Industri Pembakaran Arang di Cilincing Akan Dibongkar Secara Mandiri Besok

Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko mengatakan, pembongkaran akan dilaksanakan secara mandiri oleh para pemilik usaha besok, Kamis (19/9/2019).

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
ISTIMEWA/Dokumentasi Sudin Kominfotik Jakarta Utara
Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko (kanan) di SDN Cilincing 07 Pagi, Jakarta Utara, Rabu (18/9/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Para pemilik industri pembakaran arang di Jalan Ispeksi Cakung Drain, RW 09 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara bersedia membongkar sendiri usaha mereka.

Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko mengatakan, pembongkaran akan dilaksanakan secara mandiri oleh para pemilik usaha besok, Kamis (19/9/2019).

"Besok akan dilaksanakan pembongkaran mandiri oleh para pengusaha-pengusaha yang arang batok, untuk kemudian mereka tidak lagi melakukan usahanya," kata Sigit di SDN Cilincing 07 Pagi, Rabu (18/9/2019).

Sigit sebelumnya telah menyarankan agar para pemilik industri atau pun para pekerja beralih usaha ke usaha yang tidak merusak lingkungan.

Para pemilik lapak pembakaran arang batok ini bersedia membongkar usaha mereka menyusul disegelnya usaha peleburan alumunium di sana.

Sigit juga sempat menawari mereka untuk mengikuti program Pengembangan Kewirausahaan Terpadu (PKT) saat menemui para pemilik industri dan pekerja pada Jumat (13/9/2019) lalu.

Namun, mereka berkomitmen untuk tidak lagi melakukan usaha mereka di wilayah DKI Jakarta.

"Total ada 18 pengusaha arang, mereka akan menutup usaha, alih usahanya mereka sedang menyiapkan dan kita jajaran Pemprov juga akan membantu," jelas Sigit.

Sebelumnya, pada Senin lalu, aparat Polres Metro Jakarta Utara menyegel salah satu industri peleburan alumunium di lokasi.

Warga yang sehari-hari beraktivitas di dekat belasan lapak tersebut juga mengaku mengalami sesak nafas dan gangguan lainnya akibat menghirup asap dan debu dari pembakaran.

Industri arang dan alumunium jadi penyumbang ISPA di Cilincing

Dua dari 10 wilayah RW yang berada dekat industri pembakaran arang dan peleburan alumunium termasuk penyumbang penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Kelurahan Cilincing.

Berdasarkan data dari Puskesmas Kecamatan Cilincing, dua wilayah tersebut yakni RW 06 dan RW 09 Kelurahan Cilincing.

Di wilayah RW 06, pada periode bulan Juni-Agustus 2019, terdapat 157 orang yang terjangkit ISPA.

Wilayah RW 06 berada beberapa ratus meter dari lokasi pembakaran.

Sementara itu, di wilayah RW 09, jumlah pasien ISPA per Juni-Agustus tercatat sebanyak 150 orang.

Wilayah RW 09 sendiri adalah tempat di mana Jalan Cakung Drain berada. Di jalan itu lah puluhan lapak industri pembakaran arang dan peleburan alumunium berdiri.

dr. Aprilia Maya Putri dari Puskesmas Kecamatan Cilincing menyatakan, jumlah pasien ISPA dari dua wilayah RW tersebut kebanyakan masih anak-anak.

"Rentang usianya mulai dari 0-5 tahun," kata Aprilia saat ditemui di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (16/9/2019).

Aprilia belum bisa memastikan apakah seluruh pasien ISPA itu terjangkit penyakit akibat menghirup asap maupun debu dari industri arang dan alumunium.

Akan tetapi, tak sedikit pasien yang mengakui terkena ISPA akibat aktivitas dua jenis industri tersebut.

"Memang nggak semua, tapi ada aja pasien yang nganggap akibat dari asap polusi pabrik arang itu," ucap dia.

Sementara itu, jumlah pasien ISPA dari dua RW itu masih di bawah wilayah RW 03 yang berada jauh dari lapak industri tersebut.

Pada wilayah RW 03 yang cenderung dekat dengan Kelurahan Kalibaru, tercatat 174 orang pasien ISPA per Juni-Agustus 2019.

"Kalau di sana mungkin karena kurang penghijauan dan juga permukiman padat penduduk," ucapnya.

Sebelumnya, puluhan lapak industri pembakaran arang dan peleburan alumunium yang beroperasi di wilayah RW 09 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, disoroti.

Asap dan debu dari pembakaran arang itu dikeluhkan warga sekitar karena membuat masalah.

Sesuai hasil investigasi pihak puskesmas, berdampak pada SDN Cilincing 07 Pagi di dekat lapak tersebut.

Salah satu contohnya murid yang batuk-batuk saat upacara pagi akibat menghirup asap dari pembakaran arang.

Anies Minta Dinas LH DKI Review 25 Usaha Pembakaran Arang dan Peleburan Alumunium di Cilincing

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Dinas Lingkungan Hidup (LH) untuk mereview 25 tempat usaha pembakaran arang dan peleburan alumunium di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.

Pasalanya, kegiatan usaha yang dilalukan oleh puluhan industri rumahan ini mencemari lingkungan di kawasan itu.

"Pekan ini LH akan mereview, jadi ini intinya begini. Nanti, mereka diberikan peringatan untuk melakukan koreksi," ucapnya, Senin (16/9/2019).

Jika nantinya usaha-usaha tersebut tidak juga melakukan perbaikan, Anies menyebut pihaknya tidak akan segan menutup tempat usaha itu secara paksa.

"Tujuannya bukan menghukum, tapi mengubah cara mereka berproduksi. Jangan produksinya meninggalkan residu yang merusak lingkungan," ujarnya di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.

"Nanti diberi tenggat waktu untuk mereka melaksanakan perbaikan," tambahnya.

Sebelumnya, aktivitas lapak pembakaran arang dan peleburan alumunium yang dilakukan di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara dikeluhkan warga.

Asap dan debu yang dihasilkan dari dua jenis tempat usaha tersebut dirasakan mencemari udara di sekitar lokasi.

Selain bau menyengat hasil pembakaran, warga juga tak jarang merasakan sesak nafas dan mata merah akibat kemasukan debu.

Hal ini pun disinyalir membuat seorang guru SDN Cilincing 07 terjangkit penyakit pneumonia atau infeksi paru-paru.

Guru itu bernama SA (48), mengajar siswa kelas 4 di sekolah tersebut. SA sudah sejak awal Maret lalu divonis dokter terjangkit pneumonia.

Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta sendiri mengakui kegiatan pembakaran arang dan peleburan alumunium di kawasan Cilincing, Jakarta Utara mencemari lingkungan.

Kelapa Dinas LH DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, hal ini berdasarkan analisis kualitas udara yang dilakukan oleh pihaknya pada Maret 2019 lalu di sekitar lokasi tersebut.

"Hasil analisis didapati parameter NO2 dan H2S melebihi baku mutu," ucapnya, Jumat (13/9/2019).

Hal ini pun dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pembakaran arang dan peleburan alumunium itu.

"Paparan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit pada manusia menyebabkan kesulitan dalam bernapas dan H2S menyebabkan bau yang mengganggu kenyamanan lingkungan," ujarnya.

SDN 07 Cilincing Terpapar Polusi Pembakaran Arang, Pemprov DKI Jakarta Bakal Pasang Kain Dakron

Pemprov DKI Jakarta berencana mengirim tim khusus untuk memasang kain filter di SDN Cilincing 07, Jakarta Utara.

Pasalnya, sekolah tersebut terpapar polusi udara dari industri pembakaran arang dan peleburan alumunium yang berada di kawasan Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara.

"Kami akan kirim tim di situ untuk pemfilteran agar sekolah itu bebas (dari polusi)," ucapnya, Senin (16/9/2019).

Dijelaskan Anies, upaya ini merupakan solusi jangka pendek untuk mencegah murid-murid yang bersekolah di SDN Cilincing 07 terpapar polusi dari industri rumahan tersebut.

"Dalam jangka pendek itu dilakukan, tapi jangka panjang ya industrinya harus bersih, jangan menimbulkan residu," ujarnya di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.

Upaya seperti ini, dikatakan Anies, pernah dilakukan oleh dirinya saat masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2015 lalu.

Dimana, pada saat itu kain yang terbuat dari bahan dakron itu dipasang di sekolah-sekolah yang berada di dekat kawasan kebakaran hutan.

Hal ini dilakukan agar murid-murid di sekolah itu bisa belajar di dalam kelas dengan baik tanpa harus khawatir terekspos polutan.

"Itu bukan teknologi jauh-jauh, itu buatan seorang profesor dari ITB yang kita undang," kata Anies.

"Hal yang sama kami lakukan di sekolah-sekolah di Jakarta yang terekspos polutan cukup tinggi," tambahnya menjelaskan.

Sebelumnya, aktivitas lapak pembakaran arang dan peleburan alumunium yang dilakukan di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara dikeluhkan warga.

Asap dan debu yang dihasilkan dari dua jenis tempat usaha tersebut dirasakan mencemari udara di sekitar lokasi.

Selain bau menyengat hasil pembakaran, warga juga tak jarang merasakan sesak nafas dan mata merah akibat kemasukan debu.

Hal ini pun disinyalir membuat seorang guru SDN Cilincing 07 terjangkit penyakit pneumonia atau infeksi paru-paru.

Guru itu bernama SA (48), mengajar siswa kelas 4 di sekolah tersebut. SA sudah sejak awal Maret lalu divonis dokter terjangkit pneumonia.

Puskesmas Cilincing Investigasi Dampak Industri Arang dan Alumunium, Ini Keluhan Warga

Puskesmas Kecamatan Cilincing melakukan investigasi terkait keluhan warga soal aktivitas industri pembakaran arang dan peleburan alumunium di Jalan Cakung Drain, wilayah RW 09, Kelurahan Cilincing, Cilincing, Jakarta Utara.

Hasil investigasi Kamis (13/9/2019) lalu, terdapat beberapa keluhan yang dirasakan warga di sekitar lokasi, terutama mereka yang beraktivitas di SDN Cilincing 07.

Berdasarkan keterangan guru UKS SDN Cilincing 07 Pagi, ditemukan beberapa keluhan.

Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing, dr. Edison Sahputra menyatakan dampak asap dan debu dari aktivitas industri dirasakan murid sekolah yang masuk di pagi hari.

Keluhan pertama terkait dengan banyaknya murid dari daerah Rawamalang yang setiap harinya melewati Jalan Cakung Drain untuk sampai ke sekolah.

"Terdapat murid yang tinggal di daerah Rawamalang pada saat pagi hari berangkat ke sekolah dan melewati pabrik arang, sering ada yang merasakan batuk-batuk," terang Edison saat ditemui di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (16/9/2019).

Keterangan pihak sekolah juga menyatakan bahwa saat upacara pagi, sekitar pukul 7.00-8.00 WIB, sering ada asap seperti kabut.

Selain itu, pada saat kegiatan belajar mengajar, sering pula terasa kabut yang membuat mata pedih dan batuk-batuk.

"Sehingga tidak sedikit guru dan murid yang keluar kelas untuk mencari udara segar," imbuh dia.

Dinyatakan pula bahwa tanaman yang ada di SDN Cilincing 07 Pagi terdapat banyak debu yang diduga berasal dari aktivitas industri tersebut.

Sebelumnya, puluhan lapak industri pembakaran arang dan peleburan alumunium yang beroperasi di wilayah RW 09 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, disoroti.

Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko saat meninjau lokasi pembakaran arang dan peleburan alumunium di RW 09 Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (13/9/2019).
Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko saat meninjau lokasi pembakaran arang dan peleburan alumunium di RW 09 Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (13/9/2019). (Dok. Pemkot Jakarta Utara)

Asap dan debu dari pembakaran arang itu dikeluhkan warga sekitar karena membuat masalah, salah satunya sesak nafas.

Adapun Pemerintah Kota Jakarta Utara juga berencana memasang alat ukur udara di empat titik sekitaran lapak-lapak tersebut.

Pemilik Lapak Pembakaran Arang: Anak Saya Hidup di Tengah-tengah Asap Sehat Saja

Pemilik lapak arang di Jalan Cakung Drain, RW 09 Kelurahan Cilincing, Cilincing, Jakarta Utara, buka suara terkait aktivitas pembakaran arang yang belakangan disoroti.

Asap dan debu dari pembakaran arang itu dikeluhkan warga sekitar karena membuat masalah, salah satunya sesak nafas.

Seorang pemilik lapak, Murdin Pati (52) menampik keluhan warga.

Menurutnya, keluhan warga soal sesak nafas tidak masuk akal.

Sebab, dirinya mengaku tak pernah merasakan hal tersebut setelah menjalankan usahanya sejak tahun 1996 lalu.

Ia juga menyinggung soal kedua anaknya yang sampai sekarang sehat-sehat saja meskipun setiap hari menghirup asap hasil pembakaran arang.

"Ya kalau masalah itu kan enggak masuk akal oleh karena kalau alasannya asap itu bisa sakit atau bisa menyakitkan itu anak saya dua orang lahir di tengah-tengah asap. Alhamdulillah sehat sampai sekarang," ucapnya, Jumat (13/9/2019).

Ia juga menyatakan bahwa sejumlah cucunya yang tinggal di sekitar juga masih sehat walafiat hingga kini.

"Sekarang cucu saya di sekitar lingkungan ini ada berapa orang masih sehat alhamdulillah. Boleh boleh saya tunjukin orangnya masih sehat alhamdulillah," tuturnya.

Murdin pun mengaku bahwa tempat usahanya itu adalah satu-satunya sumber pendapatan.

Ia pun meminta pemerintah mencarikan lokasi lain apabila lapak miliknya bakal ditertibkan lantaran berstatus ilegal.

"Jadi kalau kita kan begini, intinya kita berusaha di sini mencari nasi sesuaplah, kalaupun tidak ada jalan keluarnya lagi, enggak ada toleransi lagi, kita minta tolong sama pemerintah setempat kita mencarikam lokasi dimana lah kita," tutupnya.

Pemkot Jakut Beri Surat Peringatan Sebelum Tertibkan Lapak Pembakaran Arang dan Alumunium

Lapak pembakaran arang di Jalan Cakung Drain, RW 09 Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (13/9/2019).
Lapak pembakaran arang di Jalan Cakung Drain, RW 09 Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (13/9/2019). (Dok. Pemkot Jakarta Utara)

Sejumlah lapak pembakaran arang dan peleburan alumunium yang ada di Jalan Cakung Drain, Kelurahan Cilincing, Cilincing, berstatus ilegal.

Selain berdiri di atas lahan Pemprov DKI Jakarta, puluhan lapak tersebut pun tidak memiliki izin usaha.

Asap dan debu hasil pembakaran pun menyebar ke sekitar lokasi hingga dikeluhkan warga.

Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan tim teknis dari Pemprov DKI Jakarta untuk melihat bagaimana kelayakan lapak-lapak tersebut.

Pihaknya juga akan menyelidiki skema pabrikasi yang dilaksanakan para pemilik tempat usaha tersebut yang dinilai menyalahi aturan.

"Ini harusnya industri pabrikasi, tetapi dikerjakan rumahan. Kita tanya industri pabrikasimya supaya juga nanti ada sanksi penegakan hukum bisa lebih tepat," kata Sigit, Jumat (13/9/2019).

Soal legalitas lapak yang ilegal, Pemerintah Kota Jakarta Utara juga telah menerbitkan surat peringatan terhadap para pemilik lapak.

Surat peringatan itu, dikatakan Sigit, baru pertama kali diberikan kepada mereka setelah bertahun-tahun.

"Karena mereka kan harus berizin gitu kan. Terkait dengan izin usahanya kita sudah menerbitkan surat peringatan," ucapnya.

Sementara itu, soal penertiban, pihaknya akan menunggu pemantauan berjalan.

Saat ini, operasional lapak-lapak tersebut belum disetop.

Mereka masih diperbolehkan beroperasi pada selepas magrib, sekitar pukul 18.00 WIB hingga subuh.

"(Surat peringatan) tentunya kita bicara 7 hari, 3 hari, 1 hari, sampai dengan proses penyegelan atau pemberhentian," ucap Sigit.

Sebelumnya, warga yang sehari-hari beraktivitas di dekat belasan lapak tersebut mengaku mengalami sesak nafas dan gangguan lainnya akibat menghirup asap dan debu dari pembakaran.

Bahkan, seorang guru SDN Cilincing 07 terjangkit penyakit pneumonia yang disinyalir akibat bertahun-tahun menghirup asap dari aktivitas lapak tersebut.

Alat Ukur Udara Akan Dipasang di Lokasi Pembakaran Arang dan Alumunium di Cilincing

Lapak pembakaran arang dan peleburan timah di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Kelurahan Cilincing, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (12/9/2019).
Lapak pembakaran arang dan peleburan timah di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Kelurahan Cilincing, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (12/9/2019). (TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino)

Pemerintah Kota Jakarta Utara akan memasang alat ukur udara di sekitar lokasi pembakaran arang batok dan peleburan alumunium, di wilayah RW 09 Kelurahan Cilincing, Cilincing, Jakarta Utara.

Hasil pengukuran udara nantinya akan dijadikan sebagai dasar kebijakan terhadap lapak-lapak tersebut.

"Tadi saya sudah perintahkan kepada Sudin Lingkungan Hidup untuk segera melaksanakan pemasangan alat pemantau sehingga ukurannya jelas. Dan ini akan menjadi sebuah dasar kebijakan," kata Wali Kota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko saat meninjau lokasi, Jumat (13/9/2019).

Menurut Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara Slamet Riyadi, alat pengukur udara akan segera dipasang di empat titik.

Keempat titik tersebut meliputi SDN Cilincing 07 Pagi, area sawah SDN Cilincing 07 Pagi, area Taman Pemakaman Umum (TPU) Semper, dan akses jalan menuju TPU Semper.

Alat ukur udara tersebut akan dipinjam dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

"Alat pengukurannya dari Dinas LH. Dengan mengukur parameter Nitrogen Dioksida (NO2)," kata Slamet.

Menurutnya, alat pengukur udara nantinya akan mengukur baku mutu kualitas udara di sekitat lokasi.

"Dari sana akan diketahui sejauh mana baku mutu kualitas udara di lokasi ini," katanya.

Sebelumnya, warga yang sehari-hari beraktivitas di dekat belasan lapak tersebut mengaku mengalami sesak nafas dan gangguan lainnya akibat menghirup asap dan debu dari pembakaran.

Bahkan, seorang guru SDN Cilincing 07 terjangkit penyakit pneumonia yang disinyalir akibat bertahun-tahun menghirup asap dari aktivitas lapak tersebut.

Cemari Udara, Gubernur Anies Ancam Tutup Pembakaran Arang dan Peleburan Alumunium di Cilincing

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengancam akan memberikan sanksi kepada pengusaha pembakaran arang dan peleburan alumunium di kawasan Cilincing, Jakarta Utara yang mencermari udara.

Pasalnya, seluruh kegiatan pembakaran yang menghasilkan asap buangan harus memenuhi baku mutu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

"Harus sesuai standar yang ditetapkan, bila melanggar jangan harap melenggan tak diberik sanksi. Pasti akan diberikan sanksi, penutupan pun mungkin dilakukan," kata Anies Baswedan, Jumat (13/9/2019).

Bila tidak ingin usahanya ditutup oleh Pemprov DKI Jakarta, Anies menyebut, para pengusaha itu harus memperbaiki mekanisme pembuangan gas hasil pembakaran.

"Semua harus diukur, yang tidak punya alat ukur harus punya alat ukur. Bila tidak memiliki akan diberikan waktu untuk koreksi," ujarnya di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.

"Bila setelah waktu yang ditetapkan tidak beri koreksi, maka izinnya akan dicabut," tambahnya menjelaskan.

Sebelumnya, aktivitas lapak pembakaran arang dan peleburan alumunium yang dilakukan di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara dikeluhkan warga.

Asap dan debu yang dihasilkan dari dua jenis tempat usaha tersebut dirasakan mencemari udara di sekitar lokasi.

Selain bau menyengat hasil pembakaran, warga juga tak jarang merasakan sesak nafas dan mata merah akibat kemasukan debu.

Hal ini pun disinyalir membuat seorang guru SDN Cilincing 07 terjangkit penyakit pneumonia atau infeksi paru-paru.

Guru itu bernama SA (48), mengajar siswa kelas 4 di sekolah tersebut. SA sudah sejak awal Maret lalu divonis dokter terjangkit pneumonia.

Diperkirakan sudah beraktivitas sejak tahun 1970-an

Asap dan debu hasil aktivitas pembakaran arang dan peleburan timah di Jalan Cakung Drain, Kelurahan Cilincing, Cilincing, Jakarta Utara, dikhawatirkan warga SDN Cilincing 07.

Pasalnya, jarak antara sekolah dan industri rumahan pembuat arang dan timah itu hanya sekitar 150 meter.

Kepala Sekolah SDN Cilincing 07, Juhaedin mengaku khawatir penyakit pneumonia akibat menghirup asap dan debu tersebut bisa menjangkit pelajar ataupun pekerja di sekolah itu.

Apalagi salah seorang guru saat ini telah menjadi korbannya.

"Secara otomatis untuk kita semua ia merasa khawatir. Takutnya penyakit dari teman kita yang sudah merasakan juga kita rasakan," kata Juhaedin, Kamis (12/9/2019)

Masalah asap dan debu hasil lapak-lapak tersebut sudah bertahun-tahun menjadi masalah di Jalan Cakung Drain.

Bahkan berdasarkan keterangan dari salah seorang guru yang tinggal di lingkungan tersebut, aktivitas pembakaran arang sudah ada ketika ia pertama kali tinggal di sana tahun 1970-an.

Dahulu, pembakaran arang dan peleburan timah tak melahirkan keluhan karena belum ada permukiman maupun sekolah berdiri di sana.

Keluhan, terutama dari pihak sekolah, berangsur-angsur muncul sejak berdirinya gedung SDN Cilincing 07 di akhir tahun 1990-an.

Kini, masalah asap dan debu malah makin parah karena dampaknya begitu nyata terasa.

Tak jarang, kata Juhaedin, bau arang serta asap dan debu timah terasa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

"Karena terbawa dari sana, keramik jadi hitam, di meja hitam. Sampai daun pisang yang ditanam sekolah juga hitam. Ini enggak ada gunung meletus tetapi daun hitam sekali," celetuk Juhaedin.

Sebelumnya, warga yang sehari-hari beraktivitas di dekat belasan lapak tersebut mengaku mengalami sesak nafas dan gangguan lainnya akibat menghirup asap dan debu dari pembakaran.

Bahkan, seorang guru SDN Cilincing 07 terjangkit penyakit pneumonia yang disinyalir akibat bertahun-tahun menghirup asap dari aktivitas lapak tersebut.

Sementara itu, salah seorang pemilik lapak yang ditemui TribunJakarta.com sore ini enggan berkomentar soal keluhan warga.

Wanita yang enggan menyebut nama itu hanya membeberkan bahwa tempat usaha peleburan timah yang dikelola suaminya sudah ada sejak pertama kali ia tinggal di Jalan Cakung Drain, sekitar 10 tahun lalu.

"Udah ada dari dulu saya tinggal di sini, sekitar 10 tahun lah. Saya mah nggak tahu apa-apa, yang tahu suami saya. Lagi nggak ada," katanya.

DLH DKI sebut pembakaran cemari udara

Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mengakui kegiatan pembakaran arang dan peleburan alumunium di kawasan Cilincing, Jakarta Utara mencemari lingkungan.

Kelapa Dinas LH DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, hal ini berdasarkan analisis kualitas udara yang dilakukan oleh pihaknya pada Maret 2019 lalu di sekitar lokasi tersebut.

"Hasil analisis didapati parameter NO2 dan H2S melebihi baku mutu," ucapnya, Jumat (13/9/2019).

Hal ini pun dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pembakaran arang dan peleburan alumunium itu.

"Paparan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit pada manusia menyebabkan kesulitan dalam bernapas dan H2S menyebabkan bau yang mengganggu kenyamanan lingkungan," ujarnya.

Dijelaskan Andono, ada 25 lapak pembakaran arang dan peleburan alumunium di kawasan itu.

Jumlah itu terdiri dari 23 lapak pembakaran arang dan dua peleburan alumunium.

"Sebenarnya warga sekitar berulang kali melakukan protes atas kegiatan pembakaran arang dan peleburan alumunium yang dilakukan oleh puluhan UMK itu," kata Andono.

Guna menindaklanjuti keluhan warga, Andono mengaku, pihaknya akan segera menutup puluhan lapak pembakaran arang dan peleburan alumuniun di kawasan tersebut.

Pendekatan pertama pun telah dimulai sejak Agustus 2019 lalu dan Andono mengklaim para pengusaha telah menyetujuinya.

 Putri Maruf Amin Daftarkan Diri ke PDIP Jadi Bacalon Kepala Daerah Tangsel

 Ini 5 Tips yang Wajib Diterapkan dalam Belanja Makeup dan Produk Kecantikan Agar Hemat

 Menyemai Bibit Dakwah dari Kalangan Milenial

 Kisah Emanuel Selviano, Anak Pedagang Salome yang Sukses Diterima Jadi Taruna Akademi Militer

"Mereka menyanggupi penghentian kegiatan pembakaran arang dan alumunium. Mereka akan beralih profesi menjadi penyalur arang dari luar kota," ucapnya.

Meski demikian, Dinas LH DKI Jakarta masih memberi tenggat waktu sebulan bagi para pemilik pembakaran arang dan peleburan alumunium untuk menutup tempat usahanya.

"Pemilik usaha minta waktu sat bulan untuk mereka menyelesaikan pesanan dan kewajiban usaha kepada pihak lain," ujarnya.

Sebelumnya, aktivitas lapak pembakaran arang dan peleburan alumunium yang dilakukan di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara dikeluhkan warga.

Asap dan debu yang dihasilkan dari dua jenis tempat usaha tersebut dirasakan mencemari udara di sekitar lokasi.

Selain bau menyengat hasil pembakaran, warga juga tak jarang merasakan sesak nafas dan mata merah akibat kemasukan debu.

Hal ini pun disinyalir membuat seorang guru SDN Cilincing 07 terjangkit penyakit pneumonia atau infeksi paru-paru.

Guru itu bernama SA (48), mengajar siswa kelas 4 di sekolah tersebut. SA sudah sejak awal Maret lalu divonis dokter terjangkit pneumonia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved