Gerakan 30 September

Lolos dari Maut di Lubang Buaya, Ini Kesaksian Sukitman Polisi yang Sempat Ditawan saat G30S PKI

Lubang Buaya menjadi saksi bisu kekejaman para pemberontak saat menghabisi para pahlawan revolusi yang guugur.

Editor: Kurniawati Hasjanah
Ist via Tribunnews
Sukitman 

"Turun! Lempar senjata dan angkat tangan!"

Sukitman, yang waktu itu baru berusia 22 tahun, kaget dan lemas.

Ia segera turun dari sepeda dan melemparkan senjata lalu angkat tangan.

Dalam kondisi ditodong senjata, matanya dan ditutup dan tangannya diikat, lalu ia dimasukkan ke dalam bus.

"Saya didorong dilemparkan ke dalam mobil dimana ditaro di kabin disamping supir di bawah," ungkapnya.

Selama dibawa beberapa menit perjalanan, ia masih ingat arah jalan mana ia dibawa.

Mobil bus itu bergerak ke Jalan Wolter Mongisidi hingga ke arah Mampang, setelah itu ia tak ingat lagi.

Hari pun sudah mulai pagi, dan samar-samar suasana di sekelilingnya  terlihat.

Ia dibawa ke sebuah tempat yang ia tidak tahu dimana lokasi itu.

Pada waktu itu, ia selewat mendengar ucapan "Yani wis dipateni."

Tak lama kemudian seorang tentara yang menghampiri Sukitman dan tahu bahwa sanderanya itu seorang polisi, segera menyeret Sukitman ke dalam tenda.

Tentara tersebut segera melapor kepada atasannya, "Pengawal Jenderal Panjaitan ditawan."

Tentara itu menyangka kalau dia adalah pengawal DI Panjaitan.

Meskipun waktu itu masih remang-remang, di dalam tenda Sukitman sempat mengamati keadaan sekelilingnya.

Ia melihat beberapa orang dalam kondisi terikat, lalu didudukkan di kursi.

Ia juga melihat ada beberapa lainnya yang tergeletak di bawah dengan kondisi berlumuran darah.

Begitu hari terang, ia dibawa keluar tenda dan didorong ke arah teras rumah.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved