Warga Sesalkan Kereta Bandara Tak Lagi Layani Rute Bekasi
"Betul jadi sejak minggu (8/9) kemarin sudah tidak lagi beroperasi di Stasiun Bekasi," kata Diah saat dikomfirmasi, Rabu (11/9/2019).
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Operasional Kereta Api Bandara rute Bandara Soekarno Hatta - Stasiun Bekasi telah resmi dihentikan.
Warga Bekasi yang biasa menggunkan moda transportasi ini menyayangkan keputusan PT Railink, selaku operator layanan kereta tersebut.
Humas PT Railink, Diah Suryandari mengatakan, penghentian operasional KA Bandara rute Bekasi dilakukan sejak Minggu (8/9/2019) lalu.
Hal ini dilakukan guna mengoptimalisasi layanan KA Bandara di Stasiun Manggarai Jakarta.
"Betul jadi sejak minggu (8/9) kemarin sudah tidak lagi beroperasi di Stasiun Bekasi," kata Diah saat dikomfirmasi, Rabu (11/9/2019).
Pantauan TribunJakarta.com di KA Bandara Stasiun Bekasi, sejumlah peralatan masih tersimpan rapih.
Hanya saja, aktivitas layanan trasportasi tak lagi dijalankan, penghentian layanan operasional kreta khusus menuju bandara ini belum bisa apakah segera permanen atau sementara.
Keputusan ini rupanya sedikit mengecewakan bagi warga Bekasi yang kerap memanfaatkan moda transporyasi tersebut.
Aditya Putra (27) misalnya, warga Tambun Selatan, ini hampir setiap keperluan tugas luar kota memanfaatkan KA Bandara untuk menuju Bandara Seokarno Hatta.
"Cukup sering si kalau mau ke luar kota dari Bekasi ke Bandara pakai ini (KA Bandara), pertama lebih nyaman aja, kedua ya enggak kena macet," kata Aditya.
Sebelum adanya kereta Bandara, Aditya biasa menggunakan traposrtasi bus yang biasa mengangkut penumpang menuju bandara.
Namun, hal itu dirasakan terlalu banyak kendala seperti kemacetan dan kurang nyaman.
"Kalau naik keretakan waktunya tepat misal 90 menit, jadi kita bisa prediksi waktu, tapi kalai naik bus-kan belum tentu, tahu-tahu di jalan macet bisa lebih lama," jelas dia.
Dengan diberhentikannya operasional KA Bandara di Stasiun Bekasi, otonatis dia bakal berdalih ke moda transportasi lain yakni bus. Meski dari segi harga sedikit lebih murah, bus menurut dia tidak memiliki kenyamanan seperti kereta.
"Kalau kereta bandara agak mahal ya dibanding bus, tapi nyaman aja dari kursinya kaya kereta jarak jauh, terus lebih lega, di bandaranya juga udah enal banget langsung turun di sana," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, PT Railink selaku operator telah mengujicobakan kereta bandara dari Stasiun Bekasi menuju Bandara Soekarno-Hatta sejak 19 Juni 2018 lalu.

Pada uji coba tersebut, baru empat perjalanan kereta per harinya karena terbentur padatnya lalu lintas KRL Commuter Line dari Bekasi ke Stasiun Manggarai.
"Kita masih cari slot di luar kesibukan KRL. Kita utamakan KRL, jadi nanti kalau kita mau tambahkan tanpa ganggu KRL," ujar Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto di Stasiun BNI City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (20/7/2018).
Meski demikian, banyak pihak meminta PT Railink menambah jumlah perjalanan kereta bandara pergi pulang dari Stasiun Bekasi-Bandara Soekarna-Hatta pada pagi dan malam.
PT Railink masih berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

"Sekarang banyak yang minta pagi sama malam dari Bekasi, cuma kan belum bisa kita layani karena masih kita matangkan ke KAI dan KCI. Mana yang sekiranya bisa untuk tambahan kereta bandara tapi tidak ganggu," ujar Heru.
Jadwal keberangkatan pertama dari Stasiun Bekasi pukul 10.05 WIB, berikutnya pukul 11.10 WIB, pukul 13.13 WIB, dan pukul 14.11 WIB.
Sementara dari Stasiun Bandara Soekarno-Hatta tujuan Stasiun Bekasi dijadwalkan pada pukul 07.50 WIB, pukul 08.50 WIB, pukul 10.50 WIB, dan pukul 11.50 WIB.
Ada MRT penumpnag KA Bandara naik
Pascapengoperasian Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, jumlah penumpang Kereta Api bandara mengalami peningkatan hingga 11 persen.
Hal ini diungkapkan oleh Humas PT Railink Dyah Suryandari saat dikonfirmasi awak media.
Ia menerangkan, peningkatan terjadi lantaran adanya integrasi antarmoda di wilayah Dukuh Atas, seperti MRT, Commuter Line, Kereta Api Bandara, dan Transjakarta.
"Dari data penumpang pascaberoperasinya MRT Jakarta dan integrasi antarmoda di wilayah Dukuh Atas memang penumpang KA Bandara meningkat 10 sampai 11 persen dibanding sebelumnya," ucapnya, Senin (8/4/2019).
Sementara itu, pantauan TribunJakarta.com di Stasiun BNI City pada Senin siang, tampak beberapa penumpang memadati stasiun yang terletak di Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat itu.
Para penumpang tersebut tampak membawa sebuah koper ataupun tas berukuran besar untuk bepergian.
Rini (36), salah satunya, ia mengatakan, hendak melanjutkan perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta setelah sebelumnya menggunakan moda transportasi MRT dari rumahnya di kawasan Lebak Bulus.
• Pengakuan Reino Barack Panjatkan Doa Ini Tiap Hari saat Bakal Menikah, Syahrini Merasa Istimewa
• 8 Ribu Lowongan Tersedia, Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Ini Alur Lengkap dan Linknya
• Ramai Digosipkan dengan Baby Shima dan Naomi Zaskia, Sule Singgung Status Duda: Lihat Saja Nanti
"Pertama karena harganya murah sih dibanding naik taksi online. Biasanya dsei rumah ke bandara naik taksi online bisa kena Rp 200 ribu lebih," ujarnya.
"Sementara kalau naik ini (MRT dan KA Bandara) enggak nyampe Rp 100 ribu," tambahnya.
Hal senada turut disampaikan oleh Faransyah (27), ia mengaku hendak menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk menjemput saudaranya yang baru tiba dari luar kota.
Ia mengatakan, lebih memilih moda transportasi MRT dan KA Bandara lantaran fasilitas dan kenyamanan di dua moda transportasi itu sangat baik.
Belum lagi harganya yang relatif lebih murah dari pada menggunakan moda transportasi taksi online.
• Antisipasi Parkir Liar di Trotoar, PT MRT Pasang Cone di Sekitar Stasiun Haji Nawi
• PT MRT Jakarta Akan Reduce Sampah yang Dihasilkan
• Ini 3 Tempat Semi-Outdoor untuk Acara Pernikahan di Cilandak
"Dari pada naik bus ke bandara ini lebih nyaman sih, belum lagi lebih murah dari naik taksi online. Naik MRT dari HI kesini cuma Rp 3.000 lalu nyambung KA Bandara Rp 70 ribu," kata Faransyah.
"Hitungannya sudah murah lah itu. Nanti pulangnya baru naik taksi online karena ramai," tambahnya.