Kerap Buang Air Sembarangan, Bocah 3 Tahun Tewas Dianiaya Ayah Tiri: Punggung & Perut Korban Diinjak
Penganiayaan itu bermula karena ayah tiri korban, Ery Age Anwar (36) geram kepada AA yang sering buang air tidak pada tempatnya.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM, MALANG - Seorang bocah 3 tahun di Malang harus mengalami nasib tragis.
Gadis cilik bernama Agnes Arnelita (AA) tewas dianiaya oleh ayah tirinya.
AA tewas di rumahnya di Perumahan Tlogowaru Indah D-14, Keluragan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Malang, Jawa Timur.
AA diduga tewas karena dianiaya oleh ayah tirinya.
Peritiwa itu juga dibenarkan oleh Kapolres Malang Kota, AKBP Dony Alexander.
• Dylan Carr Terbaring di Rumah Sakit Pasca Kecelakaan, Stefan William Menangis Lihat Kondisi Sahabat
Penganiayaan itu bermula karena ayah tiri korban, Ery Age Anwar (36) geram kepada AA yang sering buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) tidak pada tempatnya.
Kebiasaan AA yang kerap buang air sembarangan, membuat Ery sering mencubit anak tirinya itu.
Kronologi kejadian
Puncak kekesalannya terjadi pada Rabu, (30/10/2019).
Saat itu pelaku geram kepada korban yang sudah BAB di celana.
Kemudian pelaku membawa korban ke kamar mandi dan mengguyur anak tirinya itu dengan air sampai korban terjatuh.
Korban terjatuh, pelaku kemudian menginjak punggung korban dua kali.
Tak hanya punggung, pelaku juga menginjak perut korban satu kali.
Akibatnya, korban mengalami sesak napas dan kejang-kejang hingga tak sadarkan diri.
• Holly Caesar Ikut Berkecimpung di Dunia Musik, Areng Widodo Pernah Beri 4 Pesan Ini untuk Putranya
Kepada polisi tersangka mengaku spontan dan khilaf melakukan penganiayaan tersebut.
“Tersangka mengaku spontan dan khilaf apa yang telah ia perbuat kepada korban,” kata Dony, dikutip TribunJakarta dari SuryaMalang (1/11/2019).
Saat anak tirinya mengalami sesak napas, tersangka panik.
Kemudian tersangka mengolesi perut korban dengan minyak kayu putih.
Namun usahanya tak berhasil, putri tirinya itu masih terus menggigil.
Melihat putri tirinya masih menggigil, tersangka lalu memanaskan dua kaki kirban di atas kompor gas yang telah menyala.
Dirasa usahanya tidak membuahkan hsil, tersangka membawa korban ke Rumah Sakit Refa Husada.
Namun ketika dibawa ke rumah sakit, AA sudah dinyatakan meninggal
Akhirnya korban dibawa pulang ke rumahnya di Tajinan untuk dimandikan.
• Ikut Indonesian Idol 2019, Holly Caesar Putra Areng Widodo Ternyata Piawai Main Gitar: Ini Aksinya
Pelaku sempat berbohong
Saat memberi keterangan kepada pihak rumah sakit dan polisi, tersangka sempat berbohong.
Tersangka sempat menyebutkan bahwa korban meninggal dunia karena tenggelam di bak mandi.
“Saat kami mengambil keterangan saksi terlapor, yang bersangkutan bilang korban terjatuh di kamar mandi. Namun kami cek kesesuaiannya,” tutur Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi ketika olah TKP, Kamis (31/10/2019).
Berdasarkan pengakuan Ery, kata Komang, AA berpamitan ingin mandi sekitar pukul 14.00 WIB.
Ery mengaku membiarkan Agnes mandi sendiri lantaran ada bayi berusia 1,5 bulan yang harus dijaga.
Padahal, ketika jenazah dimandikan oleh pihak keluarga, ditemukan luka memar di bagian perut dan luka bakar di kaki korban.
Salah satu yang kasat mata adalah luka lebam di bagian punggung serta pelipis kepala.
Dari hasil autopsi juga menyebutkan bahwa korban mengalami pendarahan di bagian usus besar sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
Kejanggalan-kejanggalan itulah yang membuat keluarga korban melaporkan kejadian itu Polsek Tajinan, Kabupaten Malang.
Karena kasusnya terjadi di Kota Malang, kejadian ini ditangani Polres Malang Kota.
“Tersangka berani berbohong karena saat itu tidak ada saksi di rumahnya,” ucapnya.
“Saat kejadian, hanya ada tiga orang di rumah, yaitu tersangka, korban, dan anak tersangka yang berusia 1,5 bulan,” tambahnya.
• Bubah Alfian Berlagak Jadi Dirinya di Pesta Halloween, Melly Goeslaw Murka: Buat Saya Ini Bullying
Keluarga menangkap kejanggalan
Paman Agnes, Rendra Aziz Kurniawan mengatakan bayi malang itu hanya sesekali saja tinggal di Perum Tlogowaru.
Sehari-harinya, Agnes diasuh oleh keluarga ibu korban di Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
“Ini di sini (Perum Tlogowaru) baru tiga hari kok mbak,” ucap Rendra.
Saat dijemput oleh ibu dan ayah tirinya, Agnes dalam keadaan sehat.
Karena itu kata Rendra, keluarga di Tajinan syok saat mendengar Agnes meninggal.
“Yang bikin kami janggal, ada luka memarnya mbak, karena itu kami melapor,” tutup dia.
Di tubuh Agnes ditemukan luka lebam di bagian punggung dan pelipis.
Selain itu, ada juga luka bakar di kakinya.
Polisi simpulkan pembunuhan
Berdasarkan hasil autopsi dan pemeriksaan terhadap Ery, polisi akhirnya menyimpulkan bahwa insiden tersebut adalah pembunuhan.
"Modus pelaku yang awal tidak mengakui dan akhirnya mengakui melakukan kekerasan hingga korban meninggal dunia," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera, Kabid Humas Polda Jatim
Barung mengatakan, pelaku tega melakukan kekerasan tersebut ternyata didasari atas keinginan pelaku menegur korban yang saat itu buang air sembarangan.
"Korban buang air sembarang itu yang membuat pelaku emosi," jelasnya.
Kepada penyidik, lanjut Barung, pelaku mengakui serangkaian kekerasan yang berujung hilangnya nyawa korban.
Barung mengatakan, penyidik dari Satreskrim Polresta Malang masih terus memeriksa pelaku.
"Kami masih periksa pelaku," kata Barung.
(Sumber: TribunJakarta/Surya/SuryaMalang)