Pembunuh Bayaran Loncat dari Mobil, Ketakutan Targetnya Masih Hidup Tiga Kali Ditusuk
Seorang pembunuh bayaran ketakutan, pengusaha teknologi informasi yang menjadi targetnya tetap hidup meski tiga kali ditusuk.
Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Seorang pembunuh bayaran ketakutan, pengusaha teknologi informasi yang menjadi targetnya tetap hidup meski tiga kali ditusuk.
BK diajak berkomplot oleh BHS alias Bayu (33), temannya yang berprofesi sebagai sopir, untuk membunuh VT (42) bosnya pengusaha IT di Jakarta Utara.
Ia tak sendirian, tapi mengajak rekannya HER. Keduanya berasal dari Surabaya dan teman lama Bayu.
Baik BK dan HER masuk dalam rencana Bayu dan YL (40), yang tak lain istri VT.
Bayu dan YL terlibat perselingkuhan. Keduanya memutuskan merencanakan pembunuhan terhadap VT.
Pelibatan BK dan HER adalah skenario kedua, setelah rencana pertama YL memberikan sianida kepada suaminya gagal total.
Suatu hari di bulan Juni, Bayu lah yang mengusulkan penggunaan sianida untuk menghabisi nyawa suami YL.
Ide jahat itu tiba-tiba saja melintas ketika Bayu mengobrol dengan YL, tak lama melihat tayangan tentang sianida di televisi.
Hubungan Bayu dan YL tak sekadar sopir dan majikan, tapi sepasang sejoli yang sama-sama ingin menyingkirkan VT untuk mengeruk harta kekayaannya.
Benih-benih cinta Bayu dan YL diawali dengan pertemuan keduanya di sebuah event di Surabaya akhir tahun lalu.
YL sebagai salah satu peserta acara di mana Bayu sebagai organizernya.
Adalah YL yang pertama kali mengajak selingkuhannya itu untuk berkomplot membunuh VT.
Tujuannya agar bisa menguasai harta dan leluasa menjalani percintaan tanpa takut ketahuan korban.
Sebenarnya, Bayu tak sepenuhya mencintai YL.
Selama ini ia memanfaatkan YL yang dendam karena VT diduga berselingkuh dengan perempuan lain.
"Motif asmara sebagai bumbu saja, yang lebih kuat adalah dia ingin menguasai harta korban," ucap Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susiato saat mengikuti reka ulang kasus pembunuhan berencana yang melibatkan tersangka YL dan Bayu di Polsek Kelapa Gading, Kamis (10/3/2019).
Dalam reka ulang 18 adegan itu, kedua tersangka dihadirkan termasuk diminta memeragakan bagaimana mereka pertama kali merencanakan membunuh VT dengan dua skenario.
YL Ingin Bunuh Suami Lantaran Sakit Hati
Adegan pertama, YL mencurahkan perasaannya saat tahu suaminya VT berselingkuh.
Bayu yang selama ini menampung keluh kesah selingkuhannya lalu bertanya.
"Bagaimana hubungan kamu dengan suamimu?" tanya Bayu kepada YL yang duduk di sampingnya.
"Kelihatannya baik-baik saja, tapi kenyataannya tidak seperti itu. Di rumah juga sudah tidak harmonis lagi," jawab YL.
Mereka mengobrol di depan sebuah televisi yang sedang menayangkan sebuah kasus pembunuhan.
Spontan, Bayu mengusulkan ide gila kepada YL agar menggunakan sianida untuk membunuh VT.
"Apa mau coba cari racun sianida?" tanya Bayu.
"Dari mana? Emang gampang dapat sianida?" YL kembali bertanya dengan nada datar.
"Saya coba cari," Bayu menimpali kemudian.
"Nanti kalau ketahuan bagaimana?" ucap YL.
"Gampang, itu pikir belakangan," Bayu mencoba meyakinkan YL yang bimbang apa masih serius untuk membunuh suaminya itu.
Akhirnya skenario pertama disepakati YL dan Bayu, yakni membunuh VT menggunakan sianida.
Setelah obrolan itu, di lain kesempatan, Bayu menelepon YL dan meminta uang 3 ribu dollar Singapura atau sekitar Rp 30 juta untuk membeli sianida.
Akhirnya pada 7 Juni 2019, YL mengambil kartu ATM dari tas suaminya dan menyerahkannya ke Bayu berikut nomor sandinya.
Setelah itu Bayu ke Singapura dan mengambil uang di sana melalui mesin ATM. Ia menarik uang sebesar 3000 dollar Singapura.
Menurut Kapolres, penjelasan Bayu hanya untuk mengelabui agar mendapatkan banyak uang dari YL.
"Itu hanya pengakuan saudara BHS kepada YL agar diberikan uang yang lebih untuk membeli barang tersebut," jelas Budhi.
Toh, sianida untuk meracuni VT dibeli Bayu melalui toko online pada 16 Juni 2019 seharga Rp 240 ribu.
Sisa uang 3000 dollar Singapura dipakai Bayu untuk foya-foya.
Sianida yang sudah dibeli ditumbuk kedua pelaku lalu dimasukkan ke dalam botol air minuman dan jamu antimasuk angin.
Agar tak menimbulkan kecurigaan, kedua pelaku memasukkan sianida menggunakan jarum suntik.
Sehingga pada saat diminum, suami YL bisa meninggal seketika.
Tapi, YL tak cukup berani mengeksekusi skenario ini, padahal sianida sudah diracik sedemikian rupa bersama Bayu.
Skenario pertama gagal total.
"Intinya nggak berani pakai yang tadi. Kan kalo pakai sianida tersebut harus beliau yang melakukan."
"Entah di rumah atau di mana, saat bersama korban. Awalnya berani, terus ternyata mundur," ucap Bayu.
Memakai Skenario Aulia Kesuma
Setelah yang pertama gagal, muncul skenario kedua dengan menyewa pembunuh bayaran.
Bayu dan YL terinsipirasi dengan kasus Aulia Kesuma yang viral belum lama ini.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto menjelaskan, keduanya sempat mengikuti kasus Aulia Kesuma.
Saat itu Aulia Kesuma menyewa pembunuh untuk menghabisi suami dan anak tirinya, Pupung dan Dana.
"Jadi yang dia tonton adalah kasus yang ada mobil dibakar di daerah Sukabumi."
"Kemudian TKP-nya ternyata di dalam mobil itu korban sudah dibunuh di Jakarta Selatan," kata Budhi.
Menurut Budhi, Bayu lah tersangka yang paling dominan merencanakan pembunuhan VT.
Tak hanya mengusulkan penggunaan sianida, tapi juga mendatangkan dua pembunuh bayaran.
Untuk menyewa jasa dua pembunuh bayaran, Bayu kembali meminta uang kepada YL, jumlahnya Rp 300 juta.
YL bingung harus mencari uang di mana, lalu memutuskan menggadaikan mobil, emas, serta mencuri uang suaminya untuk memenuhi apa yang diminta Bayu.
Lagi-lagi Bayu mengambil keuntungan dari uang pemberian YL.
Ia hanya membayar dua pembunuh bayaran itu sebesar Rp 100 juta, sisanya Rp 200 juta untuk berfoya-foya dan membeli kamera.
Sehari sebelum rekonstruksi, Bayu menjelaskan dua pembunuh bayaran tak lain teman lamanya yang memang sudah sering berurusan dengan bunuh membunuh.
"Saya tanya satu dua temen saya. Teman lama, enggak akrab tapi teman, karena saya tahu backgroundnya," aku Bayu di Polsek Kelapa Gading, Rabu (9/10/2019).
Setelah menyanggupi permintaan untuk membunuh VT, BK mengajak temannya HER.
"Memang dia buka harga Rp 200 juta. Sudah dikirim separuh untuk DP," ucap Bayu.
Waktu eksekusi VT pun sudah ditentukan Bayu dan YL: 13 September 2019.
Skenario sudah dibuat sedemikian rupa termasuk peran masing-masing.
BK Ketakutan Targetnya Tak Mati
Di hari yang ditentukan, Bayu sempat mengenalkan BK kepada VT sebagai rekan bisnis.
Akhirnya, mereka bertiga naik mobil yang sama yang dikemudikan oleh VT.
Sementara HER diperintahkan untuk membuntuti mobil tersebut dengan sepeda motor.
Saat mobil yang mereka naiki itu melewati North Jakarta Internasional School di Jalan Boulevard Gading Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Bayu meminta izin berhenti karena ingin muntah.
Saat Bayu keluar dari mobil, BK yang duduk di kursi belakang langsung menusuk leher VT tiga kali menggunakan pisau kecil.
Sedangkan HER yang berada di luar mobil berusaha menusuk perut VT.
Namun VT, justru menginjak gas mobilnya menuju rumah sakit terdekat untuk menyelamatkan diri.
"Dia (BK) itu ketakutan, dia loncat ke luar mobil," ujar Budhi.
VT lantas menguasai kemudi dan mengarahkan mobilnya ke rumah sakit terdekat.
Di sana ia segera mendapat perawatan dokter sehingga nyawanya berhasil diselamatkan.
Pihak rumah sakit kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Kelapa Gading.
Bayu akhirnya ditangkap di Bali sedang berfoya-foya menghabiskan uang YL.
Polisi menjerat Bayu dan YL dengan Pasal 340 KUHP juncto Pasal 53 KUHP Tentang Pembunuhan Berencana dengan hukuman maksimal kurungan seumur hidup.
Sementara, BK dan HET masih dalam pemburuan polisi.
Kondisi VT (42) sudah mulai membaik tapi masih mendapatkan penanganan rumah sakit.
"Kondisi terkini korban sudah membaik Alhamdulillah," kata Budhi.
Budhi mengatakan, penyidik pun sudah bisa mendengar keterangan korban dalam kasus ini.
"Sudah mulai bisa memberikan keterangan kepada penyidik," kata Budhi. (TribunJakarta.com/Gerald/Y Gustaman)