Mampu Kuliahkan 2 Anaknya, Penjual Bubur Sumsum Curhat Dagangannya Pernah Diborong Hidayat Nur Wahid

Penjual bubur sumsum bernama Purwanti (44) mampu mengkuliahkan kedua anaknya.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Muji Lestari
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Sosok Purwanti (44) penjual bubur sumsum di tepi Jalan Rasamala Raya depan TK Yasporbi pada Kamis (14/11/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Penjual bubur sumsum bernama Purwanti (44) mampu mengkuliahkan kedua anaknya.

Anak pertama Purwanti berkuliah di Bina Sarana Informatika (BSI) Jurusan Administrasi Perkantoran sedangkan anak keduanya laki-laki menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro jurusan Ilmu Perpustakaan.

"Anak pertama sebentar lagi wisuda yang kedua di Undip masih semester lima. Anak ketiga saya yang paling bungsu masih SMA kelas satu," ucap Purwanti kepada TribunJakarta.com, pada Kamis (14/11/2019).

TONTON JUGA

Bubur sumsum buatan Purwanti rupanya digemari oleh semua kalangan.

Pembeli dari pengendara mobil tak kalah banyak dari pesepeda motor ataupun pejalan kaki.

Sebut saja, sopir taksi hingga pengendara mobil mewah melipir demi membeli buburnya.

"Saya berjualan sangat bersyukur banget. Dalam artian, saya pedagang kecil loh dan bubur saya terkena debu kala di jalan tapi pelanggan yang bermobil-mobil itu enggak memandang dagangan saya," ujarnya kepada TribunJakarta.com di Jalan Raya Rasamala, Menteng Dalam, Jakarta Selatan pada Kamis (14/11/2019).

Perempuan asal Klaten, Jawa Tengah tersebut bahkan mengatakan dagangannya pernah dibeli oleh Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid dan istri.

Harvey Moeis Punya Jet Pribadi, Sandra Dewi Akui Malah Mikir-Mikir Saat Beli Bedak Rp 600 Ribu

TONTON JUGA

"Beli (bubur sumsum) sambil foto-foto di sini. Dia dan istrinya turun," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Kamis (14/11/2019).

Politisi PKS tersebut pun memborong dagangannya sebanyak 200 gelas bubur sumsum.

Ada juga pembeli yang secara sukarela membuatkan kertas laminating bertuliskan harga bubur per porsi.

Pembeli itu pun mengirimkan kertas laminating itu kepada Purwanti.

Sosok Purwanti (44) penjual bubur sumsum di tepi Jalan Rasamala Raya depan TK Yasporbi pada Kamis (14/11/2019).
Sosok Purwanti (44) penjual bubur sumsum di tepi Jalan Rasamala Raya depan TK Yasporbi pada Kamis (14/11/2019). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Bom Bunuh Diri di Polres Medan Sebabkan 6 Orang Luka, Mantan Teroris Soroti Pelaku: Jelas Amatiran

"Pembeli ada yang baru resign dari perusahaan ingin berbuat baik ke saya. Dia membuatkan kertas laminating bertuliskan harga bubur. Kertas itu dia kirim dari Cibinong. Dia doain mudah-mudahan dagangan saya laris," tambahnya.

Kedua kertas pemberian pembeli itu ditempel Purwanti di bagian belakang gerobaknya.

Purwanti tak terlalu berminat berlama-lama bermain ponsel pintarnya.

Sebab, ia mengaku gagap teknologi alias gaptek.

Melaney Ricardo Tanya Alasannya Enggan Foto di Jet Pribadi, Sandra Dewi Merendah Singgung Karakter

Untuk mengisi waktu senggangnya, Purwanti menghafalkan ayat suci Al-Quran.

Suatu ketika, seorang ibu beberapa kali datang membeli dagangannya.

Tak hanya membeli, ibu itu juga mengetes kemampuan Purwanti dalam menghafal ayat suci.

"Dia bilang, yang suka buburnya itu cucunya. Kalau ibu datang hanya untuk mengetes bacaan ayat suci yang sudah saya hafalkan. Jadi setiap saya mau ngasih bubur ke mobil, saya dites dulu. Setoran (hafalannya) dulu ayo."

Berjualan Sejak 23 Tahun Lalu

Sebelum menjual bubur sumsum, Purwanti telah mencoba berjualan sayur, jamu hingga sate.

Berjualan bubur sumsum menjadi mata pencaharian terlamanya.

Terhitung, ia sudah 23 tahun berjualan bubur sumsum.

bubur sumsum yang dijual Purwanti di tepi Jalan Rasamala Raya depan TK Yasporbi pada Kamis (14/11/2019).
bubur sumsum yang dijual Purwanti di tepi Jalan Rasamala Raya depan TK Yasporbi pada Kamis (14/11/2019). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Atta Halilintar Dilaporkan Atas Kasus Dugaan Penistaan Agama, Curhat di Medsos: Kuatkan Aku

"Dari anak pertama saya berusia tiga bulan sampai saya udah punya tiga anak, saya udah jualan bubur sumsum," terangnya.

Awalnya, ia menggendong dagangannya berkeliling permukiman di Menteng Dalam.

Namun, Purwanti mengganti menjadi gerobak agar mudah dibawanya berkeliling.

Tanpa Pemanis Buatan

Alasan kenapa banyak pembeli datang silih berganti setiap hari karena bubur sumsum Purwanti dibuat tanpa pemanis buatan.

Semua komposisi membuat bubur sumsumnya tak ada campuran kimia.

"Banyak orang bermobil ke sini, karena tahu rasa. Saya enggak pakai biang dan tanpa pemanis buatan. Gulanya asli," ujarnya.

Purwanti menjual bubur sumsum yang telah dikombinasikan dengan bubur ketan hitam, bubur mutiara, bubur kacang hijau dan biji salak.

Bocah 13 Tahun Berhentikan Pengendara Motor Lawan Arus, Terungkap Dapat Seragam Polisi dari Kampung

Namun, bila pembeli menginginkan bubur tanpa kombinasi, Purwanti akan mengambil bubur dari panci yang sudah disiapkan di sekitar sepedanya.

Dalam sehari berjualan, Purwanti meraup sekitar Rp 100 ribu.

Tak jarang pembeli memberikan lebih dari harga bubur yang dihargai Rp 7 ribu per gelas itu. ( Satrio Sarwo Trengginas/ Rr Dewi Kartika H)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved