SMP di Semarang.

Setelah lulus SMP, Muhtar Amin melanjutkan sekolah SMA di Turki.

Seorang Mahasiswa S2 ITB itu temukan meninggal gantung diri di kamar indekosnya.

Hal ini pertama kali diketahui temannya. Kecurigaan sang teman bermula dari sebuah tali.

Ada tali tambang biru yang menarik perhatian teman Muhtar Amin.

Tali tersebut tampak terlilit di kusen pintu.

"Diketahui oleh temannya yang curiga melihat ada tali tambang biru terlilit di kusen pintu," Kapolsek Coblong, AKP Auliya Djabar

Kemudian, sang teman memberitahu teman lainnya.

Akhirnya mereka pun berusaha mendobrak pintu kamar Muhtar Amin.

Kala itu, Selasa (3/9/2019) sore, mereka kesulitas mendobrak pintu.

Ternyata tubuh korban berada di balik pintu tersebut.

Tak kehabisan akal, mereka pun membawa gunting untuk melepas tali tambang tersebut.

"Korban terlepas dari tali ikatan jatuh ke bawah dalam posisi terlentang," kata Auliya Djabar.

Saat ditemukan, Muhtar Amin sudah meninggal dunia.

Namun, tubuhnya disebut masih segar saat ditemukan.

"Bunuh diri dengan cara gantung diri di kusen pintu kamar kostnya," katanya.

Polisi memprediksi korban belum lama meninggal setelah ditemukan.

Jasad korban langsung dibawa ke rumah sakit, yakhi ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

(TribunJabar.id/TribunnewsBogor.com)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved