Kepala Dinas Bina Marga DKI Soal Kabel Udara Semrawut: Tidak Berbahaya, Tapi Ganggu Estetika

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menilai jaringan utilitas kabel udara tidak berbahaya.

TribunJakarta/Annas Furqon Hakim
Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugroho memotong kabel udara di Jalan Dr Satrio, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2019) 

Kepala Dinas Bina Marga Hari Nugroho hadir pada penertiban ini. Ia juga ikut memotong kabel yang semrawut.

"Dalam rangka penataan trotoar, tentunya ini menjadi momen penting. Setiap penataan trotoar harus disertai penataan jaringan utilitas. Ini komitmen kita dari awal," ujar Hari.

Dalam melakukan pemotongan kabel udara ini, Hari mengatakan pihaknya sudah melakukan beberapa tahapan.

Mulai dari menyampaikan surat pemberitahuan, rapat, penentuan lokasi, hingga eksekusi pemotongan.

"Kabelnya ada fiber optic, kedua ada kabel jaringan PLN. Yg fiber optic sudah kami sampaikan bahwa ini sinergi dengan penataan trotoar. Kabel PLN juga sudah disampaikan ke PLN," jelas Hari.

"Hari ini kami melakukan pemotongan di sisi utara sepanjang 900 meter, sisi selatannya 1.400 meter. Jadi totalnya 2,3 Km," tambah dia.

Hari menuturkan, pihaknya bakal kembali melakukan pemotongan kabel udara di kawasan Salemba, Jakarta Pusat, pekan depan.

"Sebelumnya kami juga sudah melakukan penataan kabel udara di Kemang Raya," kata Hari.

Kabel Semrawut Jadi Penyebab Terjadinya Kebakaran di Pesanggrahan

Kabel semrawut di trotoar Jalan Agung Raya dan Jalan Danau Sunter Barat, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (6/9/2019).
Kabel semrawut di trotoar Jalan Agung Raya dan Jalan Danau Sunter Barat, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (6/9/2019). (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Kabel yang semrawut menjadi penyebab terjadinya kebakaran di Gang Mushola RT 03/RW 01, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2019).

Kepala Seksi Operasi (Kasi Ops) Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan, Sugeng, mengatakan kabel semrawut itu mengakibatkan korsleting listrik.

"Jadi awalnya dari kamar bawah yang punya rumah. Dalam satu steker itu ada banyak kabel. Ada kipas angin, dispenser, dan HP," kata Sugeng saat ditemui di lokasi.

"Jadi kami harapkan warga bisa mengurangi colokan itu, termasuk instalasi juga," tambahnya.

Untuk memadamkam api, Sugeng menjelaskan pihaknya menurunkan 14 unit mobil pemadam kebakaran.

"Ada empat unit bantuan juga dari Jakarta Barat," jelas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved