Pabrik Arang dan Alumunium di Cilincing Dibongkar, SPKU Dipasang untuk Hilangkan Trauma Warga

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memasang Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SKPU) mobile di SDN Cilincing 07 Pagi.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) mobile dipasang di SDN Cilincing 07 Pagi, Jakarta Utara, Jumat (20/9/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memasang Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SKPU) mobile di SDN Cilincing 07 Pagi, Jalan Cakung Drain, Kelurahan Cilincing, Cilincing Jakarta Utara.

SPKU dipasang meskipun aktivitas pabrik pembakaran arang dan peleburan alumunium yang berjarak sekitar 200 meter dari sekolah itu sudah dihentikan.

Kasie Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara, Suparman mengatakan, terlepas dari berhentinya aktivitas pabrik-pabrik itu, SPKU mesti dipasang.

BREAKING NEWS Truk Terguling di Jembatan Layang Antasari, Ada Cairan Tumpah

SEDANG BERLANGSUNG PMCO Fall Split SEA League Hari Keempat - Ada Bigetron RA dan RRQ Ryu

Live Streaming Timnas U16 Indonesia Vs Brunei, Berikut Prediksi Susunan Pemain

Menurut Suparman, data dari SPKU akan menjadi pembanding kualitas udara sebelum dan sesudah penutupan pabrik yang aktivitasnya mengeluarkan asap.

"Jadi kita bisa ukur hasil dari data yang dulu dengan manual aktif dengan sekarang, nanti kan ada parameter, apa sudah terlampaui atau belum," kata Suparman, Jumat (20/9/2019).

Suparman juga mengatakan bahwa data kualitas udara yang dihasilkan SPKU mobile nantinya akan disebar ke warga sekitar.

Dengan begitu, warga yang hingga kini masih cemas akan pencemaran udara dari pabrik arang dan alumunium bisa melihat perubahan kualitas udara.

Diharapkan, apabila data kualitas udara terbaru sudah disebar, trauma warga soal pencemaran udara bisa hilang.

"Kita akan pastikan kalau memang udara tidak ada efeknya akan kita sebarkan ke masyarakat. Ini sekarang sudah sangat bagus, layak, itu saja," jelas Suparman.

"Hanya trauma warga yang kemarin-kemarin biar hilang dengan data dari alat ini. Kita share ke warga," sambung Suparman.

Sebelumnya, pabrik peleburan alumunium disegel dan dihentikan aktivitasnya sejak Senin (16/9/2019) lalu.

Sementara belasan pabrik arang aktivitasnya telah dihentikan sejak pekan lalu dan telah dibongkar secara mandiri oleh pemiliknya pada kemarin, Kamis (18/9/2019).

Adapun warga yang sehari-hari beraktivitas di dekat belasan lapak tersebut mengeluh mengalami sesak nafas dan gangguan lainnya akibat menghirup asap dan debu dari pembakaran. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved