Jadi Sutradara Film Pretty Boys, Tompi Ceritakan Tentang Modalnya
Musisi Indonesia yang juga seorang Dokter Bedah Plastik Tompi, kini mulai mencoba karya baru di balik layar sebagai seorang sutradara film Tanah Air.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Suharno
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, SETIABUDI - Musisi Indonesia yang juga seorang Dokter Bedah Plastik Tompi, kini mulai mencoba karya baru di balik layar sebagai seorang sutradara film Tanah Air.
Dalam debutnya sebagai seorang sutradara, Tompi bersama dengan Production House The Pretty Boys Picture dan Anami Films bakal merilis film terbaru berjudul Pretty Boys yang bisa dinikmati di seluruh bioskop Indonesia tanggal 19 September 2019.
"Saya tak punya latar belakang ya. Cuman hobi saya tuh suka nontonin film, bahkan bisa dilihat beberapa kali untuk menggali ketidaktahuan saya," kata Tompi di Epicentrum Kuningan, Senin (16/9/2019).
• Sempat Berlatih di Bali United dan Persib, Cucu BJ Habibie Resmi Dikontrak Klub Liga 1 2019
• Putri Maruf Amin Daftarkan Diri ke PDIP Jadi Bacalon Kepala Daerah Tangsel
• 2,2 Juta Kendaraan Menunggak Pajak, Pemprov DKI Jakarta Bakal Hapuskan Denda & Beri Diskon
• Sakit Hati & Kesal Sang Ibu Ditagih Utang Rp 15 Ribu, Pemuda 20 Tahun Bunuh dan Bakar Mayat Nenek
Sukses berkarir di dunia musik dan kedokteran, ini adalah kali pertama Tompi menjadi seorang sutradara.
Bersama dengan Deddy Mahendra Desta atau yang dikenal dengan nama Desta sebagai produser dalam film ini, dan Imam Darto sebagai penulis naskah, Tompi mengatakan bahwa dirinya tak memiliki latar belakang khusus di dunia perfilman.
"Sejak awal saya mau direct, sejak SMA saya aktif di teater. Saya waktu SMA jadi director terbaik di kampung saya, itu salah satu modal juga," ungkap Tompi.
Tompi bercerita, bahwa dirinya hanya memiliki latar belakang sebagai penikmat film saja.
Dalam menonton sebuah film, ia bahkan sampai rela mengulang berkali-kali film-film yang ditontonnya untuk mengetahui apa yang ingin ia ketahui. Mungkin dari teknik pengambilan gambar, editorial, dan lain sebagainya.
Ia pun mengaku sempat memfokuskan diri di dunia cinematography dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, ia juga pernah aktif dalam seni teater di masa-masa SMA nya. Tompi mengaku, dirinya sempat mendapat penghargaan sebagai director terbaik di kampung halamannya saat masih menduduki bangku SMA.
"Beberapa video Asian Para Games kebetulan saya yang garap. Cuma memang profile saya jadi sutradara enggak pernah dijual," bebernya.
Rela Miskin Demi Film
Film Pretty Boys merupakan bentuk keprihatinan Tompi terhadap tayangan televisi yang mulai bergeser jauh dari pakemnya.
Pria kelahiran Aceh, 22 September 1978 ini mengatakan bahwa dirinya justru pertama kali mendapatkan tawaran sebagai sutradara pertama kali, dari Desta yang merupakan produser sekaligus pemeran Rahmat dalam film tersebut.
"Justru Desta yang pertama kali ngajak. Kebetulan saya lagi di Rusia, tiba-tiba ditelfon sama Desta. 'Tompi, gue mau buat film, tapi belum ada ceritanya'. Justru dia nanya 'lo ada cerita ga?' akhirnya gue minta waktu mikir, dalam 30 menit nanti gue telfon balik," kata Tompi bercerita.
Tompi yang kala itu tengah berada di Rusia untuk mengikuti seminar bedah plastik, menerima telepon melalui whastapp dari Desta untuk diajak membuat karya film bersama.
Apalagi, film ini merupakan film pertama dimana Desta akan tampil bersama dengan Vincent.
Yak, keduanya memang sering bersama dalam berbagai acara di televisi.
Namun untuk film layar lebar, Desta dan Vincent nyatanya belum pernah membintangi film yang sama.
"Ketika Desta menawarkan jadi director, saya mikir lama. Karena harus komit, kan siap miskin beberapa minggu. Kan gak mungkin bisa shooting sambil praktek," kata Tompi.
Tompi yang juga berprofesi sebagai dokter ahli bedah plastik, harus berfikir berkali-kali untuk menerima tawaran Desta.
Sebab, lanjut Tompi jika ia menerima tawaran tersebut ia harus rela kehilangan jam prakteknya untuk melaksanakan shooting film.
Benar saja, untuk proses shooting film Pretty Boys sendiri Tompi mengaku telah menghabiskan waktu sekitar enam minggu bersama dengan para pemain lainnya.
Melalui film ini, Tompi berharap bahwa dirinya bisa memberikan salah satu karya terbaik untuk masyarakat di Indonesia.
"Total 6 minggu syutingnya. Saya pikir setelah syuting selesai, ternyata ada proses lainnya. Desta bilang, film ini pembiktian. Kami disini benar-benar ingin memberikan karya terbaik saja, nggak ada ekspektasi lebih," bebernya. (*)