Kisah Dania Ibu Rumah Tangga Asal Bogor Pengemudi Ojol, Ngebid di Jakarta Demi Cari Rp 200 Ribu
Demi membantu ekonomi keluarga, Dania Amalia (25) memilih menjadi pengemudi ojek online alias ojol.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Demi membantu ekonomi keluarga, Dania Amalia (25) memilih menjadi pengemudi ojek online alias ojol.
Dania merupakan ibu dua anak yang tinggal di Jalan Nanas Sepuluh RT 6/11, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.
Sebelum tinggal di Bogor, Dania sempat tinggal di kawasan Ujung Aspal, Bekasi, Jawa Barat, setelah menikah.
Tahun lalu setelah ibunya meninggal, Dania sebagai anak pertama dari 3 bersaudara ini memutuskan tinggal di kediaman orangtuanya.
"Namanya orangtua laki-laki dan sudah tua juga kan perlu dijagain. Makanya saya yang ngalah dan tinggal bersama di sana bareng Bapak saya," cerita Dania kepada TribunJakarta.com, Rabu (13/11/2019).
"Anak sama suami saya juga pindah ke sana, kebetulan anak belum pada sekolah juga, yang satu kan masih 3 tahun dan satunya baru 6 bulan," sambung Dania.
Sebelum memutuskan menjadi pengemudi ojol, Dania sempat bekerja sebagai pramuniaga di salah satu toko.
Sayangnya, toko tersebut bangkrut sehingga ia tak lagi bekerja.
Mendapati kondisi keuangan serba pas-pas, Dania memutar otak untuk membantu ekonomi keluarga.
Akhirnya menjadi pengemudi ojol
"Suami saya itu kerjanya pabrik di kawasan Tangerang. Dia juga di sana tidurnya sembarang, kadang di masjid demi hemat pengeluaran."
"Nanti seminggu sekali pulang. Kemudian anak saya masih pada nyusu semua."
"Kalau mengandalkan penghasilan dia yang UMR kasihan juga. Akhirnya bulan April 2017 saya jadi ojol," beber Dania.
Memiliki suami yang masih bekerja, tentunya Dania harus meminta izinnya sebelum bergabung sebagai ojol.
Ya, wanita yang resmi menjadi pengemudi ojol 2 tahun lalu ini awalnya sempat dilarang suami.

Meski kondisi keuangan keluarganya pas-pasan, suami Dania pada awalnya tak mengizinkan karena alasan keselamatan.
"Kalau saya enggak kerja, sulitlah apalagi anak masih pada nyusu. Pas di larang sama suami, saya bilang kalau ini kerjaan yang paling tepat."
"Ketika anak saya sakit saya bisa pulang karena waktunya fleksible. Pas digituin dia paham dan engga nyuruh saya kerja di mal lagi," ungkapnya.
Hingga saat ini Dania tak melupakan perannya sebagai ibu.
Jika anaknya sedang sakit, Dania mengatakan enggan bekerja dan lebih memilih untuk tetap bersama buah hatinya.
"Ya alhamdulillah suami saya sekarang enggak pernah gimana-gimana."
"Tiap kali anak sakit, saya enggak pernah jalan. Jadi anak lebih dulu lah," ucapnya.
Pilih ngebid di Jakarta
Sejak resmi menjadi ojol dan dapat izin dari suaminya, Dania mulai mengatur waktunya untuk bekerja.
Memiliki dua orang anak yang masih kecil, membuat dia harus menyewa jasa pengasuh.
Dengan bayaran Rp 1 juta perbulan, dua orang anaknya dititipkan di rumah pengasuhnya sejak pagi hingga Dania kembali ke rumah.
"Kalau saya ngebid, anak-anak sama pengasuhnya. Saya bayar orang."
"Tiap seminggu sekali saya bayar Rp 250 ribu. Tapi pas saya pulang mereka sama saya," jelasnya.
Setiap pagi, Dania selalu bangun pukul 03.00 WIB untuk mengerjakan pekerjaan rumah terlebih dahulu.
Tak lupa ia memasak untuk bekal sang anak ketika berada di rumah pengasuhnya.
Setelah memastikan semuanya selesai, Dania segera bergegas membawa 2 buah hatinya.
"Untuk waktu nitipnya enggak pernah nentu. Sedapatnya orderan masuk aja pasti saya langsung jalan."
"Alhamdulillah si mbaknya juga ngertiin kondisi saya," katanya.
Dania selalu mengambil orderan ke kawasan Jakarta.
Bahkan dirinya lebih suka jika dirinya ngebid di kawasan Jakarta Pusat.
"Sekarang kalau saya ambil jarak dekat aja enggak banyak orderan yang masuk."
"Sementara saya kan bayar pengasuh dan mau simpan uang buat tambahan."
"Makanya setelah dapat orderan, saya pasti narik di Jakarta, seringnya di Tanah Abang. Soalnya di sana ramai terus," ungkapnya.
Alasan ramai itulah yang membuat Dania lebih sering ngebid dikawasan Jakarta Pusat.
Kendati demikian, ia tak menolak orderan yang masuk jika harus menuju kawasan lainnya seperti Tangerang.
"Niat saya bantu suami. Saya juga enggak suka nongkrong gitu. Jadi asal ada orderan masuk pasti saya ambil."
"Alhamdulillah rezekinya ada aja," katanya.
Untuk satu hari ngebid, Dania mengatakan selalu mematok pemasukannya minimal Rp 200 ribu.
"Saya dari awal berkomitmen minimal pemasukan Rp 200 ribu, jadi saya pasti dapat lebih dari segitu mulai ngebid dari pagi hingga sore hari."
"Makanya saya betah kerja begini. Pertama pemasukannya dapat dan yang kedua saya jadi tahu jalanan di Ibu Kota," tandasnya.