Bocah 14 Tahun Alami Pengeriputan Otak
Ibunda Jalu di Pasar Minggu Ungkap Gejala Sebelum Anaknya Mengidap Pengeriputan Otak Hingga Lumpuh
Panggah Jalu Pawane (14) menunjukkan gejala-gejala yang tidak biasa sebelum mengidap penyakit pengeriputan anak.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Panggah Jalu Pawane (14) menunjukkan gejala-gejala yang tidak biasa sebelum mengidap penyakit pengeriputan otak.
Penyakit itu lah yang membuatnya lumpuh tak berdaya dan hanya terbaring lemas di kasur.
Ibunda Panggah, Puji Utami (48), mengatakan kondisi anaknya mulai menurun sejak dinyatakan tidak naik ke kelas 6 Sekolah Dasar (SD).
"Habis nggak naik kelas itu anak saya jadi pendiam," kata Puji saat ditemui di rumahnya di kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (25/11/2019).
"Mungkin dia malu atau bagaimana, saya nggak tahu persis," sambungnya.
• Jika Persija Jakarta Kehilangan Marko Simic Maka Separuh Kekuatan Macan Kemayoran Bakal Hilang
Puji melanjutkan, Panggah kian murung setelah mengetahui ibundanya menikah lagi dengan seorang pria.
Ayah kandungnya sudah meninggal dunia sejak Panggah masih berusia delapan bulan.
"Dia lihat saya dipukul sama ayah tirinya. Mungkin mentalnya terganggu setelah itu," tuturnya.
Tubuh Panggah tampak sangat kurus dan kaku. Terlihat selang kecil memasuki lubang hidungnya.
Ia sudah tidak bisa lagi menggerakkan anggota tubuhnya.
• BREAKING NEWS: Bocah 14 Tahun di Jakarta Selatan Alami Pengeriputan Otak, Lumpuh dan Tak Bisa Bicara
Di samping itu, Panggah juga tidak mampu lagi untuk berbicara.
Interaksi yang bisa dilakukan Panggah hanya membuka mata dan mulutnya, serta mengeluarkan suara seperti longlongan.
Puji mengatakan bahwa sang anak terkena penyakit pengeriputan otak.
Alhasil, Panggah kehilangan seluruh fungsi motoriknya. Dengan kata lain, lumpuh.
Menurut Puji, penyakit itu diderita Panggah sejak hampir setahun lalu, tepatnya 1 Desember 2018. (*)