Musim Hujan, Sadi Berkeliling Jual Jasa Reparasi Payung di Ibu Kota, Berkeliling Sejak 1982
Dalam sehari berkeliling menjual jasa reparasi payung, Sadi bisa meraup sekira Rp 50 sampai Rp 100 ribu
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Sejak tahun 1982, Sadi (60) berkeliling perkampungan seraya menawarkan jasa reparasi payung setiap musim hujan tiba, pekerjaan yang dilakoninya itu sudah hampir jarang di Ibu Kota.
Sengatan terik matahari siang itu tak menyurutkan langkah Sadi untuk menjelajah gang-gang sempit sambil memanggul payung-payung bekas.
Saat berjalan, seorang perempuan meminta Sadi mereparasi payung jualan yang rusak.
Payung dagang berwarna-warni yang cukup lebar itu dikeluarkan dari dalam rumahnya.
Seusai melihat titik kerusakan, tangan Sadi langsung membetulkan payung jualan itu.
Membetulkan payung selebar itu, sebenarnya jarang dilakukan oleh Sadi.
Ia memperkirakan paling tidak hanya sekali dalam satu tahun membetulkan payung jualan.
Selebihnya, Sadi membetulkan payung kecil.
"Biasanya saya membetulkan payung kecil. Payung jualan ini jarang. Paling satu tahun sekali baru rusak," ujarnya sambil membetulkan payung itu di depan rumah pelanggan pada Sabtu (9/11/2019).
Menurut Sadi, payung jualan yang dibetulkannya rusak karena kawat di dalam bagian payung itu rusak.
Sebab, kawat di dalam payung berangsur rusak dan berkarat sehingga harus diganti dengan kawat baru.
Setiap berkeliling, Sadi juga membawa tas berisi perkakas untuk membetulkan payung.
Biasanya, ia berkeliling ke permukiman di sekitar Lenteng Agung, Srengseng Sawah, Depok, Citayam, hingga Bogor.
Jualan Saat Musim Hujan
