Beraksi Puluhan Kali, Sindikat Maling Motor Bersenjata Api Spesialis Honda Beat Dibekuk di Tamansari
Polsek Metro Tamansari mengungkap sindikat pencurian kendaraan bermotor spesialis Honda Beat yang beraksi menggunakan senjata api rakitan.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMANSARI - Polsek Metro Tamansari mengungkap sindikat pencurian kendaraan bermotor spesialis Honda Beat yang beraksi menggunakan senjata api rakitan.
Kapolsek Metro Tamansari, AKBP Ruly Indra menuturkan, dari enam tersangka yang diamankan, terdapat satu wanita berinisial DO (24) dan anak di bawah umur berinisial ADI (17).

Sedangkan kepala dari sindikat asal Lampung ini yakni Arifin (22) dan Rizal (25) terpaksa dilumpuhkan di bagian kaki.
Sebab, keduanya berusaha menyerang petugas dengan senjata api saat hendak dibekuk di sebuah hotel di kawasan Tamansari, Jakarta Barat, Senin (4/11/2019) dini hari.
Sementara untuk dua pelaku lain berinisial A (23) dan AGS (20).
"Dan tersangka A ini adalah residivis kasus serupa yang mendapat vonis dua tahun pada 2016 lalu," kata Ruly saat merilis kasus tersebut di Mapolsek Metro Tamansari, Glodok, Jakarta Barat, Senin (4/11/2019).
Ruly mengatakan, sindikat ini terungkap lantaran pada Jumat (1/11/2019) lalu kembali menggasak sepeda motor Honda Beat.
Kali ini, korbannya adalah warga di Jalan Ibrahim Dalam, Tangki, Tamansari.
"Setelah korban melaporkan kasus ini, Unit Reskrim langsung lakukan penyelidikan dan menangkap para pelaku di sebuah hotel di kawasan Tamansari," kata Ruly.
Spesialis Honda Beat

Ruly mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, sindikat ini sudah beraksi puluhan kali di wilayah Jakarta dan Tangerang dengan selalu menyasar Honda Beat.
Alasannya, lantaran motor tersebut peminatnya cukup tinggi tinggi di pasaran.
Lima diantara motor hasil curian sindikat ini pun turut diamankan petugas sebagai barang bukti.
"Apabila berhasil, motor curian ini langsung dijual kepada seseorang yang masih DPO seharga Rp 2-2,5 juta dan uangnya dibagikan untuk kehidupan mereka sehari-hari," kata Ruly.