Penjual Lesehan Ditemukan Meninggal Sedang Sujud di Atas Jembatan, Luka di Tubuh Perbuatan Pria Ini

Perjalanan Zainal Abidin terganggu, melihat seorang pria duduk tengkurap seperti sujud di atas jembatan dan kondisinya begitu mengenaskan.

Editor: Y Gustaman
Kompas.com/Moh Syafii
Polisi menangkap Budiono (tengah), pembunuh pria jenazahnya ditemukan tergeletak di pinggir alan arteri Surabaya - Madiun, Rabu (2/10/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JOMBANG - Perjalanan Zainal Abidin terganggu, melihat seorang pria duduk tengkurap seperti sujud di atas jembatan dan kondisinya begitu mengenaskan.

Adalah Zainal Abidin (49), warga Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang pertama kali melihat pria itu pada Rabu (2/10/2019).

Saat itu ia sedang berkendara dari arah Stasiun Kereta Api Jombang menuju barat.

Suami Lembek Ibu Kandung Setubuhi Dua Putranya Kadang Bertiga, Terungkap dari Kematian Anak Angkat

Ia memutuskan berhenti di pinggir jalan arteri Surabaya-Madiun, tepatnya di Jalan Basuki Rahmad.

Zainal melihat pemandangan ganjil di atas jembatan ada seorang pria seperti sedang sujud.

"Semula saya tidak mengira kalau itu (mayat) orang," ungkap Zainal saat ditemui di lokasi kejadian seperti dilansir Kompas.com dalam artikel: Mayat dalam Kondisi Sujud Ditemukan di Pinggir Jalan, Diduga Korban Pembunuhan.

Menurut Zainal, kondisi pria itu sudah menjadi mayat.

Tubuh korban yang saat itu belum diketahui identitasnya bersimbah darah keluar dari mulut, hidung dan pergelangan tangan.

Pria tersebut mengenakan kaus berwarna hijau dan bercelana pendek berbahan jins warna abu-abu.

"Waktu saya dekati, ternyata itu orang. Posisinya duduk tengkurap seperti orang sujud," ungkap Zainal.

"Banyak darah keluar dari hidung, mulut sama dari pergelangan tangan," ia menambahkan.

Setelah memastikan yang dia jumpai adalah mayat, Zainal berbalik menuju untuk melapor ke pos polisi di sebelah timur Stasiun Kereta Api Jombang.

Korban Pedagang Lesehan

Hasil penyelidikan, polisi mendapatkan identitas mayat dalam kondisi sujud itu adalah Achmad Dwi Antoko.

Warga Jalan Madura, Kelurahan Jombatan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, ini kelahiran Mojokerto tahun 1998, anak dari pasangan Subagio dan Siti Latifah.

Sujatmiko (35) mengungkapkan sepupunya itu sehari-hari berkerja membantu bibinya berjualan 'lesehan' di Alun-alun Kabupaten Jombang.

"Saya dapat kabar dari WhatsApp," ungkap Sujatmiko di RSUD Jombang, Rabu (2/10/2019).

Ia mengaku kaget dengan kabar yang didapatnya.

"Awalnya tidak percaya karena tadi pagi sempat ketemu dengan Antok. Tapi setelah saya datangi, ternyata benar Antok," imbuh dia.

Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Azi Pratas Guspitu, menjelaskan penyebab kematian Antok akibat luka sayatan dan tusukan senjata tajam di leher.

Korban kehabisan darah lalu meninggal dan ditemukan dalam kondisi sedang sujud di atas jembatan Jalan Basuki Rahmad.

Selain luka sayatan di leher, korban juga menderita luka sayatan pada telapak tangannya.

"Dari hasil autopsi, ada luka sayatan dan tusukan di leher. Ini yang menyebabkan korban kehabisan darah," jelas Azi saat dikonfirmasi Kompas.com.

Polisi masih menyelidiki dan menelusuri pelaku.

Namun, nama terduga pelaku sudah dikantongi polisi.

"Kami sudah mengantongi nama terduga pelaku. Tapi penyelidikan ini masih berlanjut," sambung Azi.

Pelaku Kabur Kayuh Becak

Tak butuh lama bagi polisi untuk menemukan pembunuh Antok.

Dialah Budiono (48), warga Dusun Jatisari, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Sehari-hari Budiono berprofesi sebagai tukang becak yang mangkal di simpang empat RSUD Jombang.

Kapolres Jombang, AKBP Bobby Pa'ludin Tambunan, mengatakan pelaku ditangkap polisi pada Kamis (3/10/2019) pagi.

Polisi menangkap pelaku di wilayah Ploso, Kabupaten Jombang, dalam pelariannya setelah menghabisi nyawa korban.

Setelah membunuh Antok, Budiono sempat kabur ke Kertosono, Kabupaten Nganjuk, kemudian ke Ngoro, Kabupaten Jombang.

Budiono melanjutkan pelariannya ke wilayah Ploso mengendarai becaknya.

"Tadi pagi sekitar pukul 10.00 WIB, tersangka berhasil kami ringkus di wilayah Ploso," kata Bobby di Mapolres Jombang, Kamis (3/10/2019).

Surat Wasiat Pria Bunuh Diri Ungkap Kasus Lama

Sementara itu I Wayan Sutarsa (42) tewas bunuh diri dan jenazahnya ditemukan di Jalan Segara Madu Gang RAtna III/5A Kelan Tuban Kuta Badung.

Kanit Reskrim Polsek Kuta, Iptu I Putu Ika Prabawa mengatakan tidak ada tanda kekerasan dalam tubuh I Wayan Sutarsa.

I Wayan Sutarsa ditemukan dengan kondisi kepala menghadap barat dan kaki di arah timur, menggunakan kalung rudraksa.

Kemudian menggunakan kain kamben putih, dan cokelat lalu dari mulut mengeluarkan darah.

"Untuk mengetahui lebih jelasnya korban meninggal dunia, perlu kiranya dilakukan outopsi terhadap korban," ujarnya seperti dilansir TribunBogor dari TribunBali.

Saksi, Yovita Puspitasari (37), melihat seorang laki-laki di bawah pohon ketapan dalam keadaan kejang-kejang.

Saksi lantas mendekatnya namun hendak dipukul dengan batu.

Yovita yang merasa takut pun menghubungi Bendesa Adat Kelan.

Bendesa langsung melaporkan kepada Bhabinkamtibmas Tuban, dan dilaporkan ke Polsek Kuta.

Sekitar pukul 10.10 WITA, Yovita melihat pegawai Puskesmas Kelurahan Kedonganan datang memberikan bantuan, namun I Wayan Sutarsa sudah meninggal dunia.

Sementara itu saksi kedua I Ketut Suwita (54) sekira pukul 10.00 WITA, menerima telepon dari Bendesa Adat Kelan yang memberitahukan ada orang tergeletak di lokasi kejadian.

Kemudian Ketut Suwita ke lokasi dan memang benar ada beberapa orang di sekitar lokasi kejadian dan dilihat ada orang tergeletak.

Warga di Kelan Tuban Kuta digegerkan penemuan mayat laki-lak di Jalan Segara Madu Gang Ratna III/5A Kelan Tuban Kuta Badung, Sabtu (21/9/2019). Dikonfirmasi tribunbali.com, Kanit Reskrim Polsek Kuta, Iptu I Putu Ika Prabawa membenarkan perihal penemuan mayat tersebut.
Warga di Kelan Tuban Kuta digegerkan penemuan mayat laki-lak di Jalan Segara Madu Gang Ratna III/5A Kelan Tuban Kuta Badung, Sabtu (21/9/2019). Dikonfirmasi tribunbali.com, Kanit Reskrim Polsek Kuta, Iptu I Putu Ika Prabawa membenarkan perihal penemuan mayat tersebut. (dokumentasi polisi)

Dari mulut korban mengeluarkan darah berbuih, saksi juga mendengar suara korban mengorok.

Setelah itu kejang-kejang dan langsung lemas, kemudian saksi cek denyut nadi korban tidak ada gerakan.

Di sisi lain Wayan ditemukan tewas beserta surat wasiat yang diduga ditulis olehnya.

Berikut isi surat wasiat tersebut:

"MEK, DIBAWAH ADA KUBURAN AYU.... TOLONG LAPOR POLISI DAN TOLONG SAMPAIKAN PERMINTAAN MAAF YANG KE ANAK II

MEME JAGA DIRI

INGAT ME....PANGGIL YANG KALO ADA YANG NYAKITIN MEME, MENGHINA MEME.”

Dari hasil penyelidikan polisi, surat wasiat itu rupanya memunculkan sebuah petunjuk baru.

Lewat petunjuk dari surat wasiat itu, polisi menemukan mayat lain atas nama Gusti Nyoman Suarningsih.

Gusti Nyoman Suarningsih diduga tewas dibunuh.

Pelaku diduga I Wayan Sutarsa.

Polisi membongkar gundukan tanah mencurigakan, di Jalan Segara Madu, Gang Ratna 2 No 2, Tuban, Kuta Badung, Minggu (22/9/2019).
Polisi membongkar gundukan tanah mencurigakan, di Jalan Segara Madu, Gang Ratna 2 No 2, Tuban, Kuta Badung, Minggu (22/9/2019). (Dok ist)

Sebelum bunuh diri, I Wayan Sutarsa diduga telah membunuh seorang wanita bernama Gusti Nyoman Suarningsih.

Dugaan itu muncul setelah pihak kepolisian mencari identitas Ayu yang dimaksud dalam surat wasiat I wayan Sutarsa.

Kemudian, didapati nama Gusti Nyoman Suarningsih yang beralamat di Banjar Mambal, Kajanan, Abiansemal, Badung.

Namun, saat dihubungi, ponselnya tidak aktif.

Polisi kemudian menduga bahwa Suarningsih juga meningggal dunia karena dibunuh.

Dugaan tersebut dikuatkan adanya penemuan darah pada mobil Daihatsu Xenia DK 1987 CK.

Diduga, Suarningsih dibunuh pada malam sebelumnya.

"Hasil penelusuruan surat wasiat bahwa ditemukan gundukan tanah baru dan kemudian dilaksanakan penggalian," kata Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu Muh Nurul Yaqin, Minggu (22/9/2019) siang.

"Hasil penggalian sementara bahwa ditemukan diduga jenazah sesuai surat wasiat," ia menambahkan.

Gundukan tanah tersebut terungkap setelah muncul informasi dari saksi bernama I Nyoman Rendi (71).

Saat itu, Rendi mencurigai gundukan tanah di kebun rumahnya di Jalan Segara Madu, Gang Ratna 2 No 2, Tuban, Kuta Badung.

Saat diinjak, ternyata gundukan tanah tersebut gembur.

Ia berasumsi gundukan tanah tersebut ada kaitannya dengan korban bunuh diri Sutarsa yang meninggalkan surat wasiat.

Rendi lantas melapor ke keluarga korban bunuh diri dan pihak kepolisian.

Gundukan tanah tersebut kemudian diperiksa dan ditemukan sesosok mayat perempuan.

Mayat tersebut memiliki identitas Gusti Nyoman Suarningsih.

Hasil identifikasi polisi, pada mayat korban ditemukan luka-luka di tubuh.

Di antaranya luka pada jari tengah kanan, belakang telinga kiri robek, dahi kanan robek, telunjuk kiri robek, dan luka-luka lainnya.

Nurul Yaqin mengatakan, Suarningsih merupakan pacar pelaku.

Keduanya sudah menjalin asmara selama lima tahun terkahir.

"Si Ayu itu pacarnya yang bunuh diri. Surat wasiatnya memberitahukan bahwa di bawahnya ada kuburan Ayu."

"Ia rencananya mau bunuh diri di kuburan tapi ada yang lihat sehingga berjalan dan mencari tempat lain," kata Nurul Yaqin. (Kompas.com/TribunBali)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved