Jual Pinisi Bambu Keliling, Abah Idris Pernah Ditipu Hingga Laris Diborong Orang Korea

Dengan peralatan sederhana berupa obeng, gergaji dan pisau, satu batang bambu berukuran empat meter disulapnya menjadi kapal pinisi yang megah

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Sosok Abah Idris pembuat miniatur kapal pinisi berbahan bambu di kediamannya, Cilincing pada Senin (23/9/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Di usianya yang kian senja, Idris Sanusi (96) masih gigih bekerja berjualan miniatur kapal pinisi demi menyambung hidup.

Asam manis perjalanan berkeliling di jalan raya, turut dirasakan Abah Idris, panggilan akrabnya itu.

Ia pernah ditipu orang dan sering kesasar ke tempat biasa ia berjualan.

Namun, dagangan Abah Idris juga sering laris manis dibeli orang.

Yang terpenting bagi Abah, ia bekerja agar tak menyusahkan keluarga dan orang di sekitarnya.

Di rumah kontrakan berukuran kurang lebih 10 meter persegi, Abah Idris tinggal bersama Mariyah, istrinya (65) dan Jaya, anak keduanya (40).

Di ruangan mungil itu terdapat tempat tidur bertingkat, ruang televisi, dapur dan kamar WC.

Abah Idris juga memanfaatkan rumah kontrakannya itu sebagai bengkel pribadi dalam membuat kerajinan tangannya.

Tangan terampil Abah Idris kala merakit kapal pinisi bambu berawal dari balik kesederhanaan rumahnya itu.

Terlihat banyak potongan-potongan bambu berbentuk layar yang tergeletak di rumahnya itu.

Dengan peralatan sederhana berupa obeng, gergaji dan pisau, satu batang bambu berukuran empat meter disulapnya menjadi kapal pinisi yang megah.

Pernah Ditipu Orang

Berkisar dua sampai tiga kali dalam Seminggu, Abah Idris keluar menjajakan kapal pinisinya berkeliling ke wilayah Cilincing, Jakarta Utara.

Biasanya, ia berjalan sambil membawa satu buah kapal pinisinya ke kawasan pergudangan bernama PT KBN di Jalan Raya Cakung Cilincing.

Menurut Jaya, ayahnya pernah ditipu orang tatkala berkeliling.

Suatu ketika, Abah Idris tengah beristirahat selepas berjualan, seorang pria datang meminta menukarkan uang kepadanya.

"Abah pernah ketipu sama orang enggak dikenal. Orang itu minta menukarkan uang Rp 50 ribu, saat dikasih orang itu pergi tanpa kasih uang ke Abah," cerita Jaya kepada TribunJakarta.com pada Senin (23/9/2019).

Selain itu, Abah Idris juga tak jarang tersasar acapkali berangkat dari rumah menuju kawasan pergudangan.

Teman Jaya terkadang suka mengantarkan Abah Idris untuk berjualan.

"Sama kawan saya biasanya Abah suka dianterin saat tersasar di jalan, "kok ke KBN lewat sini bah?" Ayo saya anterin, bah kata teman saya gitu," terangnya.

Dibeli Kalangan Pegawai dan Orang Korea

Kapal-kapal pinisi milik Abah Idris diminati banyak para karyawan di PT KBN.

Mulai dari petugas keamanan, karyawan, hingga tingkat pimpinan pun terpincut dengan kapal pinisi maupun musala yang kerap dibikinnya.

Bahkan, orang Korea yang bekerja di sana pun membeli kapalnya tanpa menawar.

"Yang beli kapal abah juga dari orang-orang Korea. Ketika dilihat, langsung dibeli tanpa menawar. Mereka bilang buat hiasan di kantor," ujar Idris.

Jaya mengatakan bahwa ayahnya membuat kerajinan itu dengan peralatan sederhana.

Kawat Berduri Hingga Mobil Water Cannon Disiapkan di Depan Gedung DPR RI

Pembangunan Gedung Pelatihan Las Bawah Air PPKKPL Condet Ditarget Rampung Akhir Tahun

Pasalnya, kerajinan serupa yang berada di Sidoarjo atau Solo telah menggunakan alat yang lebih baik dan canggih.

Abah Idris membutuhkan waktu membuat miniatur kapal pinisi maupun musala selama empat hari.

Tak hanya melulu soal kapal pinisi dan musala, ia pun bisa merakit berbagai model bila ada contoh gambarnya.

Idris tak mematok harga kala menjual kapal pinisi maupun musalanya itu.

Namun, banyak orang yang mau membeli dengan harga Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu.

"Biasanya kalau ada rezeki, kebanyakan orang ngasih Rp 300 ribu. Kalau lagi enggak ada, biasanya Rp 150 ribu. Abah mah terus terang enggak masang harga," tutur Abah Idris.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved