Food Story
Menyantap Bakso Kambing Sehabis Hujan Deras di Mampang Prapatan, Maknyus!
Letak rumah makannya berada di pinggir jalan seberang Hotel Amaris Mampang.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Selain bakso, ada juga sumsum tulang kambing yang tak kalah nikmatnya.
Begitu diaduk, kepulan uap dari kuah itu membuai kedua pipi saya.
Sesapan kuah bakso itu, pun terasa membasuh perut yang kosong.
Ketika menggigit daging bakso bercampur urat itu, aroma daging kambing sedikit tercium.
Namun, aroma itu hanya tercium ketika baru pertama kali menggigit.
Selebihnya, saya merasakan layaknya seperti bakso pada umumnya.
Bila ingin menyantap bakso daging kambing biasa, bisa dibeli seharga Rp 17 ribu.
Dari Kudus Ingin Tampil Beda
Pada tahun 2016, Mustafa Umar (45) memutuskan merantau ke Jakarta dari Kudus, Jawa Tengah, demi membangun usaha.
Ia kemudian tinggal bersama kerabat dekatnya, Hanna di Jakarta yang telah memulai usaha Nasi Kebuli terlebih dahulu.
Dari sana, Umar ingin membuat usaha yang berbeda dengan kebanyakan orang.
Berbekal keahliannya membuat bakso sapi sejak di Kudus, Umar pun memutuskan untuk usaha bakso kambing di sebelah Nasi Kebul Ibu Hanna.
"Saya di Kudus waktu itu dagang bakso, tapi enggak laku terus ke Jakarta. Kebetulan kerabat saya usaha nasi kebuli, bahan bakunya kambing dan ayam. Kenapa enggak bikin bakso daging Kambing aja. Mau bikin sesuatu yang baru," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Jumat (1/11/2019).
Banyak orang-orang di sekeliling Umar yang menanggapi bakso kambing buatannya enak.
Sejak saat itu, Umar memutuskan membangun usaha bakso di samping Nasi Kebuli Ibu Hanna.