Kisah Kakek Nur Tetap Semangat Kayuh Sepeda Jualan Perlengkapan Muslim Demi Menyambung Hidup
Nur (83) mengayuh sepeda hitamnya menuju rumah seusai berjualan perlengkapan muslim di Masjid Darussalam.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, SETIABUDI - Di depan tembok kedutaan besar Inggris, Nur (83) mengayuh sepeda hitamnya menuju rumah seusai berjualan perlengkapan muslim di Masjid Darussalam.
Ia tinggal di permukiman padat di bawah bayang-bayang kompleks perumahan elit di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan.

Meski telah memasuki usia senja, Muhammad Nur (83) masih mencari sesuap rezeki demi menyambung hidup
Ketika hendak menyeberang jalan raya, ia turun sejenak menunggu saat tepat untuk kembali melanjutkan perjalanan.
Setiap hari rutinitas itu dilakukannya.
Nur turut membawa dagangan berupa aneka peci, baju koko hingga tasbih di sadel belakangnya.
Ia biasanya telah berangkat ke Masjid Darussalam siang hari hingga sore hari untuk berjualan.
Nur menggelar lapak berisi dagangannya di sekitar masjid untuk dijual kepada para jemaah yang hilir-mudik.
Namun, tak jarang ia pulang dengan tangan hampa.
"Jarang memang saya dapat uang dari jemaah masjid. Bisa sehari jualan enggak dapat apa-apa. Kalau dapet ya Rp 50 ribuan," katanya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (12/9/2019).
Sewaktu pertama kali dirinya berjualan di masjid itu sering diusir oleh penjaga masjid.
Namun, penjaga itu akhirnya membiarkan Nur berjualan di sana.
Demi Hidupi Istri
Kendati dikaruniai belasan anak dan belasan cucu, Nur harus terus bekerja keras demi mencukupi kebutuhan hidupnya.