Kontroversi Anggaran DKI

Cekcok Saat Rapat Anggaran, Politisi PSI Bantah Tudingan Kader PDIP

Pembahasan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 DKI Jakarta kembali menuai polemik

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Ilustrasi Suasana rapat DPRD DKI 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pembahasan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 DKI Jakarta kembali menuai polemik.

Kali ini, polemik muncul setelah anggota Fraksi PSI Anthony Winza Prabowo membeberkan kejanggalan anggaran fantastis pengadaan seperangkat komputer senilai Rp 128,9 miliar.

Politisi 29 tahun ini sendiri membeberkan anggaran fantastis itu dalam rapat Komisi C DPRD DKI bersama Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) pada Kamis (6/12/2019) siang.

Kemudian, pada rapat lanjutan di hari yang sama, anggota Fraksi PDIP di Komisi C Cinta Mega melayangkan protes kepada Anthony.

Bahkan, politisi senior ini menuding Anthony sengaja menyebar materi rapat ke publik.

Adu argumen antara keduanya pun tak terelakan lagi. Ketua Komisi C Habib Muhamad bin Salim Alatas pun terpaksa menskors rapat tersebut sampai keesokan hari.

Menanggapi hal tersebut, Anthony mengaku tidak diterima dituduh oleh seniornya menyebarkan materi rapat.

Menurutnya, rapat anggaran digelar terbuka untuk umum dan dirinya membeberkan kejanggalan itu dalam rapat tersebut.

"Saya kaget dituding kalau menyebarkan (materi rapat) kepada wartawan. Padahal rapat tidak dinyatakan tertutup, berarti terbuka dan statment itu saya utarakan dalam rapat," ucapnya, Jumat (6/12/2019).

Kapolri Jenderal Idham Azis Tunjuk Irjen Listyo Sigit Prabowo Sebagai Kabareskrim

Hal ini pun membuat Anthony kebingungan. Pasalnya, rekannya sesama anggota dewan dari Fraksi PSI William Aditya Sarana juga sempat dikritik lantaran membeberkan anggaran janggal pengadaan lem aibon ke publik.

Kala itu, senior-seniornya di DPRD DKI meminta William untuk membeberakan kejanggalan itu dalam rapar anggaran.

"Ketika di buka dalam rapat diprotes, buka di luar juga diprotes. Saya jadi bingung, harus buka di mana lagi?," ujarnya di Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

"Saya benar-benar (beberkan) di rapat dsn saya enggak pernah share rilis apapun ke media," tambahnya menjelaskan.

Meski demikian, ia mengaku tak kapok dan akan tetap berusaha terua kritis dalam membahas setiap mata anggaran.

"Kalau saya benar-benar nyebarin toh emang salahnya apa? Masa enggak boleh, kan rapat terbuka," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved